Part 17

1.8K 142 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ^.^
____________________________

Setelah selesai upacara, Raja pergi secepatnya. Setelah ia mengucapkan selamat tinggal, dia cepat-cepat kembali ke istananya sendiri. Arthur masih memperlakukan ayahnya dengan sangat dingin.

"Dia terlihat sangat menyesal," pikirku sambil melihat Arthur.

"Young Lady!"

"Huh... Apakah anda berbicara dengan saya?" Tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri.

"Ya... Young Lady aku mendengar banyak tentangmu dari Merlin. Aku sangat penasaran dan hampir tidak percaya dengan gadis yang membawa tanggung jawab yang sangat besar. Tapi sekarang pandanganku padamu berubah, Young Lady kumohon gunakan kemampuanmu untuk membantunya," kata Raja sambil tersenyum.

"Ten...tentu saja! Kataku senang.

"Jika saja Arthur dapat mendengar apa yang dikatakannya. Ahh.. Betul juga aku dapat menggunakan itu!"

"Yang Mulia aku tidak terlalu mendengar apa yang kamu ucapkan tadi. Dapatkan kamu mengulanginya lagi?" Pintaku.

"Baiklah, Young Lady, kumohon gunakan kemampuanmu untuk membantunya," kata Raja mengulangi kalimatnya tadi.

"Yang Mulia, bagaimana perasaanmu padanya?"

"Dia...adalah anak yang sangat kubanggakan," kata Raja.

Setelah mengatakan itu Raja dan rombongannya langsung pergi.

Thund...thund...brakk...

"Arthur! Kenapa kamu tidak mengikutinya?" Tanyaku sambil membuka pintu dengan keras.

"Aku tidak ingin pergi," jawabnya dingin sambil membuang muka.

"Kamu sangat bodoh! Orang yang ayah kamu sayangi adalah kamu!" Bentakku padanya.

"........"

"Okay! Jika kamu tidak percaya padaku cukup dengarkan ini! Apakah kamu menyadari bahwa ini adalah suara ayahmu!" Kataku sambil menyodorkan handphone yang kugunakan untuk merekam suara Raja dengan diam-diam.

"Yang Mulia aku tidak terlalu mendengar apa yang kamu ucapkan tadi. Dapatkan kamu mengulanginya lagi?"

"Baiklah, Young Lady, kumohon gunakan kemampuanmu untuk membantunya."

"Yang Mulia, bagaimana perasaanmu padanya?"

"Dia...adalah anak yang sangat kubanggakan."

Wajah Arthur tampak terkejut mendengar itu.

"Perekam suara ini memang sangat berguna, teknologi modern memang sangat berguna di keadaan seperti ini," pikirku sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Alat ini hanya ada di duniaku. Ini adalah perekam suara, ini salah satu barang yang kubawa dari duniaku. Aku mau kamu tahu perasaan Raja kepadamu jadi aku merekam suaranya. Kamu adalah satu-satunya anak yang dia banggakan itu artinya kamu juga satu-satunya anak yang dicintainya," kataku menasihatinya.

"Itu cuma karena dia tidak terlalu bisa mengutarakan isi hatinya. Ketika kamu memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, ketika kamu menjadi seorang knight dia sangat senang. Arthur aku tahu kamu mencintainya, bukan? Cinta diantara keluarga itu bukan ditunjukkan dengan kata-kata tapi dengan tindakan. Katakan saja kalau kamu sangat merindukannya, itu bukanlah sesuatu yang sangat memalukan. Pergi sekarang! Jika kamu masih berdiri saja disini kamu akan kehilangan dia," kataku.

"Kamu ikut denganku!" Kata Arthur sambil menarik tanganku untuk mengikutinya, dia naik ke atas kudanya lalu menarik tanganku agar aku dapat naik dan duduk dibelakangnya.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang