82. KEBAKARAN

0 0 0
                                    

Gaby sudah mendapat penanganan medis di ruang IGD.

Dokter mengatakan kalau Gaby mengalami luka cukup parah di area dada, perut dan kepala, akibat dipukul menggunakan benda tumpul. Untungnya, luka di dada tidak mengenai jantung, itulah sebabnya, kemungkinan nyawa Gaby bisa tertolong setidaknya masih ada meski hanya sebagian kecil.

Selain luka-luka yang parah, Gaby juga kehabisan banyak d4r4h. Untungnya, ada seorang pendonor yang datang tepat waktu untuk menolong nyawa Gaby saat stok d4r4h di rumah sakit tidak mencukupi.

Gibran baru saja selesai memberikan keterangan terkait mengenai kronologi kejadian malam tadi yang terjadi di kediamannya pada polisi, setelah lelaki itu menerima sejumlah kiriman video rekaman CCTV di ponselnya yang memperlihatkan kegil4an Mirella.

Video-video itu dikirim oleh nomor tak dikenal yang ketika dilacak sudah tidak aktif.

Polisi mengambil tindakan cepat dengan memeriksa seluruh sudut kediaman Gibran dan menemukan begitu banyak kamera super mini CCTV yang terpasang di dalam rumah atau pun di luar rumah.

Saat polisi menanyakan pada Gibran terkait kamera-kamera CCTV itu, Gibran menjawab bahwa dirinya sama sekali tidak tahu menahu soal itu dan bukan dia yang memasang semua kamera-kamera itu.

Lalu pertanyaan polisi beralih pada sosok lelaki bernama Abdul.

"Kami ingin meminta kesaksian dari saudara Abdul, di mana kami bisa menemuinya?" Tanya salah seorang anggota kepolisian yang memang sudah menangani kasus Mirella sejak awal.

Saat itu, Gibran tidak bisa menjawab.

Sebab, sejak dirinya sampai di rumah sakit setelah mengurus segala kekacauan di kediamannya, Gibran tak menemukan keberadaan Abdul di sana. Padahal jelas-jelas, Abdul-lah yang mengantar Gaby ke rumah sakit menggunakan kendaraan pribadi milik Gaby.

Saat diperiksa, kendaraan itu masih terparkir di halaman samping dekat ruangan IGD dengan kunci mobil yang tergantung rapi di sana.

Bahkan saat polisi menanyakan tentang sosok Abdul dengan memperlihatkan wajah lelaki itu, semua orang di rumah sakit itu tidak ada yang mengenalinya.

"Bukan, bukan lelaki ini yang mengantar Nona Gaby ke rumah sakit," itulah pengakuan sang suster dan petugas rumah sakit lain saat itu.

Polisi sudah memeriksa kendaraan Gaby dan mencari sidik jari Abdul, tapi tak juga menemukan apapun.

"Lelaki yang mengantar Nona Gaby tadi memang memakai celana pendek dan kaus tipis yang sudah berlumuran d4r4h, tapi wajahnya berbeda dengan wajah lelaki di foto itu. Lelaki itu juga sempat mendonorkan d4r4hnya untuk Nona Gaby sebelum dia pergi, saat kami meminta data-data pribadinya, lelaki itu mengatakan bahwa namanya Theo," itulah salah satu kesaksian suster IGD yang sempat melayani pendonoran d4r4h untuk Gaby.

Gibran terduduk di depan ruangan IGD, masih menunggu operasi berlangsung.

Pikiran lelaki itu penuh dengan masalah bertubi-tubi yang terjadi malam ini.

Masalah yang nyaris membuat kepalanya mau pecah.

Kenyataan bahwa sesungguhnya Mirella tak seperti yang dia kira membuat Gibran benar-benar syok.

Seketika itu pikiran Gibran kembali berputar pada semua kata-kata kasar, sikap dingin dan segala perilaku menyakitkan yang pernah dia lakukan pada Gaby.

Gibran tak hanya menyakiti hati wanita itu, tapi karena kebodohannya selama ini, bahkan nyawa Gaby sekarang menjadi taruhannya.

Pihak kepolisian mengatakan bahwa kini Mirella sudah diamankan dan proses hukum bagi Mirella akan langsung ditindaklanjuti.

Gibran masih duduk tepekur di sana.

Di depan ruangan IGD menunggu operasi Gaby berlangsung.

