Gaby dan Gibran baru kembali dari supermarket.
Mereka belanja banyak keperluan hari ini karena baru saja pindahan.
Gibran yang mengajak Gaby pindah apartemen, katanya supaya dia lebih mudah untuk menemui Mirella. Gaby sih menurut saja selama Gibran memfalisitasi semua kebutuhan hidupnya. Sebab, dengan status penganggurannya sekarang dan kondisi uang tabungan yang semakin menipis, Gaby tak punya pilihan lain, selain mengikuti apa kemauan Gibran.
Gaya hidup Gaby yang kelewat glamour membuatnya banyak kehilangan aset berharga peninggalan almarhum Michael. Bahkan rumah mewah milik Michael di Amerika sudah Gaby jual demi membeli sebuah mobil sport impiannya.
Sebuah mobil mewah yang menjadi kendaraan wajib Gaby ketika bepergian.
"Bantuin kali, masa gue semua yang bawa, tangan gue cuma dua," ucap Gibran ketika Gaby turun dari mobil dan hendak pergi lebih dulu, sementara barang belanjaan mereka banyak di bagasi.
Gaby tertawa renyah. "Kirain bisa sendiri. Gue bawa ini aja," dengan santainya Gaby mengambil kantong belanjaan yang isinya paling sedikit dan langsung pergi begitu saja.
Gibran jadi geleng-geleng kepala.
Sesampainya di apartemen, Gibran langsung membenahi semua barang belanjaan mereka sementara Gaby tampak asik menonton televisi sambil menikmati buah apel di tangannya.
"Gib, buatin jus alpukat dong," teriak Gaby tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.
"Bikin sendiri! Emang gue babu lo!" balas Gibran sewot.
"Oh gitu, oke, perjanjian kita batal ya, jangan harap gue mau bantuin lo lagi buat masuk ke apartemennya Mirella," ancam Gaby dengan senyuman penuh arti. Berkat Mirella, posisi Gaby bisa selangkah lebih maju di depan Gibran. Jadi, dia tidak terlihat seperti seorang pengemis jika menginginkan sesuatu, karena Gibran pasti akan memenuhi semua keinginannya dengan segera jika Gaby sudah mulai mengancam lelaki itu mengatasnamakan Mirella. Hal ini cukup membantunya mempertahankan harga diri, setidaknya sampai dirinya bisa memperoleh pekerjaan layak dengan penghasilan besar seperti yang dia inginkan.
Gibran terdiam di balik pintu lemari es, dia menggeram tertahan. Tak punya pilihan akhirnya Gibran terpaksa menuruti perintah sang tuan Putri menyebalkan itu. Dia mengambil satu buah alpukat dari dalam lemari es dan membuatkan jus seperti permintaan Gaby.
"Esnya jangan banyak-banyak, susunya juga, gue mau yang kental," teriak Gaby lagi.
"Sp€rm4 gue kental, lo mau?" goda Gibran di sertai senyuman miring.
Gaby meringis mendengar candaan mesvm Gibran.
"Tapi bantuin keluarin dulu," Gibran tertawa dari arah dapur. Tawa yang terdengar sangat geli.
"Garing banget sih candaan lo!" balas Gaby setengah sewot. Wajahnya tampak memerah.
Kenapa juga gue harus merinding dengerin bercandaan Gibran?
Gaby mengeluh dalam hati saat mendapati bulu-bulu halus di tangannya berdiri.
"Cie, baru digodain begitu udah merinding," bisik Gibran tiba-tiba dengan bibir yang hampir menempel di tengkuk Gaby.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)
Romance"Silahkan baca dan tanda tangan di atas materai!" Perintah Gaby pada Gibran, seraya memberikan selembar kertas yang bertuliskan "PERJANJIAN PERNIKAHAN GIBRAN DAN GABY" Gibran membaca isi perjanjian itu dengan seksama. Dimana ada 10 hal yang tertulis...