Budayakan Vote sebelum membaca ^.^
___________________________________"Lin?"
"Hmm?"
"Kenapa kau ingin pergi bersamaku? Bukan kah lebih baik kau pergi bersama putra mahkota De Hillburg itu?" Tanya Terry tanpa memandang ke arahku.
Mendengar itu aku hanya menyernyit heran.
"Dia bisa melindungimu lebih baik daripada aku."
"Dengar Terry, aku tidak selemah yang kamu pikirkan, aku tidak butuh untuk dilindungi oleh siapapun karena dengan memasuki dunia ini aku harus menopang segala sesuatunya dengan kakiku sendiri."
"Tapi..?"
"Sstt... Kau tahu? Sewaktu aku datang ke dunia ini aku sungguh penakut, bahkan untuk memegang senjata saja aku ketakutan, tapi dengan kepercayaan dan dukungan dari teman-teman ku aku dapat berdiri disini sampai sekarang."
"Teman? Apakah yang kau maksud adalah Pangeran Arthur?"
"Arthur? Ahh... Bukan... Bukan dia," seruku sambil mengibas-ngibaskan tanganku dengan kesal. "Dia itu menyebalkan, arogan dan pastinya semua kata burukku melekat padanya. Teman yang kumaksud adalah Lancelot dan Kai tapi sekarang ada kalian bertiga," kataku bahagia.
"Oo begitu," serunya tak yakin.
Akhirnya aku dan Terry berhenti di sebuah pilar yang cukup besar, kami mengawasi orang yang keluar masuk dari sana. Kebanyakan orang yang keluar dari gereja St. Basilica berwajah muram jelas saja karena mereka tidak dapat menarik pedang tersebut.
Tiba-tiba mataku menangkap sesuatu, secepat kilat aku menarik Terry menuju salah satu pilar yang tersembunyi.
"Ada apa Lin?" Tanya Terry heran saat aku melepaskan tangannya dan menunduk untuk bersembunyi.
"Arthur dan yang lainnya datang," sahutku lalu mengajaknya untuk berjalan memutar menghampiri Rose dan Farkas.
"Linnnnn!!!"
"Ada apa Rose?" Tanyaku menghampiri Rose.
"Pangeran Arthur sudah datang bukan?" Tanyanya.
"Ya, ayo kita masuk ke dalam," seruku seraya berjalan menuju pintu St. Basilica.
"Darimana kau tahu bahwa Arthur datang?"
"Tempatku dan Farkas mengawasi juga strategis, tidak hanya tempat kau dan Terry saja," serunya dengan nada angkuh yang dibuat-buat, aku hanya tertawa saja mendengar perkataannya.
"Bagaimana pendekatan mu dengan Farkas hmm?" Tanyaku pelan seraya mengedipkan mataku untuk menggodaku.
Mukanya memerah sebelum menjawab pertanyaanku,"Aku terlalu fokus untuk mengawasi Pangeran Arthur jadi tidak terlalu mendekatinya." Jawabnya malu-malu, dari mukanya aku tahu bahwa dia berbohong padaku tapi aku hanya diam saja agar tidak membuatnya semakin malu. Untungnya para lelaki ada di belakangku jadi mereka tidak akan mendengar percakapan kami.
****
"Aku datang untuk mencabut pedangnya!" seru Arthur lantang membuatku mendongak menatapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/61819726-288-k259085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...