Hai haii Mayu come back!!! Update gak ad pemberitahuan ya?? Maaf aku update cerita ini lama banget sampe kalian lumutan nunggunya, bukan bermaksud begitu sihh cuma aku lagi sibuk aja karena mau masuk kuliah😅. Sudah deh basa-basinya. Mungkin ni ya... beberapa part lagi kisah ini akan tamat. Entah di Part 72 atau 75, sekitaran itu dehh... Eits... jangan protes yaa... Setelah tamat mungkin aku berusaha membuat beberapa extra partnya. Kalau sempet juga sihh... jadi jangan kecewa kalau sudah tamat wkwkwk... Selamat Membaca!!
•
•
•
Hari yang ditentukan telah tiba, perang besar sudah di depan mata. Lin Ling duduk dengan tegap diatas punggung kudanya, tangannya menyiagakan busurnya. Beberapa hari yang lalu saat Lin Ling sadar dari tidur panjangnya atau bisa dibilang pingsan, ia diberondong pertanyaan oleh Arthur.
Awalnya Arthur murka saat mendengar Lin Ling mengorbankan nyawanya untuk tiga orang knightnya. Bahkan Arthur sudah siap menghajar mereka bertiga yang untungnya berhasil dihalangi oleh Lin Ling dengan mengatakan bahwa mereka tak bersalah.
"Kita bertemu lagi." Sapaan dingin itu menyapu gendang telinga Arthur.
Arthur tersenyum sinis. "Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini sebagai musuh. The Dark Duke. Duke of Prinelassne. Lucifer."
"Aku sudah menyangkanya." Lucifer terkekeh pelan. Sebutan itu terasa indah di telinganya.
Arthur menyiagakan pedangnya. Rambut pirang emasnya berubah menjadi putih keperakan di bagian keningnya hingga menampilkan cahaya bulan yang menyorot langsung ke wajahnya yang rupawan.
Lin Ling terperangah kaget. Ia tidak mengangka penampilan Arthur bisa berubah sedemikian rupa. Bahkan mata ungu indahnya sudah berwarna hitam keseluruhannya. Indah sekaligus menakutkan.
"Hoo... sudah tidak ingin berbasa basi lagi rupanya." Lucifer terkekeh kembali lalu ikut mengeluarkan pedangnya yang terlihat berat.
Lucifer dengan santai menumpukan satu tangannya di atas permukaan pedangnya dan bibirnya berkomat-kamit merapalkan sebuah mantra. Lalu diarahkan tangannya ke atas mengkuti alur pedangnya. Pedangnya lalu mengeluarkan cahanga keemasan lalu langsung hilang dan mengeluarkan asap putih.
"Sudah siap? Aku siap kapanpun kau menyerangku." Lucifer tertawa mengejek. Ia belum memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Arthur.
Arthur tersenyum. Ia mengeluarkan pedang Excaliburnya dan menggenggamnya dalam satu tangan. Pedangnya yang berwana keemasaan terlihat menyala, mulai dari gagang hingga ke ujung pedangnya yang terlihat mengilap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...