26. PENGAKUAN MIRELLA

0 0 0
                                    

"Gibran?" pekik Mirella tak percaya.

Wajah lelaki di balik masker itu tersenyum.


"Bagus deh kalo lo tau," ucapnya pada Mirella, dia hendak membuka maskernya, ketika tiba-tiba, Mirella langsung melirik ke arah CCTV yang berada tepat di atas kepalanya.

Dengan cepat dia menahan aksi Gibran untuk membuka masker. "Eh, jangan dibuka Mas, banyak debu," ucap Mirella pelan dengan bola matanya yang bergerak ke atas, seolah memberitahu Gibran akan keberadaan CCTV itu.


Gibran yang peka langsung menoleh ke atas dan jadi begitu terkejut saat melihat sebuah CCTV terpasang di sana.

Keningnya berkerut heran.

Dia menatap Mirella penuh tanda tanya.

"Gue udah bilang jangan macem-macem! Berani-beraninya lo dateng ke sini!" bisik Mirella dengan gertakan kedua rahangnya. Dia bicara sambil menunduk.

Ekspresi santai Mirella sirna, berubah menjadi ekspresi marah atau mungkin malu, entahlah Gibran tak sempat menebaknya.


"Kita perlu bicara," kata Gibran tak ingin membuang waktu.

"Gue mohon sekarang juga lo keluar! Kalo Freddy sampai tau, dia bakal bunuh lo, Gibran!" Mirella berbicara dengan sorot mata yang menyiratkan ketakutan yang teramat sangat.

"Oh, jadi Freddy yang udah pasang CCTV itu? Dia ngintipin lo mandi setiap hari?" tanya Gibran dengan tatapan prihatin.

Percakapan ini tak boleh berlanjut, Mirella tak ingin Gibran dalam bahaya, hingga akhirnya dia mendongakkan kepalanya. Lalu berbicara setengah berteriak.

"Ya udah ya Mas, silahkan dibenerin wastafelnya, saya mau ganti baju dulu."

Mirella langsung melangkah hendak keluar, dia melewati Gibran dan berharap Gibran mengerti untuk tidak berbuat aneh-aneh.

Sayangnya, apa yang diharapkan Mirella tidak sesuai keinginannya.

Begitu tubuhnya melewati Gibran, dengan gerakan yang begitu cepat, Gibran menarik lengan Mirella. Mendesak tubuh wanita berbalut handuk itu ke dinding kamar mandi, dan menguncinya dengan kedua tangan.


Posisi Gibran aman karena dia membelakangi kamera, itulah sebabnya dia bisa melepas masker wajahnya.

"LO APA-APAAN SIH?" teriak Mirella berusaha melepaskan diri tapi Gibran tak memberinya akses untuk pergi.

"Jawab dulu pertanyaan gue, lo Mimi, kan?"

"Lo belum nyerah juga ya? Kenapa sih lo keras kepala banget?" ucap Mirella dengan wajah cemas, resah, gelisah, takut, dan gugup. Semua bercampur menjadi satu dalam benak wanita itu.

"Gue nggak akan pergi sebelum lo jawab pertanyaan gue. Lo Mimi, kan?" tanya Gibran lagi dengan tatapan lurus dan tajam. D4d4 lelaki itu naik turun. Sekuat tenaga menahan diri untuk tidak lepas kendali akibat keintiman mereka saat ini.

BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang