Gibran masih terdiam di dalam kafe Fredd and Bar tempat di mana Mirella biasa mengisi acara menyanyi. Dia duduk di bangku mini bar di pojok ruangan.
Lantunan musik mellow terdengar dari arah panggung dengan seorang penyanyi yang tidak dikenalnya.
Tatapan Gibran tak beralih sedikit pun dari arah panggung. Pikirannya penuh oleh semua kenangannya bersama Mirella dulu.
*
"Kalau kamu udah besar kamu mau jadi apa, Ib?" tanya seorang gadis kecil bernama Mimi.
"Aku mau jadi seperti Papa. Seorang lelaki sejati," celoteh Gibran kecil yang memang sangat mengidolakan sosok Ayahnya meski saat itu Gibran tidak tau seperti apa Ayah kandungnya. "Kalau kamu?" tanya Gibran balik, dia menoleh menatap Mimi.
Mimi tersipu. Dia menundukkan wajahnya saat bicara. "Aku mau jadi pacar kamu."
Gibran tersenyum lebar. "Kenapa kita nggak menikah aja? Kata Mama, pacaran itu dosa."
"Emang kamu mau sama aku? Aku kan jelek," kata Mimi.
"Nanti aku pinjem alat ajaibnya Doraemon dulu biar bisa ngerubah wajah kamu jadi cantik, Mi..." balas Gibran sambil cekikikan.
Mimi terdiam. Senyumnya sirna dalam sekejap.
Hingga setelahnya, Mimi kembali buka suara dengan wajah super serius.
"Aku janji akan jadi cantik supaya bisa menikah sama kamu kalau udah besar nanti, Ib..."
*
Gibran masih larut dalam lamunannya ketika suara sapaan seseorang tiba-tiba mengejutkannya dari arah belakang.
"Hei, lo Gibran, kan?"
Gibran menoleh dan mendapati seorang perempuan duduk di sampingnya. Perempuan yang baru saja menepuk bahunya dengan cukup keras.
Gibran mengerutkan kening berusaha mengingat siapa perempuan itu.
"Lo lupa ya? Gue Emily, temen satu fakultasnya Gaby di Amerika," beritahu perempuan berkacamata itu.
Sebuah senyuman tipis terpulas di wajah tampan Gibran. "Ya ya, gue inget," katanya disertai anggukan kepala. "Loh, bukannya lo tinggal di Jepang ya?" tanya Gibran memastikan.
Emily tersenyum lebar. "Iya, tapi udah dua minggu ini setelah menikah gue ikut suami ke Indonesia. Btw, gue sempet denger kabar kalau lo menikah sama Gaby? Beneran tuh?" tanya Emily penuh antusias.
Gibran tersenyum simpul. "Ya, benar. Gue sama Gaby emang udah menikah."
"Wah, selamat kalau begitu. Kebetulan, gue sama suami gue malam ini mau mengadakan acara syukuran di rumah baru, dateng ya ajak Gaby? Sekalian kita reunian. Ini kartu nama suami gue, lo bisa liat alamat rumah gue di situ," Emily memberikan secarik kartu nama pada Gibran.
Gibran menatap kartu nama di tangannya yang bertuliskan nama seseorang. Hingga setelahnya, kedua bola mata Gibran terbelalak kaget.
"George Fransisco?" pekik Gibran dengan kening yang berkerut. Seolah mengingat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSEDIA DIMADU (Syarat Kawin Kontrak) - (End)
Romance"Silahkan baca dan tanda tangan di atas materai!" Perintah Gaby pada Gibran, seraya memberikan selembar kertas yang bertuliskan "PERJANJIAN PERNIKAHAN GIBRAN DAN GABY" Gibran membaca isi perjanjian itu dengan seksama. Dimana ada 10 hal yang tertulis...