Aku update setelah selesai ujian, sesuai dengan janjiku. Semoga chapter ini memuaskan rasa penasaran kalian.
Happy reading guys!!!
____________________________________
Akhirnya tibalah hari ulang tahun Arthur. Lin menggenggam erat hadiah yang akan diberikannya. Ia berjalan perlahan menyusuri lorong demi lorong, wilayah Arthur memang terlarang untuk dimasukinya tapi dirinya telah mendapatkan izin dari Arthur untuk memasukinya. Tentunya secara diam-diam.
"Huh? Inikah hadiah Princess Guinevere? Bagus sekali." Lin tanpa sadar menyentuh sabuk itu dengan perlahan. Sedikit rendah diri karena punyanya tidak sebagus buatan Princess negeri seberang tersebut.
"Tapi bodoh amat lah! Yang penting aku sudah buatkan hadiahnya." Lin melempar kado buatannya ke atas ranjang peraduan Arthur. Ia melenggang keluar tak peduli bagaimana tanggapan Arthur atas hadiahnya.
****
"My Lady, anda dipanggil ke ruangan Yang Mulia Princess Guinevere oleh Yang Mulia Raja Arthur." Seorang pelayan masuk terburu-buru ke kediaman Lin pada tengah malam.
Lin menggosok kedua matanya, ia menggeliat sedikit saat suara itu menariknya dari alam mimpi.
"Ada apa? Kenapa malam-malam seperti ini? Ada masalah apa?" Lin menyibak selimut sutranya, ia menapakkan kakinya ke lantai yang dingin untuk disentuh oleh kedua kaki mungilnya.
"Saya tidak tahu My Lady," pelayan tersebut mengkerut ketakutan.
"Tidak perlu takut. Aku tidak akan memakanmu." Lin setengah bergurau. Ia mengambil mantel tebalnya dan menyampirkannya di bahunya, malam ini cukup dingin. Entah apa maksud Arthur hingga menyuruhnya datang ke ruangan Princess Guinevere, tengah malam pula.
Lin menyusuri koridor istana yang remang-remang, penerangan secukupnya dari obor membantu penglihatannya hingga ia menapakkan kakinya di arena Princess Guinevere.
Disana Lin melihat Princess Guinevere menangis tersedu-sedu. Ia sedang ditenangkan oleh Arthur, disebelah Arthur, Lancelot berdiri dengan wajah tak terbaca.
"Apa apa?" Lin mengusap kedua lengannya di balik mantel tebalnya. Malam semakin larut, ia sungguh sangat mengantuk.
Lancelot dan Arthur mengarahkan kepalanya menghadap Lin yang berdiri di ambang pintu.
"Lady, yang kamu lakukan ini tidak benar. Aku tahu kamu membenciku tapi tidak perlu melakukan ini semua!" Princess Guinevere menangis tersedu-sedu. Lin membelalakkan matanya, tak mengerti apa yang diucapkan oleh Princess di depannya.
"Lin ada yang mau kau bicarakan tentang ini?" Arthur meletakkan sesuatu di atas tempat tidur, sobekan-sobekan kain terdapat disana. Lin tersentak di tempatnya.
"Aku cuma ingin memberikan hadiah ulang tahun untuk Your Majesty, ia sudah sangat baik dengan menerima kunjunganku kemari, tapi kau juga tidak perlu melakukan semua ini." Princess Guinevere menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia menangis di sela-sela bicaranya.
"Ak–aku tidak tahu apa-apa. Aku langsung pergi setelah meletakkan hadiahku." Lin membela dirinya. Ia memang tidak melakukan kesalahan.
"Tapi, salah satu tentara yang berjaga disana bilang tidak ada orang yang lewat setelah anda masuk." Pelayan setia Guinevere menyela.
"Tapi aku tidak melakukannya!"
"Your Majesty, aku minta maaf karena tidak bisa memberimu hadiah disaat hari pentingmu." Princess Guinevere menunduk, matanya sembab karena menangis terlalu lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/61819726-288-k259085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...