69. FAKTA

1 0 0
                                    

"Sepertinya ada oknum orang dalam yang sudah membantu Freddy melarikan diri. Kami benar-benar meminta maaf untuk hal ini Pak Gibran. Kami berjanji akan segera mengatasi kasus ini secepatnya," ucap salah satu petugas kepolisian saat itu. "Malam ini kami akan memperketat penjagaan di rumah ini agar Nona Mirella bisa aman."

"Sepertinya, kamu dan Mirella harus menunda pernikahan kalian sampai situasi Aman, Gib," sambung Reno mengusulkan.

Mirella langsung menggeleng. "Nggak! Gue sama Gibran akan tetap menikah apapun yang terjadi!" Tegas wanita itu dengan suaranya yang terdengar lantang.

Hal itu jelas mengejutkan semua orang tak terkecuali Gibran. Lelaki itu sampai terbengong melihat ekspresi Mirella yang tidak biasa itu.

"Mimi? Kamu baik-baik aja, kan?" Tanya Gibran hati-hati. Tatapan bengis Mirella membuat Gibran terheran-heran. Dia menyentuh pergelangan tangan Mirella.

Seperti terkejut, dalam sekejap ekspresi Mirella kembali berubah. Tatapannya kembali sendu dan berkaca-kaca. "Aku takut, Ib! Aku takut Freddy menculik aku lagi! Dia pasti akan membunuhku... Kita pergi saja, Ib! Bawa aku pergi jauh dari sini..." Isaknya kemudian. Kepalanya kembali bergelayut manja di bahu Gibran.

Reno berdecih dalam hati. Tingkah lenjeh Mirella membuatnya geram.

Malam semakin beranjak larut dan beberapa petugas terlihat mulai meninggalkan kediaman Gibran. Menyisakan empat orang saja yang bertugas berjaga di luar.

Saat itu, Reno sudah berpamitan untuk pulang. Namun langkahnya terhenti saat Gibran memanggil lelaki itu.

Gibran mendekati Reno yang sudah berdiri di samping mobil pribadinya.

"Ada apa, Gib?" Tanya Reno yang terus berusaha memendam kejengkelannya terhadap tingkah laku Mirella.

"Aku sudah memutuskan untuk menikah dengan Mirella besok. Aku tidak bisa menunggu lagi. Keadaan di sini semakin kacau. Mungkin setelah kami menikah, aku akan membawa Mirella mengungsi sementara ke USA. Aku akan menempati kediaman lamaku di sana bersama Mirella."

"Lalu bagaimana dengan Gaby?" Tanya Reno dengan gemuruh hebat di dadanya saat itu.

"Aku akan membicarakan hal ini dengan Gaby selepas Gaby pulang nanti. Aku boleh meminta tolong padamu?" Ucap Gibran lagi.

"Tolong apa?"

"Bisakah kamu menjadi saksi pernikahanku dengan Mirella besok?"

Dan Reno pun tertegun.

*****

Di dalam ruangan itu, Gaby, Freddy dan seorang lelaki berseragam hitam kini duduk saling berhadapan.

Keheningan sempat meraja di antara mereka hingga setelahnya suara Freddy pun terdengar.

"Apa kamu takut padaku Gaby?" Tanya Freddy dengan suaranya yang terdengar lembut.

Gaby menelan salivanya sendiri. Sekuat apapun Gaby berusaha untuk bersikap tenang, tetap saja dia tak bisa menutupi kegugupannya. Sesungguhnya dia memang takut, sangat-sangat ketakutan. Setelah beberapa kali menarik napas panjang, Gaby akhirnya berhasil menguasai diri. Perlahan kepala wanita itu menggeleng. "Tidak, aku tidak takut pada, Om. Om kan masih memiliki hubungan saudara denganku, dengan almarhumah Mama," jawab Gaby setengah ragu. Sesekali tatapannya bertubrukan dengan lelaki berseragam hitam di sana. Lelaki yang terus saja menatapnya tanpa berkedip.

Menyebalkan!

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Freddy lagi.

Gaby mengangguk.

Freddy memajukan duduknya dengan menumpukkan lengannya di atas kedua lutut. "Apa kamu masih mengingat kejadian yang terjadi di malam ulang tahunmu yang ketujuh belas waktu itu? Di Amerika..."

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang