SEMENTARA itu di area parkir sayap timur, Erlang masih menunggangi motor matic-nya sambil meneguk sisa minuman isotonik dari Kenzie, atau lebih tepatnya dari Keysha. Habis diminum masih tersisa sedikit. Sayang kalau dibuang. Erlang pun menyimpan botol minumannya di kolong bagasi depan motornya, lalu mulai mengenakan helm dan memasukkan kunci. Namun, sejenak perhatiannya teralih pada seorang cewek berkerudung lebar yang tengah duduk di teras samping masjid sekolah bersama dua orang temannya dengan kerudung sama.
Rumaisha ....
Antara tempat parkir motor di sayap timur dan masjid sekolah memang hanya dibatasi pagar jaring kawat. Dari tempat parkir akan terlihat arah belakang masjid yang biasanya ruang belakang itu dijadikan janitor atau tempat penyimpanan alat-alat kebersihan masjid. Begitu pun dari sisi tempat Erlang sekarang ini masih terlihat teras samping masjid untuk keluar-masuk jemaah akhwat.
Dan di sanalah Rumaisha. Menunggu salah satu temannya yang masih mengenakan sepatu sambil sesekali bergurau dengan teman satunya lagi. Entah hal lucu apa yang disampaikan temannya hingga Rumaisha menggunakan telapak tangan untuk menutupi tawanya. Erlang hanya yakin mereka tidak sedang bergibah. Setidaknya Erlang yakin anak-anak Rohis seperti mereka sudah tahu pasti hukum membicarakan keburukan atau aib orang lain untuk dijadikan bahan tertawaan.
Rumaisha dan senyum manisnya yang menghiasi bingkai wajah cewek itu masih tak lekang dari pandangan Erlang. Senyum yang punya kekuatan menular, karena kenyataannya kini Erlang pun terbawa untuk melengkungkan sudut-sudut bibirnya ke atas.
Ah, apa yang ia lakukan? Sebaiknya ia tidak berlama-lama di tempat parkir ini sebelum ia terlihat seperti seorang penguntit.
Erlang melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Di belokan depan, ia mengambil jalan tikus untuk menghindari kemacetan. Jalanan perkampungan yang dilewatinya cukup lengang. Di kanan dan kiri hanya ada area perkebunan dengan rumah-rumah penduduk yang letaknya jarang-jarang. Erlang masih santai-santai saja melajukan motornya sampai tiba-tiba ....
"JAMBREEEEEET! TOLONG, JAMBREEET!"
Seorang wanita pengendara motor bebek di depannya berteriak pada pengendara motor RX King yang berboncengan. Erlang masih bisa menyaksikan si pembonceng motor RX King menyabet tas pengendara wanita yang pada saat itu motornya memang sedang berhenti di pinggir jalan.
Suasana jalan yang sepi sangat mendukung dua penjambret tadi leluasa melarikan diri. Namun, Erlang yang cepat tanggap tidak akan membiarkan aksi kejahatan di depan matanya lolos begitu saja. Apalagi ia kenal sekali dengan wanita korban penjambretan itu.
Erlang pun menambah kecepatan laju motornya, mengejar dua penjambret itu. Dulu semasa kecil, ia paling suka mendengar cerita papanya bersama tim Satreskrim saat menangkap komplotan penjambret yang kerap meresahkan warga.
Setiap kali papanya usai bercerita, Erlang akan dengan lantang mengatakan kalau sudah gede nanti ia juga mau jadi polisi seperti papanya. Dan kini ia yakin harus dapat menangkap para penjambret itu.
Motor Erlang sudah mengimpit motor yang dinaiki dua penjambret itu. Ia tidak peduli saat penjambret yang membonceng itu misuh-misuh hingga mengancamnya dengan menodongkan pisau lipatnya. Erlang terus memepet mereka.
Motor RX King yang oleng itu akhirnya terjungkal setelah menabrak pohon pisang. Merasa tidak terima, dua penjambret itu mulai menantang Erlang. Penjambret brewok melancarkan bogem mentahnya ke arah rahang Erlang. Akan tetapi, dengan gerakan koordinasi yang cermat, Erlang berhasil menghindar. Bahkan dalam sekilas bayangan kemudian, ia berhasil menghadiahi penjambret brewok dengan tendangan yang ditargetkan ke perutnya. Sebuah tendangan paling dasar dalam teknik tendangan karate yang disebut mae geri, di mana lutut ditekuk setinggi mungkin menuju dada untuk maju menerjang. Pusat tenaga terdapat pada kekuatan pinggul dan tulang ekor yang kemudian disalurkan melalui lutut untuk melecutkan tendangan sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Teen Fiction[COMPLETED] Young Adult | Religi | Romantic Comedy Mulanya Rissa si cewek tomboi itu benar-benar risi ketika harus mengubah penampilannya dengan berhijab demi memenuhi janji di hari ulang tahunnya yang tepat menginjak angka tujuh belas. Esensi berhi...