34. Anak Karate

1.1K 132 50
                                    

ADA tamu spesial yang datang ke Dojo Binka hari ini. Kedatangannya tak urung mendapat sambutan antusiasme warga sekolah, terutama bagi semua karateka didik Dojo Binka. Ya, siapa yang tak mengenal Aksara Murda Renjana, juara dunia karate yang namanya masih santer terdengar sebagai peraih medali emas ajang Kejuaraan Karate Internasional (WKF) dalam nomor kumite tunggal putra. Pemuda 21 tahun yang kesehariannya akrab disapa Aksa itu pun sudah dipastikan akan kembali mewakili kontingen Indonesia dalam WKF di Linz, Austria usai di tahun yang sama ini ikut digadang-gadangkan untuk SKIF (Shotokan Karate-do International Federation) pada bulan Oktober mendatang.

Saat ini Aksa tengah menempuh semester akhir kuliahnya di Bandung. Kesempatan berliburnya kali ini dipergunakan untuk kembali ke Semarang, melepas rindu kepada keluarganya yang tinggal di Tawang Mas, Semarang Barat. Sisa waktu menghabiskan agendanya di ibukota Jawa Tengah itu, Aksa tak lupa menyambangi sekolah tempat di mana ia menyelesaikan tiga tahun masa studi SMA-nya. Sebagai alumnus kebanggaan SMA Bina Karisma, Aksa merasa senang dapat bersilaturahmi serta mengenang kembali masa-masa remajanya di sekolah bersama para guru yang dulu mengajarnya.

Dojo Binka adalah salah satu tempat yang paling dirindukan Aksa. Tempat favoritnya berlatih karate. Tempat yang mengantarkannya meraih banyak juara. Tempat yang membesarkan namanya. Dan tentu saja yang tak kalah dirindukannya adalah bisa bertemu kembali dengan Sensei Yoga, pelatih yang tak lelah mengajar serta mendukungnya untuk mengembangkan semua teknik karate.

Sore ini saat jadwal latihan, Aksa turun ke dojo untuk melihat para kohai seperguruannya berlatih karate. Semua orang yang sudah ada di dojo sudah mengenakan karategi, termasuk Aksa. Di awal sesi pertemuan hari ini, Aksa sudah memukau para karateka lain lewat dirinya saat berbagi cerita tentang pengalaman suka duka mengalahkan lawannya di final WKF dengan skor 4-1 atas poin penuh pada teknik nage waza dan satu poin yuko untuk teknik gyaku-zuki chudan.

Sesi latihan dilanjutkan oleh Sensei Yoga yang akan mengajarkan teknik lemparan tsubame gaeshi (turning swallow). Teknik ini diberi nama 'Burung Walet Terbang' oleh Gichin Funakoshi, pencipta aliran karate Shotokan atau yang juga dikenal sebagai 'Bapak Karate Dunia'. Burung walet terbang mewakili kecepatan gerakan naik-turun yang dibutuhkan dalam teknik ini untuk membanting lawan dengan mengunci pergelangan tangan. Pemain menahan serangan dari depan dengan membentuk x-block, lalu mengambil pergelangan tangan lawan dan bawah lengan dengan gerakan cepat untuk membuatnya terbalik, hingga membawanya jatuh ke lutut pemain.

Begitu teori singkat oleh Sensei Yoga, para karateka memerhatikan dengan penuh konsentrasi tanpa ada yang berani menginterupsi satu pun ketika eksekusi gerakan teknik lemparan ini diperagakan bersama Senpai Aksa. Gerakan demi gerakan dipecah dan diulang kembali secara lebih lambat agar para karateka yang sudah diinstruksikan Sensei Yoga untuk berpasang-pasangan dapat mengikuti. Begitu seterusnya dilakukan secara berulang-ulang hingga para karateka dapat menyempurnakan setiap gerakan teknik ini secara keseluruhan.

Hari ini pun latihan berlangsung dengan lancar dan diakhiri oleh masing-masing pasangan karateka dengan sikap musubi dachi. Secara bersamaan para karateka meneriakkan, "OSH!" untuk saling memberi hormat sekaligus rasa terima kasih atas bimbingan dan kerja sama yang diberikan.

Kenzie dan Erlang berjalan beriringan hendak pulang usai latihan karate. Mereka menyusuri selasar menuju ke tempat parkir sembari saling bercengkerama ringan tentang beberapa topik. Bahkan sampai topik tidak penting sekalipun soal banding-membanding pedagang cilok depan sekolah. Seperti misalnya pedagang cilok A yang ngirit kasih sambal, tapi kasih pentol ciloknya banyak. Sementara pedagang cilok B yang jorjoran masukin sambal, tapi jumlah pentol ciloknya sedikit. Kalkulasi untung-rugi pun sampai ikut dimasukkan dan hasilnya dari topik tidak penting itu justru menyeret ingatan mereka pada PR Neraca Lajur dan Laporan Keuangan yang mesti dikumpulkan besok.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang