Part 56

1.4K 113 5
                                    

Selamat membaca!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Merlin! Kenapa kamu muncul di saat yang tidak tepat! Dan kapan kamu balik ke Camelot!" Teriak Lin frustasi menghadapi orang yang pertama kali membawanya masuk ke dunia ini.

"Ahh..." Merlin menanggapi dengan santai ucapan Lin, ia menguap sebentar. "Uhh... mungkin karena sudah lama menginjakkan kaki di istana pada malam hari aku tiba-tiba tersesat. Aku hanya berjalan-jalan hingga tiba di tempat ini." Merlin berujar santai, matanya tampak menyapu pandang. "Tepat saat aku menyadari aku memasuki ruangan yang salah, Princess masuk ke dalam. Karena aku tidak mau menakutinya, aku bersembunyi di dalam lemari. Tapi aku berada disana terlalu lama, aku tahu apabila aku tidak keluar secepatnya, aku akan mati lemas jadi~" Merlin menggerakkan tangannya menyentuh dagunya. Ia memasang ekspresi polos yang memelas.

"Bohong!" Batin Lin Lin, "Merlin bisa menggunakan sihir. Aku sungguh tidak percaya Merlin bisa tersesat." Gerutu Lin dalam hati, matanya menyipit curiga saat memandang Merlin yang berkedip-kedip polos di depan semuanya.

"Oh! Tunggu!" Merlin menjentikkan jarinya. "Aku sangat ketakutan sampai hampir pingsan saat melihat Princess mencoba memotong lengannya sendiri dengan pisau itu." Merlin tersenyum mengerikan saat menatap Princess Guinevere.

"Apa yang kamu katakan? Mana bisa kamu melihat semua yang berada di luar dari dalam lemari? Apakah kamu membuat kebohongan secara acak untuk menyelamatkannya?" Teriak Princess Guinevere. Ia marah melihat orang yang tidak berkepentingan ikut campur ke dalam masalahnya.

"Bohong?" Merlin tersenyum kecil. "Maka—" dia memegang sebelah matanya dan mengeluarkannya menggunakan sihirnya. "—Ambillah mataku sebagai bukti."

****

"Jangan khawatir, mata kananku mempunyai kekuatan untuk mengingat dan merekam kejadian yang pernah terlihat olehnya. Dan juga mempunyai kemampuan untuk mengulang apa yang terlihat olehnya." Merlin melemparkan matanya, tapi bukannya jatuh mata itu tampak melayang-layang sebelum akhirnya membesar dan membentuk sebuah layar lebar.

Adegan sebelumnya terulang dimana Princess Guinevere menjebak Lin dan memotong lengannya sendiri.

"Jangan! Berhenti menampilkan itu! Itu aku... yang melakukannya adalah aku sendiri." Princess Guinevere menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Princess, kenapa anda melakukannya?" Pelayan Princess Guinevere setengah memekik, terkejut tentu saja.

"Ak–aku..."

"Sudah tidak perlu dibahas disini. Princess silakan kembali ke Camlann, terimakasih atas kunjungan anda yang sangat spesial ini." Arthur menyela dengan nada dingin.

Kemudian Arthur menarik Lin mengikutinya setelah sebelumnya membubarkan para knight yang mengikutinya.

"Apa artinya ini?" Arthur mengeluarkan sebutir telur dari kantung celananya. Ia menggenggam telur itu di salah satu tangan.

Wajah Lin memucat, karena marah pada Arthur ia tak berpikir lagi, tanpa sadar ia berlari ke arah dapur dan meminta petugas istana untuk mencarikannya sebutir telur. Ia tak mau lagi berada disisi Arthur lagi pada waktu itu.

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku." Arthur menyentil kening Lin. Lin mengaduh seraya memegang keningnya.

"Aku~tidak bisa berpikir jernih pada waktu itu. Yang ada dipikiranku hanya pergi sejauh mungkin dimana tidak ada kamu untuk menenangkan diriku sejenak." Lin menyatukan kedua tangannya dengan gugup. Ia melirik Arthur dari balik bulu matanya.

"Itulah yang membuatku ingin mengurungmu di kamar peraduanku agar kau tidak bisa lari apalagi meninggalkanku," ucap Arthur gemas.

"Tapi mengapa kemarin kau menyuruhku keluar? Seakan kau tidak mempercayaiku sama sekali?"

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang