83. TAK ADA KABAR

0 0 0
                                    

Belum tahu penyebab pastinya, kebakaran yang terjadi sebelum waktu subuh di kediaman Reno, memang terbilang cukup besar.

Dari kesaksian warga sekitar, ada yang sempat mendengar suara letusan senjata beberapa kali dari dalam rumah, disusul dengan suara ledakan yang sangat besar yang diduga berasal dari gas elpigi yang meledak.

Kondisi yang sepi dan keadaan pagar rumah yang tinggi, membuat tak banyak yang mengetahui kejadian kebakaran itu, sebab sejak dulu kediaman Reno memang jarang dijaga oleh security. Akhir-akhir ini, saat Reno tinggal bersama Mirella, lelaki itu memang sempat memperkerjakan dua orang security untuk menjaga kediamannya, namun semenjak Mirella menikah dengan Gibran, Reno kembali memilih untuk tinggal secara mandiri bahkan tanpa seorang pembantu.

Lelaki itu memang dikenal rajin dan sangat ramah oleh warga sekitar. Meski tak memiliki pembantu, tapi keadaan sekeliling rumahnya selalu terlihat asri dan tertata rapi dengan beberapa pepohonan hias yang memenuhi halaman depan.

Belum lagi keadaan ruangan di dalam kediaman Reno yang memang selalu bersih dan wangi. Hal itu menandakan bahwa si empunya rumah memang orang yang sangat apik dan tak menyukai hal-hal kotor.

Di tengah kesibukannya sebagai seorang Jaksa profesional, Reno selalu menyempatkan diri untuk mengurus rumahnya sendiri dan bersosialisasi akrab dengan tetangga dan warga di sekitar kediamannya.

Itulah sebabnya, banyak yang menyayangkan kejadian tragis ini bisa menimpa lelaki baik macam Reno.

Kondisi mayat yang sudah hangus secara total menyulitkan pihak kepolisian untuk melanjutkan penyidikan, hingga akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa dua mayat tersebut adalah mayat Reno sang Jaksa, si pemilik rumah dan mayat lelaki lain yang diduga adalah Theo setelah polisi menemukan bukti berupa ponsel yang masih utuh, tergeletak di sekitar halaman rumah. Sepertinya ponsel ini memang sengaja dilempar keluar dari dalam rumah untuk meninggalkan bukti mengenai apa yang telah terjadi di dalam rumah itu sebelum akhirnya rumah itu terbakar.

Dari barang bukti tersebut, akhirnya polisi pun mengetahui satu hal mengenai jati diri Reno yang sebenarnya, bahwa Reno adalah seorang Gay dan dia sudah melakukan tindakan pembvnvhan terhadap beberapa orang lelaki yang selama ini masih dinyatakan hilang oleh pihak kepolisian.

Dua Minggu berlalu, kasus itu pun ditutup.

Polisi kembali fokus memburu Freddy.

Hingga akhirnya tanpa pernah ada yang menduga, setelah melarikan diri selama hampir tiga minggu, hari ini publik digegerkan dengan penyerahan diri Freddy ke kantor polisi.

Kehebohan itu tidak berhenti sampai di situ, karena setelahnya, Freddy bersama pihak pengacaranya mengadakan jumpa pers dengan para wartawan untuk mengakui bahwa dirinya telah melakoni berbagai bisnis hitam yang kini sudah berada dalam penanganan pihak kepolisian. Selain itu, Freddy pun membenarkan tindakannya yang diduga terlibat dalam beberapa kasus pel€ceh4n. Freddy telah meminta maaf kepada para korban. Namun yang terakhir, Freddy menampik akan tuduhan yang dilayangkan pihak kepolisian atas kasus pembvnvhan seorang engineering bernama Yogi Finanda yang terjadi di apartemen mewah miliknya.

Bersama tim khusus pengacaranya, Freddy menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di hadapan para wartawan dengan membawa nama Mirella sebagai tersangka atas kasus kematian Yogi.

Dan pengakuan itu pun menuai pro dan kontra di khalayak umum. Hingga akhirnya berita kesimpang siuran itu pun diluruskan oleh pihak kepolisian yang menangani kasus pembvnvhan Yogi.

Satreskrim Polres Jakarta Barat juga menyatakan bahwa pelaku pembunuhan atas kasus Yogi dalam keadaan sehat dan tidak mengalami gangguan jiwa. Pasalnya, dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan tanda-tanda yang menyebabkan pelaku mengalami gangguan jiwa.

"Polisi sudah mengantongi bukti terkait mengenai kasus pembvnvhan yang menimpa Yogi Finanda dan memang bukan Freddy pelaku atas tindakan pembvnvhan itu, melainkan Mirella. Tersangka sudah mengakuinya di hadapan polisi dan kini sedang menjalani proses hukum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Kasus Freddy dan Mirella kami tutup dan kedua tersangka sudah dijerat oleh hukuman setimpal atas perbuatannya. Terima kasih atas kerja sama para wartawan sekalian yang sudah bersedia membantu berjalannya proses penyidikan, sekian dari kami dan selamat siang."

Berita yang tersiar di media itu menjadi alasan untuk seluruh keluarga Gibran maupun keluarga Gaby mampu menghela napas lega.

Satu persatu semua masalah berhasil teratasi dengan baik termasuk dengan kemajuan signifikan yang ditunjukan Gaby beberapa hari ini sejak Gaby tersadar dari koma.

Meski belum mampu melakukan apapun, Gaby sudah mulai bisa tersenyum.

Kehadiran keluarga yang selalu mendampingi dan menghiburnya membuat keadaan Gaby berangsur membaik dengan cepat.

Hari-hari berlalu.

Pihak keluarga silih berganti menjenguk Gaby ke rumah sakit.

Hari ini Gaby sudah dipindah ke ruang perawatan saat selang bantuan makanannya dicopot karena Gaby sudah diperbolehkan memakan makanannya sendiri.

Luka dibeberapa bagian tubuhnya memang belum sepenuhnya mengering, namun kini Gaby sudah bisa memposisikan diri untuk duduk dan berbaring meski masih harus memerlukan bantuan.

Sejauh ini orang yang tak pernah meninggalkan Gaby di rumah sakit adalah Gibran.

Lelaki itu bahkan menyerahkan seluruh pekerjaan kantor pada Edward dan mengatakan akan mengambil cuti untuk waktu yang sangat lama sampai keadaan Gaby benar-benar pulih total.

Untungnya masalah kantor sudah berhasil teratasi, setidaknya Edward tidak akan terlalu kesusahan mengurus semua pekerjaan sendirian.

Hari ini seperti biasa, Gibran dengan telaten menyuapi Gaby makan sebelum membantu Gaby meminum obatnya.

Sejak sadar dari koma, Gaby memang jadi lebih pendiam, bahkan Gibran sering melihat Gaby menangis sendirian. Entah karena efek trauma atas kejadian penganiayaan yang dia alami atau ada hal lain yang sedang Gaby sembunyikan, Gibran belum berani mengajak Gaby membicarakan banyak hal.

Melihat kondisi kesehatan Gaby yang cepat membaik sudah cukup membuat Gibran tenang.

Gibran tak ingin membebani Gaby dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja bisa membuat Gaby kembali mengingat akan kejadian malam itu.

"Sudah, aku sudah kenyang," ucap Gaby menahan sendok yang hendak Gibran arahkan ke mulutnya.

Gibran menarik sendok di tangannya dan menaruhnya kembali ke piring. Setelah menaruh piring, dia mengambil sebutir obat dan segelas air putih hangat, Gibran berdiri dan membantu Gaby meminum obatnya.

"Kamu mau tidur?" Tanya Gibran pada Gaby.

Gaby menggeleng. "Aku nggak ngantuk," jawab Gaby pelan.

Sejatinya, Gaby memang marah pada Gibran, namun ketika dia melihat betapa Gibran mengkhawatirkan dirinya. Sejuta perhatian, kesabaran dan ketelatenan lelaki itu dalam mengurusnya selama sakit, cukup membuat hati Gaby tersentuh.

Bahkan Gibran seolah tidak jijik ketika dia harus membantu Gaby membersihkan sisa-sisa kotoran saat Gaby harus melakukan kegiatan yang seharusnya dia lakukan di kamar mandi.

Dari situ, Gaby tahu bahwa Gibran memang benar-benar tulus mencintainya.

Sekarang, semua sudah impas bukan?

Jika dulu Gaby pernah melakukan kesalahan dengan meremehkan Gibran, hingga akhirnya Tuhan memberinya balasan untuk menyadarkan Gaby dari kekeliruannya. Dan kini, Gibran pun sudah menyadari kesalahannya, maka tak ada alasan bagi Gaby untuk membuat lelaki itu kembali tersakiti.

Hanya saja, sampai detik ini, satu hal yang masih menjadi misteri dalam benak Gaby adalah, mengenai kemana perginya Abdul alias Theo alias Sean, kakaknya.

Karena sampai detik ini, Gaby tak sama sekali mendapat kabar apapun dari Sean.

*****

HIKS GABY BELUM TAHU TENTANG KEJADIAN KEBAKARAN DI RUMAH RENO YA GUYS...

YUKS KOMEN DULU BIAR AUTHOR LANJUT 🙏😍❤️

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang