42. JANGAN TINGGALIN, GUE..

3 0 0
                                    

Malam itu, setelah bercakap dengan Reno, Gibran pun beranjak menuju kamar untuk istirahat.

Cuaca di luar semakin dingin, membuat tubuh Gibran menggigil.

Gibran hendak memasuki kamar ketika seseorang memanggilnya dari arah sofa di ruang tengah Villa itu.

Dia Mirella.

"Loh, kamu belum tidur?" tanya Gibran seraya menghampiri Mirella di sofa. Lelaki itu duduk di sebelah Mirella.

Dari matanya yang sembab, Gibran tahu kalau Mirella baru saja selesai menangis. Dia merapikan anak rambut Mirella yang menjuntai berantakan di pelipis wanita itu dan menyelipkannya di telinga.

"Aku nggak bisa tidur, di sini dingin," kata Mirella dengan suara setengah serak.

"Kenapa juga kamu harus tidur di sini? Kamu kan bisa tidur di kamar?"

Mirella tampak sedih. "Tadi, Gaby mengusirku dari kamar," jawabnya lemah.

Gibran menarik napas dan menghembuskannya melalui mulut. Dia lupa kalau Gaby juga ada di sini dan seingatnya, sekarang Gaby sedang marah padanya setelah insiden yang terjadi beberapa jam tadi.

"Ayo ikut aku, kamu bisa tidur di kamar lain," Gibran bangkit dan menarik tangan Mirella menuju kamar yang biasa ditempati adiknya yang berada di sudut ruangan itu.

Lelaki itu membuka kenop pintu kamar milik Dinzia. Menyalakan lampu kamar dan mempersilahkan Mirella untuk tidur di dalam kamar itu malam ini.

"Loh, kamu mau kemana?" tanya Mirella ketika Gibran hendak keluar.

"Kamu tau kan di sini sekarang ada Reno? Akan sangat tidak mungkin kalau aku tidur sama kamu di sini," jelas Gibran berharap Mirella mengerti.

"Kamu mau tidur sama Gaby?" tanya Mirella dengan tatapan sendunya. Sebuah tatapan yang membuat Gibran jadi merasa serba salah.

Gibran tersenyum hangat. "Aku nggak akan ngapa-ngapain kok sama Gaby, nggak usah cemburu," ucapnya seraya mencuil ujung hidung Mirella gemas.

Mirella tersenyum manja. "Aku percaya sama kamu, Ib," Mirella mendekat dan mengalungkan kedua tangannya di leher Gibran. "Aku percaya kalau cinta kamu cuma buat aku," bisiknya sambil mendongak menatap wajah Gibran.

Mirella berjinjit dengan kedua tangan yang menarik wajah Gibran untuk menyatukan b1b1r mereka.

Mirella hanya ingin memberikan sebuah kecupan singkat yang manis agar membekas di hati Gibran, malam ini.


*****

Gaby masih menimang-nimang ponselnya di atas tempat tidur. Dia baru saja menghubungi satu-persatu mantan-mantan pacarnya yang kini menetap di Indonesia.

Ada Revan, Anthony, Xavier, Erga dan yang terakhir Frans.

Ke semua lelaki yang Gaby tau bukan lelaki baik-baik.

Ke semua lelaki yang Gaby tau pernah hampir merenggut mahkota berharga miliknya yang selama ini dia jaga setengah mati.

Dan ke semua dari lelaki itu, gagal menjalankan aksi mereka dikarenakan seseorang di balik layar yang telah menjaga Gaby diam-diam selama ini.

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang