Berapa lama ya aku menghilang? Sebulan? Dua bulan? Atau tiga bulan?
Sorry banget guys... aku tidak bermaksud menghilang selama itu... aku sibuk banget akhir-akhir ini, membuka wattpadpun agak sulit belum lagi tugas yang bejibun mengingat aku sudah menduduki bangku kelas 3 SMA.
Inipun aku mencicil menulis sedikit-sedikit supaya bisa update cepat tapi apa dayanya tetap saja lambat. Semoga kalian tidak kecewa dengan part kali ini. Kita akan bertemu lagi di part selanjutnya. Enjoy!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah berbenah dan mempersiapkan segalanya, Arthur bangkit dan mengulurkan tangannya, membantu agar kekasihnya dapat berdiri. Mereka berdua menyusuri sekeliling sungai itu bersama Flower yang sibuk menggosok-gosokkan kepalanya di tangan Lin.
"Arthur? Kau tahu seperti apa makhluk yang kita cari?" Lin mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Flower. Flower kesenangan dan semakin manja kepada Lin Ling.
"Entahlah, aku juga baru mendengar saat Merlin bilang beberapa bulan yang lalu." Arthur mengangkat kedua pundaknya. Ia berjalan di depan Lin. Berbeda dengan Lin yang sudah kelelahan dan duduk di atas punggung singanya dengan santai.
Arthur mengelilingi danau indah tersebut, matanya mencari petunjuk sekecil apapun yang bisa membuatnya menemukan pedang Excalibur.
"Arthur! Lihat! Lihat disana!" Tunjuk Lin Ling histeris.
"Jangan berteriak seperti itu," ucap Arthur malas, ia mendekat ke arah Lin Ling untuk melihat apa yang ditunjuk kekasihnya.
"Coba lihat itu." Lin menggeser tubuhnya sedikit. Arthur mendekat dan melihat objek yang ditunjuk Lin.
"Halo," makhluk tersebut melambaikan tangannya. Suaranya sangat merdu, tubuhnya kecil dengan senyum menawan. Dia menganakan pakaian putih seerti peri hutan, rambutnya sehijau daun segar dan matanya secerah bunga mawar.
"Apakah kau peri?" Tanya Lin takjub.
"Peri?" Makhluk kecil tersebut merengut imut. "Aku bukan peri, peri memiliki sayap sedangkan aku tidak memiliki benda merepotkan itu dipunggungku." Ia mencebik imut. "Aku adalah penjaga tempat ini sekaligus penjaga pedang yang anda inginkan Yang Mulia."
"Kau tahu aku?" Arthur menunjuk dirinya sendiri.
"Tentu saja." Ia tertawa merdu. Lalu terbang menghampiri Arthur. "Siapa yang tidak mengenal anda. Anda bisa mencabut pedang dari batu dan diramalkan menjadi Raja seluruh England. Jadi siapa yang tidak mengenal anda Yang Mulia?"
Arthur menganggukkan kepalanya. Setengah mengerti setengah tidak. Ia sama sekali tidak menyangka ada ramalan mengenai dirinya. Kenapa ia tak pernah tahu apa-apa mengenai itu.
"Aku akan memberikan anda pilihan. Tapi sebelum itu perkenalkan namaku Yamia." Yamia membungkuk hormat. Ia lalu memunculkan sebuah pedang indah beserta sarungnya.
"Apa anda akan memilih pedang ini atau sarung pedang ini Yang Mulia?" Tanyanya.
"Tentu saja aku lebih memilih pedang daripada sarungnya. Karena hanya dengan pedanglah kekuatanku diuji."
"Sebenarnya Yang Mulia." Yamia menunduk, wajahnya terlihat sedih. "Yang anda butuhkan adalah pelindung sarung pedang ini. Anda membutuhkan perlindungan. Ambisi tidak akan menyelamatkan nyawa anda. Pedang adalah pembunuh sedangkan sarung adalah pelindung. Dan sebagai seorang raja tugas anda harus melindungi rakyat yang ada dibawah anda." Yamia mengangkat kepalanya.
Arthur terdiam sebelum menjawab. "Tapi aku tidak butuh perlindungan dari siapapun."
"Biar aku yang memegang pelindung itu." Lin berseru. "Aku akan mengambil resiko untuk melindunginya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...