Budayakan Vote sebelum membaca ^.^
_____________________________________"Lin kau sudah selesai dengan tu... Ehh... Raja Arthur? Kenapa anda bisa berada disini?" Tanya Terry heran. Matanya menatap heran ke arah Arthur.
"Aku tidak sengaja bertemu dengan Lin saat dia sedang menghalau ribuan anak panah, apa yang sebenarnya terjadi disini? Di istana mustahil ada assasin yang menembak secara brutal seperti itu," serunya mencebik. Tangannya terlipat didadanya, matanya memicing ke arah kami berdua.
Terry menatap Arthur dengan tatapan datar berbalik denganku yang menatapnya dengan tatapan 'ini sudah biasa terjadi'.
"Kami berenam sedang berlatih tanding disini Yang Mulia," jawab Terry sopan. Tetap mempertahankan tatapan datarnya.
"Dimana kau menemukan papan panah milik mereka?" Tanyaku penasaran, mengabaikan Arthur.
"Di dalam jurang sedalam hampir 10 meter di dekat hutan disana, masih termasuk wilayah istana tapi bagian luar. Entah siapa yang menggali lubang sedalam itu disana," gerutu Terry sambil bersungut-sungut. Aku tertawa keras saat mendengar penuturan Terry, pasti sangat sulit untuk menembak di kedalaman 6 sampai 7 meter di bawah.
"Berhenti tertawa!" serunya dengan muka ditekuk. Aku berusaha menetralkan nafasku yang putus-putus akibat terlalu banyak tertawa.
"Ekhemm..." Sebuah suara mengintrupsi percakapan kami.
"Lin. kembali. Ke. Istana. Sekarang!" kata Arthur tegas. Aku menghela nafas lalu menatapnya.
"Ada apa?"
"Ada apa? Kau bertanya ada apa? Kau tidak ingat hari apa ini?" Tanya Arthu balik. Matanya memicing menatapku dengan tajam.
"Umm... Tidak?" Kataku bingung. Hari ini sepertinya bebas maka dari itu aku latihan seperti biasa.
"Hari ini perburuan di hutan dan itu wajib untuk seluruh knight."
"Ehhh... Tapi Arthur hati ini kan dingin sekali! Aku tidak terlalu tahan dingin. Habis latihan ini aku ingin berendam air hangat dan tidur," seruku memprotes.
"Tidak ada keluhan, aku tidak ingin mendengar apa-apa," sentak Arthur.
"Ahh... Terry kau ikut juga kan?"
"Tentu saja."
"Aku satu kuda denganmu ya... Aku malas untuk menunggang sendiri, lagi pula diluar sana pasti sangat dingin," kataku memohon.
"Baiklah," sahutnya sambil mengacak-acak rambutku.
"Mouu... Bergentilah merusak rambutku!" seruku kesal, tanganku kembali merapikan rambut hitamku.
"Linn... Teryusss...!!"
"Farkas, Lan-Lan, Rose, Kai, sini!" Teriakku memanggil mereka. Jam berlatih sudah habis beberapa menit yang lalu dan disinilah kami berjanji akan berkumpul bersama.
"Bagaimana?"
"Luar biasa Lin, senang sekali aku dapat memanah mereka semua dengan leluasa, yahh meskipun tidak pernah tepat sasaran saat aku hendak memanah Terry, Terry apa sih rahasiamu?" Tanya Kai kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/61819726-288-k259085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...