71. Semangat itu Masih Ada

25 1 0
                                    

SATU MINGGU sudah anak-anak kelas X dan XI melangsungkan ujian semester genap. Kini tiba giliran diadakannya class meeting selagi mengisi waktu lowong sebelum agenda pembagian rapor kenaikan kelas. Seperti kegiatan class meeting tahun-tahun sebelumnya, pihak sekolah bekerja sama dengan OSIS dan unit ekstrakurikuler untuk menyiapkan berbagai macam pertandingan maupun perlombaan antar kelas.

Selain pertandingan olahraga yang meliputi voli, basket, futsal, dan catur, aneka lomba hiburan seperti makan kerupuk, balap karung, balap bakiak, hingga pertandingan tarik tambang turut memeriahkan kegiatan yang berlangsung selama enam hari tersebut. Tak ketinggalan pula lomba untuk mengasah kreatifitas berupa lomba karikatur, desain poster mading, fotografi, cipta puisi, stand-up comedy, hingga tata kebersihan kelas.

Menariknya, antusiasme warga sekolah yang mengikuti kegiatan class meeting tahun ini jauh lebih tinggi dengan disulapnya kebun kosong belakang sekolah menjadi ajang melewati halang rintang ala-ala Ninja Warior. Permainan ini kemudian dinamakan Binka Warior. Pejuang Masa Depan Cerah SMA Bina Karisma.

Properti-properti pendukung yang tentunya lulus kelayakan dan keamanannya telah disiapkan sesuai alur pembentuk permainan dari garis start hingga finis. Seperti misalnya unicycle, di mana peserta harus menaiki sepeda beroda satu itu di atas bilah papan dan tidak boleh melewati pembatas atau siap-siap saja tercebur ke kolam bawahnya. Lalu berjalan cepat di atas ban, berjalan slalom melewati kurucut segitiga, berjalan seimbang di atas sebilah bambu, menaiki jaring tambang, memanjat pohon untuk mengumpulkan bendera, berayun dengan tali tambang yang diikatkan pada dahan pohon, hingga menekan tombol lonceng di akhir permainan.

Intinya, seluruh rangkaian kegiatan class meeting yang diawali dengan jalan santai itu terbukti memiliki manfaat sebagai ajang meningkatkan nilai persaudaraan serta kekompakan, sehingga akan terbina kerukunan serta sportifitas antara tiap-tiap peserta kelas X dan XI. Terlebih usai serius berkonsentrasi menghadapi ujian kenaikan kelas, kegiatan ini dinilai mampu merileksasikan kembali otak serta jiwa raga yang sudah terkuras.

Kelas XI IIS-3 bisa dikatakan mengantongi banyak kemenangan dari pertandingan dan perlombaan kali ini. Contohnya Vino yang berbekal keahliannya menyusun strategi lewat keranjingannya bermain virtual game itu berhasil memenangkan pertandingan catur. Ada juga Juki yang muncul sebagai juara stand-up comedy gara-gara tema ikan teri keseterum cinta ubur-ubur ditambah gaya melambai-lambainya bak nyiur di pantai itu sendiri sudah menggelitik tawa sejak awal berdiri di atas panggung. Lalu Kinar yang tak diragukan lagi meraih juara satu lomba fotografi dengan menampilkan efek bokeh pada lego jurassic world dinosaur toys photography karyanya. Sementara Farid yang notabene anak Pramuka itu berhasil menunjukkan ketangkasannya dengan menjuarai Binka Warior berdasarkan catatan waktu hanya berselisihkan dua detik dari Nona yang merupakan satu-satunya peserta cewek dari kelas XI IIS-2.

Sayangnya untuk tim voli, basket, dan futsal kelas mereka belum beruntung keluar sebagai juara. Namun, satu hal tak terduga justru mengukir tambahan poin kebanggaan untuk kelas mereka ketika XI IIS-3 dinobatkan sebagai kategori kelas terbersih dan tercantik dari semua jurusan IIS, MIA, dan IBB kelas XI.

Ya, itulah kelas mereka yang sehari-harinya lebih tampak seperti dihuni sekumpulan anak TK. Paling berbakat membuat ruangan berantakan serta menebarkan polusi suara nomor satu sepanjang sejarah berdirinya SMA Bina Karisma. Yang cewek cerewetnya kebangetan sampai ke akar-akar. Yang cowok susah diaturnya pol-polan minta ampun. Memang tidak semuanya, karena survei membuktikan masih ada anak-anak kalem yang kena apes saja nyasar ke kelas terheboh itu.

Namun, satu keunggulan kelas XI IIS-3 terletak pada solidaritas mereka yang tidak main-main. Solidaritas yang membentuk satu kekompakan dan hal itu tercermin melalui kerja sama mereka dalam lomba menghias kelas. Kelas yang sebentar lagi akan mereka wariskan kepada adik-adik tingkat.

Di sela-sela gegap gempita anak-anak sekelas merayakan euforia penutupan kegiatan class meeting hari itu, masih saja ada yang menyeletukkan bahwa kegembiraan mereka belumlah lengkap tanpa adanya satu orang lagi. Serempak saja anak-anak lain membenarkan adanya kekosongan satu tempat itu.

Kenyataannya masih ada teman sekelas mereka yang tidak bisa ikut menikmati perayaan berakhirnya ujian kenaikan kelas dan bersiap menyongsong status baru sebagai siswa-siswi kelas XII nantinya. Kemufakatan senyap tak terkonsep, seakan-akan hanya mengumpulkan konklusi atas satu ratapan yang sama di atas kepala masing-masing orang. Bahwa mereka sudah sangat merindukan Kenzie.

Hingga Farid menggertak keheningan itu dengan sikap dan suara tegasnya yang khas aktivis gerakan berlambang tunas kelapa. "Wis, ora usah pada cengeng. Kenzie ora ke mana-mana. Noh, dia cuma masih enak-enakan turu sampai lupa caranya bangun sama gosok gigi. Justru kalau kita pada sedih-sedihan, adanya si Kenzie bakal melu sedih."

"Farid benar. Kita mesti semangat dan sabar nungguin Kenzie. Kenzie mungkin nggak sedang sama kita sekarang, tapi kita harus tunjukkan kalau kita nggak ninggalin dia," timpal Erlang maju mendampingi Farid.

"Yo, wis, mending sekarang kita foto-foto bareng mumpung masih jadi konco sekelas. Terus nanti pas Kenzie sadar, kita pamerin ke dia biar besok-besok kapok nggak pakai acara koma-koma lagi." Farid mengimbuhkan.

"Ayo, siapa takut. Kapan lagi Kenzie nanti nemuin foto orang ganteng." Septian dengan sok keren menyugar rambutnya ala-ala iklan sampo anti ketombe.

"Terus mana, nih, kameranya?" celetuk Bian sembari bangkit dari duduk setengah menyandarnya pada meja.

"Pakai kamera Kinar bae-lah," usul Haikal menunjuk kamera DSLR Kinar.

"Ayo, Nar, dirimu sing bawa kamera bagus." Farid sudah memasang pose tergantengnya dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk tanda centang yang ditempelkan di bawah dagu.

Melihat kepercayaan diri Farid, anak-anak lainnya jadi ikutan juga berebut masuk frame kamera untuk unjuk gigi karena mereka adalah tiga dari sepuluh anak Indonesia yang tidak menderita gigi berlubang.

Sementara itu dari tempatnya memantau kehebohan yang terjadi, diam-diam Rissa menyunggingkan senyuman tipisnya. Dalam keadaan seperti ini pun Farid bisa menjadi mood booster untuk teman-teman lainnya. Farid, cowok bongsor berparas angker, tetapi paling dewasa di kelas XI IIS-3. Farid, orang pertama yang berdiri dengan gagah berani di benteng terdepan saat ada yang berani mengusik siapa pun anggota kelasnya.

Sejak awal Rissa tahu bahwa temannya dari SMP itulah yang seharusnya lebih pantas menjadi ketua kelas. Namun, dasar Farid yang orangnya kadang rada somplak itu jelas mana tertarik mengemban aturan jabatan organisasi. Satu-satunya kegiatan yang diikutinya adalah Pramuka. Dan percayalah bahwa Farid tetap bersama hidupnya yang santai dalam kegiatan yang banyak menguji ketahanan fisik dan mental itu.

Rissa jadi merasa malu. Ia yang ketua kelas, tetapi justru bersikap lemah. Ia sudah merasa hidupnya akan ikut berakhir di balik ketakutan pada prediksi-prediksi tidak jelas di rumah sakit tentang Kenzie yang tidak mungkin memiliki harapan lagi. Padahal Kenzie hanya sedang tidur dan Rissa hanya perlu bersemangat menunggu sampai cowok itu bosan dengan tidurnya.

Semangat itu pula yang selanjutnya dibawa Rissa ke sesi latihan karate di dojo. Hari yang semakin mendekati jelang kejuaraan nasional karate, mau tak mau membuat penambahan porsi latihan. Stamina dan mental yang kuat benar-benar dibutuhkan. Maka, tidak seharusnya Rissa melewatkan kesungguhan berlatih guna meningkatkan kemampuan teknik kumite-nya juga. Terlebih ketika ia ingat pesan Kenzie agar dirinya serta anak-anak karate lainnya bisa sebanyak-banyaknya mengumpulkan medali dan mengharumkan nama sekolah.

Begitu pun semangat sama disematkan Erlang dengan karategi baru pemberian Kenzie yang kini membalut tubuh atletisnya. Meraih medali emas untuk kategori junior kumite tunggal putra kelas -60 kg kembali menjadi targetnya dalam kejuaraan nasional karate tahun ini. Selanjutnya pun telah menanti kejuaraan yang lebih besar. Kejuaraan dunia SKIF pada bulan Agustus mendatang, Erlang berharap ia dapat maju bersama kontingen Indonesia untuk menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai negara.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang