Freed Cafe & Bar, itulah nama Kafe yang kini didatangi oleh Gibran. Salah satu Kafe elit ternama di kawasan Jakarta.
Edward bilang, Kafe ini milik Freddy.
Sesampainya di sana, Gibran mendapati keadaan Kafe sore itu cukup ramai.
Dia sudah berjalan berkeliling tapi tak ditemukannya sosok yang dia cari.
Sampai akhirnya, sebuah tepuk tangan riuh pengunjung kafe mengalihkan perhatian Gibran, saat berpuluh-puluh pasang mata di sana menatap terkesima pada seorang wanita yang baru saja keluar dari backstage, dan kini dia berdiri anggun di atas panggung kecil di ujung kafe, dengan pakaiannya yang bisa dibilang, sangat sexy.
Dan wanita itulah yang sedari tadi Gibran cari-cari.
Dia Mirella.
Gibran duduk di salah satu meja Bar sambil menikmati minuman non alkoholnya. Gibran memang bukan pemabuk, sebab dia tahu alkohol tidak baik bagi kesehatannya. Semua hal yang dapat memperburuk kondisi kesehatannya sebisa mungkin akan Gibran hindari. Gibran hanya tidak mau merepotkan siapapun lagi atas kondisi kesehatannya saat ini.
Cukup dia membuat susah kehidupan almarhumah sang Mama tercinta ketika dia kecil. Gibran tau betul bagaimana perjuangan dan penderitaan Ibunya dahulu. Berkorban jiwa dan raga demi dirinya mampu bertahan hidup. Untuk itulah, sampai detik ini, Gibran sangat bersyukur dengan kondisi kesehatannya yang semakin hari semakin membaik. Bisa bertahan sejauh ini atas penyakit bawaan yang dia derita sejak lahir adalah sebuah keajaiban bagi Gibran. Dan dia tak ingin menyia-nyiakan hal itu.
Tatapan Gibran saat ini tak lepas dari sosok wanita yang kini sedang bernyanyi di atas panggung dengan suaranya yang terdengar sangat merdu. Alunan musik yang mengalun syahdu menggetarkan hati seluruh pengunjung kafe yang seolah dihipnotis oleh sosok Mirella yang begitu cantik dan mempesona. Mirella seolah memiliki daya tarik tersendiri yang mampu memikat hati siapapun kaum adam yang menatapnya.
Dia cantik, dia sexy, dia anggun, dia memiliki suara merdu, tatapannya hangat dan ramah, serta senyuman yang begitu memikat.
Semua kelebihan yang melekat pada diri Mirella mampu mengalihkan seluruh perhatian Gibran dari dunia. Membuatnya lupa bagaimana caranya berkedip. Gibran sungguh terpesona pada sosok Mirella.
Menghadirkan rasa penasaran yang justru semakin menjadi-jadi.
Who are you, Mirella?
Tanya Gibran dalam hati.
Hingga setelahnya, Gibran pun kembali larut dalam lantunan nada indah dari suara merdu Mirella yang menyanyikan sebuah lagu bertemakan cinta.
Waktu terus berlalu
Tanpa kusadari yang ada hanya
Aku dan kenangan
Masih teringat jelas
Senyum terakhir yang kau beri untukkuTak pernah ku mencoba
Dan tak ingin ku mengisi hatiku
Dengan cinta yang lain
'Kan kubiarkan
Ruang hampa di dalam hidupkuBila aku harus mencintai dan berbagi hati
Itu hanya denganmu
Namun, bila ku harus tanpamu
Akan tetap kuarungi hidup tanpa bercintaHo-oh
Hanya dirimu yang pernah
Tenangkanku dalam pelukmu
Saat ku menangisBila aku harus mencintai dan berbagi hati
Itu hanya denganmu
Namun, bila ku harus tanpamu
Akan tetap kuarungi hidup tanpa cintaRahasia Hati
ElementMirella akhirnya selesai menyanyikan satu lagu. Seorang MC datang menghampiri Mirella.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)
Romance"Silahkan baca dan tanda tangan di atas materai!" Perintah Gaby pada Gibran, seraya memberikan selembar kertas yang bertuliskan "PERJANJIAN PERNIKAHAN GIBRAN DAN GABY" Gibran membaca isi perjanjian itu dengan seksama. Dimana ada 10 hal yang tertulis...