RENCANA makan malam Rissa dan mamanya yang semula akan bertempat di kedai ayam geprek Mbok Ndut, mau tak mau jadi berpindah di kafetaria rumah sakit. Rissa sudah bercerita pada mamanya perihal papa Erlang yang sedang dirawat. Karena itu pula mamanya tidak keberatan saat Rissa ingin ikut menghibur dan meringankan beban Erlang bersama teman-teman lainnya.
Sejak tanpa sengaja bertemu Erlang di mal tempo lalu dan atas permintaan cowok itu sendiri, Rissa telah berjanji akan menjaga rahasia soal pekerjaan paruh waktu yang dijalani Erlang dari siapa pun. Selama itu pula Rissa diam, bukan berarti ia tidak tahu-menahu kalau Erlang tengah mengalami kesulitan keuangan.
Erlang itu sangat menjunjung tinggi harga dirinya. Baginya, pantang meminta-minta maupun menerima bantuan secara cuma-cuma. Dan baginya pula, apa pun kesusahan yang dialaminya, Erlang hanya tidak mau memanfaatkan keadaan itu untuk mendapat belas kasihan orang lain atau membuat teman-teman di sekitarnya ikut susah.
Namun, hari ini semua orang dan khususnya Erlang telah mendapatkan pelajaran paling berharga bahwasannya untuk memaknai sebuah kata pertemanan ialah adanya rasa saling dibutuhkan dan peduli saat ada yang membutuhkan. Setiap individu tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Eksistensinya bukan mustahil akan membutuhkan peranan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Saat seseorang jatuh ke titik terendahnya, di situlah uluran tangan teman sejati berhak digenggam. Seperti sebuah peribahasa bukit sama didaki, lurah sama dituruni. Teman sejati akan selalu menyertai dalam setiap keadaan susah maupun senang. Itulah kunci kebersamaan yang hakiki. Kunci menumbuhkan rasa solidaritas di antara sesama.
Sebagai ketua kelas, Rissa pun punya tugas untuk tidak membiarkan aksi kesetiakawanan itu berhenti hanya sebatas THE KUVRET saja, melainkan juga akan diteruskannya kepada seluruh anggota kelas XI IIS-3 lainnya. Rissa berharap dengan dukungan anak-anak satu kelas, Erlang tidak akan merasa sendirian. Semuanya pasti akan mendoakan yang terbaik.
Kembali pada kegiatan makan malam di kafetaria Rumah Sakit Universitas Lentera Diwangtara. Makan malam yang tidak akan pernah disesali Rissa. Bahkan Rissa menyebutnya sebuah anugerah. Pasalnya seseorang yang ikut makan malam dan duduk tepat di sampingnya itu sudah membuat jantung Rissa serasa berdetak dua kali lipat lebih cepat daripada biasanya.
Aduh, jangan mentang-mentang sekarang Rissa berada di rumah sakit yang memiliki pelayanan unggulan di bidang kardiovaskular itu lantas ia bisa dengan mudah sekalian memeriksakan keadaan jantungnya. Jangan sampai waktu nanti diperiksa dokter malah yang ada ketahuan kalau penyebab ketidaknormalan detak jantungnya itu disebabkan ia tengah berada di dekat cowok gebetannya yang bernama Sakha.
Rissa mencubit kulit lengannya sendiri demi memastikan ia tidak sedang bermimpi bisa makan malam bersama Sakha. Cowok dengan balutan baju koko rapi sekaligus pemilik senyum pelumpuh hati para akhwat korban gagal ghodul bashor itu memang menyusul ke rumah sakit ketika juga baru mengetahui kabar serangan jantung papa Erlang dari pesan daring yang dikirimkan Kenzie.
Oh, ya, omong-omong soal Kenzie, tentu saja Rissa tidak lupa kalau sepupu kesayangan Sakha itu otomatis juga ikut bergabung di meja mereka sekarang ini. Rissa tidak bisa memprotes, walaupun pinginnya, sih, cukup ada Sakha saja dalam acara langka tersebut.
Tapi, ya, sudahlah. Toh, kalau Rissa curi-curi pandang sedari tadi, Kenzie kayaknya lagi bermetamorfosis jadi batu. Diam, anteng, dan tidak banyak usil. Cowok yang menampakkan wajah kuyu itu hanya memintal-mintal bakminya dengan garpu sambil sesekali menatap pemandangan luar melalui jendela kaca besar di dekat meja mereka.
"Alhamdulillah, butik umma semakin ramai, Tante."
Rissa memusatkan kembali fokusnya pada obrolan mamanya dengan Sakha. Memang sedari awal makan malam, mama Rissa dan Sakhalah yang lebih aktif mengisi percakapan. Sakha bercerita tentang buyanya yang masih mengikuti kopdar bersama sebuah komunitas dakwah di Ungaran. Dan baru saja pembahasan bergulir ke butik busana muslim umma Sakha yang terus dibanjiri orderan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Teen Fiction[COMPLETED] Young Adult | Religi | Romantic Comedy Mulanya Rissa si cewek tomboi itu benar-benar risi ketika harus mengubah penampilannya dengan berhijab demi memenuhi janji di hari ulang tahunnya yang tepat menginjak angka tujuh belas. Esensi berhi...