Part 65

730 84 13
                                    

BERAPA LAMA CERITA INI KUANGGURIN YA?? HAHAHA.. MAAF YAA SEMUA PEMBACA SETIA FANTASY KNIGHT, SEBENARNYA SIH MAU HIATUS TAPI TENANG... AKU GAK KENA WRITER BLOCK ATAU APAPUN SEBUTANNYA, CUMA KEADAAN YANG MEMBUATKU GAK BISA MENERUSKAN CERITA INI UNTUK SEMENTARA, AKU AKAN TERUS UPDATE MESKI LAMBAT AKHIR-AKHIR INI SAJA SAMPAI UJIANKU KELAR, SUMPAH... KARENA ITU DITENGAH KESIBUKANKU BELAJAR DAN UJIAN AKU NYEMPATIN BUAT SATU PART UNTUK MENGOBATI RASA KANGEN KALIAN... SELAMAT MENIKMATI!!!

"Baru kutinggal sebentar kau sudah berduaan saja dengan salah satu knight utamaku?" Ucap Arthur sinis. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis hampir tidak kelihatan.

"Aku tidak sepertimu," gumam Lin Ling acuh. Dikibaskannya rambutnya membelakangi Arthur.

Arthur tersenyum, ia melingkarkan tangannya di pinggang Lin Ling dan menekan punggung Lin Ling hingga menempel ke dadanya. "Aku selalu setia kepadamu Ratuku," Arthur berbisik di telinga Lin Ling dengan sensual.

Lin Ling bergidik, "Kau tidak cocok merayuku pria dingin."

Arthur tertawa, "Aku memang dingin, hanya bersamamulah kedinginanku meleleh." Arthur mengerling genit.

"Dasar gombal."

"Gombal? Apa itu gombal?"

Lin Ling menggigit bibir bawahnya, sejujurnya ia juga tak tahu artinya, tadi ia hanya asal ceplos saja. "Sudahlah lupakan apa kataku tadi."

"Apa artinya? Bukan yang aneh-aneh kan?" Tanya Arthur mendesak. Matanya menatap Lin tajam. Kepekaan tentang dirinya besar sekali meskipun ia tak tahu artinya, entah kenapa artinya bukanlah suatu yang baik. 

"Tidak sama sekali." Lin nyengir asal. "Artinya pria tampan yang baik hati dan tidak sombong," ucap Lin Ling asal.

Arthur mengerutkan keningnya, entah kenapa artinya terdengar sangat janggal, ia sangat heran tapi berusaha tak peduli. "Kenapa masuk ke hutan?"

"Hanya ingin jalan-jalan saja," gumam Lin Ling. Padahal dipikirannya begitu banyak masalah berkecamuk.

Arthur memeluk Lin Ling semakin erat. Tangannya membelai lembut perut hingga rambut Lin Ling. Lin Ling memejamkan matanya, menikmati sentuhan Arthur yang tidak tahu akan di rasakannya sampai kapan. Yang jelas pasti tidak akan lama lagi.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Lebih banyak dari yang anda pikirkan Yang Mulia." Lin Ling mendesah pelan. Tangannya menggenggam lengan Arthur agar berhenti mengusapnya dan membalikkan badannya hingga berhadapan dengan pemilik mata ungu yang memikat itu.

"Kita tidak akan terpisah," ucap Arthur.

"Ya, kita tidak akan terpisah."

Mungkin...

****

"Bagaimana persiapannya?"

"Semua sudah sesuai dengan rencana Yang Mulia, kita akan berangkat dua hari lagi."

"Terimakasih Lancelot."

"Semua untuk anda Yang Mulia." Lancelot membungkuk hormat.

"Apakah—"

Lancelot mengamati dalam diam lalu mengangguk. "Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Saya tidak tahu apa yang Kai rencanakan. Ia mengurung dirinya di perpustakaan istana alih-alih berlatih menjelang perang kali ini. Kai cuma keluar saat ingin makan atau ada pekerjaan yang mengharuskannya meninggalkan tempat itu."

"Apa yang akan terjadi? Kai tidak pernah bertindak aneh semacam ini semenjak Lin Ling pingsan. Lin Ling juga aneh. Ia kebanyakan melamun akhir-akhir ini bahkan ia mengambil lagi sarung pedang yang baru saja ditaruhnya di ruang penyimpanan pribadi istana dan menjaganya dengan sungguh-sungguh bahkan ia tidak membiarkan diriku sendiri menyentuhnya."

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang