Sesuai janji aku update lagi hari ini, terimakasih untuk yang kemarin banyak banget commentnya, sumpah aku seneng banget. Makanya sebagai hadiah aku update hari ini.
Happy Reading!
______________________________________________"Ahhh... aku bosan! Bosan! Bosan!" Keluhku. Aku membaringkan tubuhku dibawah pohon tepat di tengah hamparan bunga Camomile yang harum, sinar matahari menerobos melewati sela dedaunan menyinari wajahku, dengan tanganku aku menutupi kedua mataku. Hembusan angin menerpa wajahku dengan lembut, membawa untaian bunga Camomile yang terlepas dari tangkainya.
"Tidak adakah hal yang dapat kulakukan disini?" Tanyaku lebih kepada diri sendiri, salah satu tanganku dengan iseng mengambil setangkai bunga Camomile dan menggenggamnya lalu memutarnya. Membiarkan bunga pink tersebut terbang tertiup angin musim semi yang sangat menyejukkan.
Sudah sebulan, aku merasakan hidup damai ini. Perang tersebut berakhir baik, bahkan Arthur sudah mulai sibuk untuk mempersiapkan perang selanjutnya untuk menjatuhkan Roma dan menjadi penguasa Inggris seperti yang diharapkannya. Mimpinya sedari kecil. Disaat itulah, aku harus kembali ke tempat asalku dan melupakan semua hal yang pernah terjadi di dunia ini.
"Yang harus anda lakukan adalah berlatih, My Lady."
Aku bangun secepatnya dengan terkejut. Mataku memicing menatap sekitarku.
"Saya disini!"
Langsung saja aku membalikkan tubuhku menuju sumber suara.
"Senang melihat anda disini, My Lady."
"Darimana kau tahu tempat ini?" Aku memicingkan mata.
"Saya bertanya kepada Sir Lancelot. Saya tidak tahu jika anda suka berada disini. Tempat ini sungguh sangat menyenangkan. Damai sekali berada disini."
Aku menganggukkan kepalaku lalu memposisikan diriku menjadi rebahan seperti sebelumnya. Orang tersebut berjalan lalu mengikuti gerakanku. Rambut ungu panjangnya tersampir di salah satu bahunya. Pedangnya diletakkannya di sisinya.
"Bagaimana dengan Rose? Sebulan ini aku tidak pernah melihat batang hidungnya. Orang tuanya baik-baik saja 'kan?"
"Ya, dia sedang pergi mengikuti kedua orangtuanya. Rose tidak bisa selamanya mengabdi disisimu karena di lain pihak ia anak satu-satunya dari paman dan bibi. Kuharap kau bisa mengerti."
"Aku mengerti. Aku hanya khawatir saja ia tidak pernah mengirim kabar kepadaku beberapa bulan ini." Jawabku jujur.
"Bagaimana dengan kedua adikmu? Baik-baik saja bukan?"
"Shans dan Swans baik-baik saja, mereka sudah mulai berulah kembali." Farkas memegang kepalanya. "Mereka bahkan sudah berkelahi lagi di ring knight hall dan menghancurkan seperempat bagian tempat itu." Farkas menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana denganmu sendiri? Apakah masalah kastilmu sudah selesai kau atasi?"
"Semuanya berjalan dengan lancar My Lady." Farkas menjawab hormat. Menatap langit yang tertutup dedaunan.
"My Lady."
"Hm?"
"Apakah anda benar-benar akan kembali?"
"Kau orang terakhir yang bertanya Farkas." Aku membalas setengah mengejek.
"Benarkah?" Tanyanya. "Kukira aku yang pertama."
"Ha...ha...ha... kau yang paling terlambat Farkas." Sahutku. "Tapi ya... aku akan kembali, bukan sekarang tapi nanti." Aku mengedipkan sebelah mataku, setengah menjahilinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantastikLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...