Dinding-dinding rumah sakit yang dingin dengan lorong-lorongnya yang sunyi, seolah menjadi saksi tentang penyesalan seorang Gibran Adhitama Sastro Sudiro. Dan lelehan air mata yang menetes satu persatu dari kelopak matanya menunjukkan betapa Gibran sangat mengkhawatirkan keadaan Gaby.

Tuhan, selamatkan Gaby...

Ambil saja nyawaku...

Gumam lelaki itu membatin.

Dia menangis sendirian di sana.

Masih menunggu hasil operasi.

Dan berharap adanya keajaiban.

*****

Malam itu usai memastikan keadaan Gaby sudah ditangani serius oleh tim medis, Theo memutuskan untuk pergi setelah dirinya berhasil menghapus segala jejak dan bukti yang bisa membuat polisi menemukannya.

Theo kembali menemui Freddy dan mengatakan bahwa dirinya akan menyelesaikan semua masalah malam ini.

Bayang-bayang kondisi Gaby yang mengenaskan dalam pelukannya membuat Theo tak ingin lagi menunda untuk menuntaskan apa yang seharusnya dia tuntaskan sejak dulu.

Masalah Mirella kini sudah dia anggap selesai, maka kini dirinya hanya tinggal mengurus masalah Reno.

Theo sangat menyayangi Gaby dan dia tak ingin mengambil resiko jika masih harus membiarkan lelaki gil4 itu berkeliaran bebas di luar sana.

*****

Operasi berjalan lancar.

Namun kondisi Gaby dinyatakan koma akibat pukulan berat yang melukai kepalanya.

Kini, Gaby sudah dipindah ke ruangan ICU.

Beberapa keluarga bergantian menengok ke dalam ruangan menggunakan pakaian steril yang disediakan pihak rumah sakit.

Hardin yang selama perjalanan menuju Jakarta tadi terus memendam amarahnya terhadap Gibran, terlihat urung mendamprat Gibran saat dilihatnya kondisi Gibran yang sepertinya mengalami syok berat atas kejadian ini.

Anak lelakinya itu terus saja terdiam bahkan saat ada beberapa anggota keluarga yang mengajaknya bicara.

Seharian ini Gibran tidak makan dan minum, dia terus stand by di depan ruangan ICU, menjaga Gaby. Hal itu jelas membuat seluruh anggota keluarga mengkhawatirkan keadaan Gibran.

"Kak, makan dulu. Bukannya Kakak harus minum obat?" Suara Dinzia terdengar oleh telinga Gibran.

Lelaki itu menoleh dan mendapati sang adik berdiri di belakangnya di dalam ruangan ICU dengan berurai air mata.

"Kalau Kakak mau Kak Gaby sembuh, Kakak harus kuat. Zia nggak mau Kakak sakit," Isak Dinzia seraya berjalan pelan menghampiri sang Kakak.

Gibran tersenyum tipis, sangat tipis. Bibir pucatnya bergetar menahan tangis.

"Kakak makan, ya? Kak Luna udah belikan makanan untuk Kakak di luar," kata Dinzia lagi.

Hingga akhirnya, Gibran pun mengangguk.

Saat itu, Gibran sedang menyantap makanannya bersama Dinzia di depan ruangan ICU, ketika pihak kepolisian datang dan memberitahukan bahwa telah terjadi kebakaran hebat di kediaman Reno yang mengakibatkan dua orang lelaki di mana salah satunya diduga sebagai Reno tewas dalam kejadian dengan kondisi tubuh yang sudah hangus terbakar.

"Selain mayat Pak Reno, kami juga menemukan mayat lelaki lain di kediaman Pak Reno, Pak Gibran," lapor sang polisi.

"Dan besar dugaan kami, bahwa mayat lelaki itu adalah mayat lelaki bernama Theo yang kemarin mengantar Nona Gaby ke rumah sakit ini."

Apalagi ini?

Gumam Gibran dalam hati.

Kenapa masalah ini jadi merembet hingga menimbulkan begitu banyak korban jiwa yang tidak bersalah?

Gibran benar-benar tidak habis pikir.

*****

BAB-BAB MENEGANGKAN MASIH BERLANGSUNG YA GUYS...

YANG PENASARAN SAMA KELANJUTANNYA, KUY DI KOMEN DULU YANG BANYAK YA ❤️😍🙏

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang