80. MENEMUI RENO

1 0 0
                                    

"Sebelumnya, maaf jika perkataan saya kali ini mungkin menyinggung perasaan Pak Gibran. Tapi, dari yang saya rasakan, justru sepertinya Pak Gibran harus lebih berhati-hati dengan Mirella, bukan Gaby. Mungkin, Pak Gibran bisa lebih dulu mengecek bagaimana rekam jejak masa lalu yang pernah dialami oleh Nona Mirella, Pak," kata sang psikolog pada Gibran, begitu Dra. Lili selesai berbincang dengan Mirella sejenak.

"Yang saya tahu, dulu sewaktu Mimi masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Bandung, Mimi sempat menjadi korban kekerasan fisik kedua orang tuanya. Sampai akhirnya dia diculik oleh sekawanan penjahat. Saya dan Mimi kembali dipertemukan belum lama ini dan saat itu dia masih menjadi wanita simpanan Freddy Santiago," jawab Gibran.

"Apa sebelumnya, Nona Mimi pernah tinggal di Shang Hai?" Tanya sang Dokter lagi.

"Masalah itu, saya tidak tahu, Dok."

Saat itu, seseorang di balik dinding, tampak mengawasi keduanya, termasuk menguping apa-apa yang sedang dibicarakan sang psikolog kepada Gibran.

"Kalau begitu, coba Pak Gibran cari tahu dulu. Nanti jika sudah mendapat jawabannya, Pak Gibran bisa hubungi saya kembali. Baiklah, saya pamit Pak Gibran."

"Iya, Dok. Terima kasih atas waktunya," ucap Gibran yang lantas mengantar Dra. Lili sampai ke teras.

Selepas kepergian sang dokter, seseorang yang sejak tadi berada di balik dinding pun tampak tersenyum tipis.

Sebuah rencana berputar di kepalanya.

*****

Setelah berembuk bersama Gaby, Sean yang berhasil mendapat informasi hasil stalkernya tadi saat dia mengawasi pembicaraan Gibran dan Dra. Lili, kini berniat untuk menghubungi sang psikolog tersebut memakai nomor ponsel Gaby dengan berpura-pura menyamar sebagai Gibran.

"Saya baru saja tahu kalau dulu Mirella memang pernah tinggal di Shanghai selama beberapa tahun, Dok," ucap Sean saat itu. "Memangnya dokter mengetahui sesuatu hal lain tentang Mirella? Atau mungkin Dokter pernah bertemu Mirella di Shanghai?" Tambah Sean penasaran.

Sejauh ini, Sean hanya tahu bahwa Mirella bertemu dengan Freddy itu di Shanghai, itu saja. Masalah apa yang terjadi pada Mirella sebelum wanita itu bertemu Freddy, Sean memang tidak tahu.

Saat itu Dra. Liliana Karim menjelaskan pada Sean, yang dia pikir itu adalah Gibran, mengenai kejadian yang pernah dia alami di Shanghai waktu itu.

Hingga pada sebuah video berdurasi pendek yang memperlihatkan kebrutalan seorang wanita muda kepada seorang wanita tunawisma.

Sayangnya, kasus itu ditutup karena polisi tak berhasil menemukan siapa sebenarnya wanita misterius yang menganiaya tunawisma itu.

Sementara tunawisma itu meninggal setelah beberapa hari sempat di rawat di Rumah Sakit umum Shanghai.

"Apa dokter masih memiliki rekaman video penganiayaan tersebut? Boleh saya melihatnya?"

"Sebelumnya, saya harap Pak Gibran tidak salah paham apalagi berpikir saya mengada-ngada. Rekaman itu masih saya simpan di file komputer saya. Nanti akan saya kirimkan ke Bapak. Jika nanti Bapak sudah melihat rekaman itu, mungkin Bapak bisa menilainya sendiri, apakah wajah yang tertangkap di kamera itu benar wajah istri Bapak atau bukan. Baiklah, tunggu sebentar ya Pak, saya copy dulu file videonya ke ponsel saya."

Tak lama menunggu, video yang dimaksud sang dokter pun terkirim.

Melihat kebrutalan wanita di dalam video itu, Sean jelas yakin bahwa itu memang Mirella. Wajah wanita itu yang terekam meski hanya sekelebat, cukup menjadi bukti bahwa wanita bernama Mirella itu memang sudah gil4 sejak lama.

Hari ini, lagi dan lagi Sean berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang memperkuat bahwa sesungguhnya Mirella memang tidak waras.

Wanita itu memang psik0p4t yang sangat berbahaya!

Hari itu, Sean sudah berembuk bersama Gaby seharian untuk memberitahukan pada Gibran semua bukti-bukti yang telah berhasil mereka kumpulkan selama hampir satu minggu belakangan ini.

Rencananya, nanti malam selepas Mirella tidur, Sean akan mengajak Gibran bicara.

Semoga saja, semua berjalan lancar seperti yang selama ini Gaby dan Sean harapkan.

Jika Gibran sudah berhasil mereka ajak kerjasama, maka hanya tinggal satu langkah kecil saja, mereka bisa menghentikan kegilaan Mirella, mau pun Reno.

*****

Malam itu, Gibran duduk tepekur di teras belakang rumahnya, setelah dia memilih keluar dari kamar dan menolak ajakan Mirella untuk bercinta.

Sejak dirinya menikah dengan Mirella satu Minggu yang lalu, Gibran bahkan belum sekali pun menyentuh Mirella. Gibran merasa dirinya jadi cepat lelah hingga sama sekali kehilangan g4ir4h bercinta di saat malam hari tiba.

Terlebih setelah apa yang terjadi antara Gaby dan Mirella tempo hari, dan apa yang diketahuinya tentang sosok Mirella dari Dra. Lili tadi sore.

Gibran sukses tak mampu memejamkan mata. Pikirannya penuh dengan Mirella.

Saat itu, Gibran masih termenung di tempat semula.

Semilir angin malam berhembus dingin menerpa wajah tampannya.

Gibran hendak menelepon Reno untuk memberitahukan apa yang diketahuinya hari ini tentang Mirella, berharap dia mendapat jawaban dari semua kekalutan hatinya, namun belum sempat dia menghubungi Reno, ponselnya sudah lebih dulu berdering.

Sebuah telepon masuk dia terima.

Dari Luna, adiknya.

Bukannya Luna sekarang lagi di Shanghai?

Pikir Gibran yang memang tahu bahwa sang adik yang berprofesi sebagai model itu kini sedang menghadiri acara Fashion Show di Shanghai. Dan biasanya, jika sedang di luar negeri begini, Luna tak pernah menghubunginya karena adiknya itu pasti sangat sibuk.

Tanpa pikir panjang, Gibran pun mengangkat telepon itu.

"Halo, Lun? Ada apa?" Tanya Gibran membuka percakapan.

"Gue mau tanya sesuatu sama lo tentang Mirella, Kak," teriak Luna di seberang. Suara berisik di area sekitar membuat Luna harus mengencangkan suaranya.

"Halo? Halo? Lun? Lo ngomong apa sih?" Tanya Gibran yang memang tidak mendengar jelas suara Luna.

"Halo? Kak? Kak Gibran?"

Tut! Tut! Tut!

Sambungan telepon luar negeri itu pun terputus karena memang jaringan yang buruk.

Gibran tak ingin mengambil pusing.

Dia langsung melanjutkan niatannya semula untuk menghubungi Reno.

Tak lama telepon itu pun tersambung.

Tak mau mengulur waktu, Gibran pun langsung menceritakan apa yang baru-baru ini terjadi di kediamannya pada Reno termasuk tentang apa yang dikatakan Dra. Lili padanya tentang Mirella.

"Baiklah, aku akan menjelaskan padamu yang sebenarnya, tapi tidak melalui telepon. Bisa kamu datang ke rumahku sekarang?" Ucap Reno saat itu. "Jangan beritahukan pada siapa pun kamu akan datang menemui ku malam ini, mengerti Gibran? Dan tidak usah membawa mobil, naik ojek online saja. Aku akan memesankan nya untukmu," tambah Reno kemudian.

Tanpa menaruh curiga, Gibran pun menyetujuinya.

Lelaki itu mengendap masuk ke dalam kamar untuk mengambil jaket, dilihatnya Mirella sudah tertidur pulas di balik selimut yang menutupi tubuh wanita itu hingga kepala.

Karena tak ingin ketahuan, Gibran menutup pintu kamar pelan-pelan lalu pergi keluar.

Tanpa dia tahu, bahwa ada orang lain yang mengikuti kepergiannya malam itu.

*****

HADEHHH, RENO PULA YANG DIHUBUNGI GIBRAN 🤭

SIAPA DI SINI YANG IKUTAN DAG DIG DUG GUYS?

MAU LANJUT? KOMEN DULU YANG BANYAK ❤️🙏

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang