63. PREDATOR YANG SESUNGGUHNYA

2 0 0
                                    

"Kan tadi aku bilang, aku bosan," jawab Mirella santai.

"Kalau Gibran tahu, dia pasti akan marah," ucap Reno lagi.

Mirella tersenyum miring. "Gibran tidak akan tahu jika kamu merahasiakannya," bisik Mirella saat itu.

Tangan Reno yang saat itu bertumpu di atas kasur menyangga tubuhnya dari belakang terlihat meraba-raba sebuah benda yang tergeletak di sana.

Reno tersenyum kecut. "Kamu itu wanita yang pintar. Aku salut padamu," pujinya ketika Mirella memulai kembali aksinya.

Lelaki itu semakin dibuat gila oleh Mirella.

Mendadak kepala Reno pusing akibat menahan nafsvnya yang kian bergejolak.

Tatapannya berkabut g4ir4h.

"Boleh aku bertanya sesuatu Mimi?" tanya Reno berusaha mengalihkan perhatian Mirella. Reno sadar dirinya masih membutuhkan Mirella, itulah sebabnya dia harus hati-hati dalam berbicara.

"Tanya saja," jawab Mirella yang kini menjadikan leher Reno sasaran.

Tubuh Reno sesekali menggelinj4ng geli.

"Seberapa pentingnya Gibran untukmu?" tanya Reno.

Mirella menghentikan kegiatannya. Dia kembali menatap Reno.

"Gibran itu hidupku," jawab Mirella cepat.

"Lalu, kenapa kamu mengkhianati kepercayaannya?" pancing Reno lagi.

Seketika wajah datar Mirella berubah sendu. Mirella terlihat kebingungan. Dia bangkit dengan cepat dari atas tubuh Reno dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

Reno memperhatikan perubahan ekspresi Mirella yang cukup signifikan. Keningnya berkerut keheranan.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Reno ketika dilihatnya Mirella menangis di sisinya.

"Ma-af..." gumam Mirella dengan kepala yang menunduk dalam.

Reno benar-benar kebingungan. Kenapa sikap Mirella bisa berubah-ubah seperti ini?

Reno membenahi pakaiannya, terutama celana jeansnya yang sudah dibuat melorot oleh Mirella tadi.

"Sudah jangan menangis," kata Reno berusaha menenangkan.

"Tolong jangan beritahu Gibran soal ini, aku mohon..." tangis Mirella semakin menjadi. Wajahnya terlihat ketakutan.

"Iya, aku tidak akan bilang apa-apa pada Gibran," jawab Reno.

Keduanya terdiam beberapa saat.

Mirella yang larut dalam tangisnya, sementara Reno yang tak habis pikir dengan apa yang baru saja dia ketahui tentang diri Mirella yang sebenarnya.

Apa yang dilakukan Mirella tadi, bukan lagi sindrom PTSD.

Mirella jelas memiliki kepribadian ganda. Dia ini psik0p4t!

"Ren," panggil Mirella tiba-tiba, saat tanpa sengaja tatapan Mirella menangkap wajah seorang lelaki paruh baya yang terpampang dalam sebuah frame foto di atas nakas.

Tangan Mirella terulur mengambil frame foto itu.

Reno menoleh menatap Mirella di sampingnya.

"Ini foto siapa?" tanya Mirella pada Reno.

"Itu foto almarhum Ayahku," jawab Reno datar.

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang