POV Sean Andreas a.k.a Theo.
*****
Hari ini adalah hari penting dalam hidupku.
Dimana akhirnya aku bisa bertatap muka langsung dengan satu-satunya saudara kandung yang aku miliki.
Hidup dalam pengasingan selama belasan tahun cukup membuatku mengerti betapa pentingnya arti sebuah keluarga dalam kehidupan.
Ibuku, satu-satunya keluarga yang aku kenal dan aku miliki telah pergi untuk selama-lamanya saat usiaku belasan tahun.
Selama itu juga, beliau telah menitipkan aku ke sebuah panti asuhan di Amerika. Setiap satu minggu sekali beliau mengunjungiku dan membawakan aku banyak mainan.
Beliau mengatakan bahwa banyak sekali orang jahat di luar sana yang ingin mencelakakan aku, itulah sebabnya beliau menyembunyikan aku dari dunia.
Waktu yang berjalan terasa begitu lambat bagiku, akhirnya membawaku pada fase di mana aku mulai ingin tahu bagaimana sebenarnya sosok ayah dalam hidupku, hingga suatu ketika aku menanyakan hal itu pada Ibu, beliau hanya menjawab bahwa Ayahku bernama Freddy Santiago dan dia sedang mendekam di penjara tanpa pernah kutahu alasannya.
Itulah terakhir kalinya aku bertemu Ibu karena setelah hari itu, Ibu tak pernah lagi mengunjungiku di panti asuhan.
Hingga suatu hari, pengasuhku di panti memberiku sebuah buku diary.
Nyonya Curtis bilang, itu adalah buku diary ibuku. Beliau yang memberikan buku itu pada Nyonya Curtis agar memberikannya padaku jika usiaku sudah cukup matang untuk mengerti keadaan yang sebenarnya.
Sejak saat itulah aku tahu, bahwa selama ini hidup ibuku sangat menderita. Dan hebatnya, penderitaan beliau justru disebabkan oleh lelaki bernama Freddy Santiago, ayah kandungku sendiri.
Usai membaca buku diary Ibu, aku bertanya pada pengasuhku kemana Ibuku saat ini, mengapa beliau tidak pernah lagi mengunjungiku ke panti asuhan?
Saat itu, Nyonya Curtis tak mengatakan apa-apa. Beliau hanya bilang, "Mari, ikut aku. Maka kamu akan tahu di mana Ibumu sekarang."
Aku yang memang dikenal pendiam tak banyak bertanya lagi dan memilih untuk menuruti perintah Nyonya Curtis.
Dengan kendaraan pribadi panti Nyonya Curtis membawaku keluar hingga kami tiba di sebuah pemakaman umum kota New York City.
Aku terus mengikuti langkah Nyonya Curtis dengan perasaan yang tak menentu. Melihat jejeran batu nisan di sepanjang mata memandang, perasaanku mendadak kacau. Sekeras mungkin aku berusaha menepis hal-hal buruk yang berseliweran di kepala. Hingga akhirnya, apa yang sempat terpikir olehku sesungguhnya itulah yang terjadi.
"Ini rumah baru Ibumu, Sean. Nyonya Nara meninggal satu Minggu yang lalu. Dia bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari atas rofftop rumah sakit."
Itulah pertama kalinya dalam hidupku, aku menitikkan air mata.
Tahun-tahun berlalu, usiaku semakin beranjak dewasa dan aku memutuskan untuk memulai kehidupanku sendiri.
Aku pamit dari panti asuhan dan mulai mencari di mana keluarga Ibuku yang lain, terlebih di mana kini seorang gadis bernama Gabriella berada.
Dalam buku diarynya, Ibuku berkata bahwa Gabriella adalah adikku. Dan beliau memintaku untuk menjaga Gabriella.
Hingga akhirnya, takdir mempertemukan aku dengan seorang lelaki yang juga selalu memantau gerak-gerik Gabriella dari kejauhan.
Dialah Freddy.
Saat itu, aku mengetahui Freddy membunuh seorang lelaki bernama Michael. Lelaki yang pada awalnya kupikir sangat baik karena selalu memperlakukan Gaby dengan manis dan penuh kasih sayang. Namun ternyata, dia adalah seorang monster.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)
Romansa"Silahkan baca dan tanda tangan di atas materai!" Perintah Gaby pada Gibran, seraya memberikan selembar kertas yang bertuliskan "PERJANJIAN PERNIKAHAN GIBRAN DAN GABY" Gibran membaca isi perjanjian itu dengan seksama. Dimana ada 10 hal yang tertulis...