ISTIRAHAT pertama masih tersisa sepuluh menit, tetapi Rissa sudah kembali ke kelas sambil menggenggam sebotol minuman jeruk bulir yang dibelinya dari kantin. Cewek itu memasuki kelas sendirian. Rumaisha dan Kinar yang tadi pergi bersamanya ke kantin tidak sampai berbarengan lagi balik ke kelas terkait urusan mereka masing-masing. Rumaisha harus pergi ke ruang Rohis, sementara Kinar melipir ke kelas sebelah. Konon, Siska baru saja membeli krim pelembap dari ekstrak mutiara Korea yang bisa bikin muka mulus kinclong bak porselen ala artis-artis Korea.
Rissa yang tidak tertarik dengan ajakan Kinar membahas make-up di kelas Siska, lebih memilih ngadem di kelasnya sendiri setelah puas menyantap mi ayam Bu Markonah. Toh, ia juga tidak tahu-menahu soal make-up. Jadi sebodo amat kalau itu make-up mau berisi iming-iming memutihkan kulit lah, menyamarkan noda hitam bekas jerawat lah, dan hal-hal berbau kecantikan lainnya yang terpasang di etiket kemasannya. Bagi Rissa yang terpenting sekarang perutnya kenyang, sehingga energinya benar-benar penuh untuk mempersiapkan pelajaran selanjutnya.
Di dalam kelas pun tampak beberapa anak lain sudah duduk di bangku mereka masing-masing. Entah itu mereka yang tidak pergi istirahat ke luar atau yang memang duluan kembali ke kelas sehabis dari kantin sama seperti Rissa. Contohnya Diara yang sibuk komat-kamit dengan hitungan kalkulator dan catatan jelimet di buku kasnya sebagai bendahara. Lalu Namira si kutu buku yang kerjaannya serius melulu membaca novel. Dan entah bagaimana Song Joong Ki KW alias Marjuki Sasongko itu bisa menyempil di antara gerombolan cewek di meja tengah yang terlihat cekikikan tidak jelas hanya karena seorang idol membuat siaran langsung dengan swag style-nya di media sosial.
Selain Juki, hanya ada empat cowok lainnya yang tinggal di dalam kelas. Dimas yang entah sedang chating-an dengan siapa sampai cengar-cengir sendiri. Di belakangnya, Farid yang duduk menyandarkan punggung pada tembok—karena mejanya memang mepet tembok—masih asyik menyumpal kedua lubang telinganya dengan earphone. Tak jauh dari tempat duduk mereka, ada Erlang yang menjadikan permukaan meja sebagai tempat menggelosorkan kepala untuk tiduran.
Dan terakhir, satu-satunya cowok yang paling dekat dengan tempat duduk Rissa, pun tak kalah terlihat santai memanfaatkan sisa waktu istirahat pertama ini. Membaca komik sambil nyemil wafer cokelat, bahkan sepertinya Kenzie tidak sadar dengan kedatangan Rissa. Yah, Rissa juga tidak peduli.
Rissa menyimpan minuman jeruk bulirnya di dalam laci. Masih menggerapai isi laci, ia ganti mengeluarkan buku pelajaran ekonomi yang akan diajar Pak Samsul setelah jam istirahat ini.
Oh, sebelum Rissa mengulang bacaan ekonominya, ada baiknya ia membahas dulu tentang tugas kelompok seni budaya keterampilan yang diberikan Pak Ismail hari ini. Pak Ismail memberikan tugas kelompok menggambar batik, di mana per kelompoknya terdiri dari dua orang. Pembagian tiap-tiap kelompok diatur Pak Ismail dengan cara yang menurut guru kalem favorit para siswa itu simpel. Yaitu, dengan memasangkan tiap anak bersama teman di sebelah meja mereka masing-masing.
Meja Rissa sendiri letaknya mepet tembok di sisi kiri dan menempati baris ketiga. Otomatis orang yang menjadi partnernya adalah orang yang menempati meja urutan kedua dari kiri dan berada pada baris sama dengannya. Benar, siapa lagi kalau bukan Kenzie. Rissa harap Kenzie tidak menyusahkannya sebagai teman satu kelompok.
"Sst!" Rissa mendesut yang dimaksudkannya memanggil Kenzie. Namun, yang dipanggil tiada merespon. Cowok itu tetap saja berkonsentrasi pada buku komik Captain Tsubasa yang dibacanya sambil mengunyah wafer cokelat dengan nikmat.
Rissa mendengkus. Berlagak nggak dengar, huh? Kalau bukan demi tugas kelompok, Rissa juga ogah manggil-manggil cowok itu duluan. "Heh, Ken!"
"Apa?"
Giliran Kenzie sudah menyahut dan menolehnya, Rissa malah mendadak kicep sendiri. Rissa berdeham untuk menghalau kegugupannya mendapati sorotan teduh netra hijau itu. "Aku mau sepulang sekolah kita langsung ngerjain tugas SBK," cetus Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Teen Fiction[COMPLETED] Young Adult | Religi | Romantic Comedy Apa pun keadaanmu, bisakah aku terus hidup dalam memorimu yang katamu sehebat ingatan gajah itu? _____ Mulanya Rissa si cewek tomboi itu benar-benar risi ketika harus mengubah penampilannya dengan b...