"Merlin, terimakasih telah menyelamatkan Yang Mulia Pangeran Arthur, aku sangat mencemaskan kalian berdua," Seru Lord Luan begitu melihat kami memasuki istananya.
"Lord Luan, anda tenang saja, dia baik-baik saja," sahut Merlin sopan.
"Kai, kamu harus minta maaf kepada Pangeran Arthur. Jika kamu tidak memanasinya, dia tidak mungkin berkelahi denganmu dan kabur seperti itu!" Lord Luan sambil menarik tangan Kai agar meminta maaf kepada Arthur.
"Yang Mulia Pangeran, saya minta maaf!" Kata Kai sambil menundukkan setengah badannya.
"Hmmm....!" Sahut Arthur sambil membuang muka.
"Aku sudah meminta maaf kepadamu! Apa lagi yang kamu mau? Apakah aku berkata salah? Jika Lord Luan tidak menyukaimu kamu tidak akan pernah berada di sini!" Teriak Kai marah.
"Apa kamu bilang?" Hardik Arthur.
"Tutup mulutmu Kai! Siapa gadis ini?" Tanya Lord Luan sambil menatap ke arahku dengan curiga.
"Saya membawanya karena dialah orang menyalamatkan Pangeran Arthur, jika anda tidak keberatan dapatkah dia tinggal disini bersama kita?" Jelas Merlin.
"Tentu saja, aku tidak keberatan. Tapi sepertinya dia bukan berasal dari daerah ini, benarkah?"
"Benar sekali, tapi dia akan membawa keberuntungan pada kita lebih tepatnya kepada Pangeran Arthur," Jelas Merlin sambil tersenyum kearahku.
"Jika begitu maka tidak masalah menempatkannya disini, mari kita menyantap sarapan terlebih dahulu," kata Lord Luan sambil menuntun kami menuju meja makan.
"Apa? Sarapan? Horraayyy... Disana pasti ada telur!" Pekikku kegirangan lalu mengikuti semuanya menuju meja makan.
"Dimana kamu telurku!" Jeritku sambil menangis dalam hati saat aku tidak melihat sebutir telur pun di atas meja makan.
"Apakah aku harus bertanya apakah mereka ada telur?" Batinku.
"Mereka semua makan hanya dengan tangan? Aku rasa cara makan disini memang belum berkembang sepenuhnya," pikirku sambil mengamati mereka.
"Kai, kamu harus memotong daging itu agak kecil, coba lihat Pangeran Arthur," Kata Lord Luan menasehati Kai.
Kai sambil mengabaikan Lord Luan dan terus memakan makanannya tanpa memandang sekitar.
"Aku tidak punya pilihan. Aku harus beradaptasi dengan kebudayaan mereka sampai aku menemukan telur. Tapi kenapa daging ini begitu keras untuk dipotong?"
Dengan segenap kekuatanku kukerahkan tenagaku untuk memotong daging itu dan tanpa aku sadari daging itu meloncat dari piringku ke wajah Arthur.
"Eekk...! Sorry."
"Dasar babi!" Kata Arthur sinis.
"Itu kecelakaan! Aku benar-benar tidak tahan dengannya!" Geramku marah.
********
"Wahh... Istana ini sangat besar! Tempat bekerja... Halaman... Dapur....Istana ini ada semuanya!" Mataku berbinar saat Merlin mengajakku berkeliling Istana Lord Luan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...