Part 43

1.2K 126 13
                                    

Haii update lagi... gak lama kan update kali ini? Selamat menikmati...
_____________________________________________

"Kau benar-benar luar biasa Lin." Dinh menepuk pundakku dengan semangat. "Kau punya jiwa untuk melakukan ini, permainanmu tadi benar-benar sangat memukau, aku sampai-sampai terharu dengan semua ekspresimu." Dinh mengacungkan jempolnya. "Kau sangat menghayati peran ini, kau menderita seperti Cinderella sungguhan lalu bahagia dengan pangeran pilihannya. Seakan inilah kehidupanmu sebenarnya."

"Ahh... aku tidak sebaik itu." Kataku merendah. Thanks to Arthur and Lancelot yang telah membantuku latihan drama ini, khususnya Arthur yang kakinya selalu kuinjak saat latihan berdansa. Mengingat itu aku cekikikan sendiri.

"Ayo kita mengelilingi sekolah ini Lin, ini memang hari pertama tapi mungkin semuanya sudah bersiap-siap." Dinh menarik tanganku keluar kelas. "Dengar-dengar Scarstaight akan kembali masuk sehari sebelum festival sekolah dimulai." Dinh berkata sambil menatap lurus ke depan. Anak-anak tampak berlalu-lalang kesana-kemari dengan membawa peralatan untuk keperluan festival sekolah.

"Kenapa kau beritahukan hal ini kepadaku?" Tanyaku bingung. Menatap kearahnya yang ikut juga menatapku.

"Bukankah kau penasaran kepadanya?" Dinh kembali bertanya. "Kenapa kau tidak pernah mencaritahu gambarnya di internet?"

Aku menggelengkan kepala, bukan tidak mau melainkan tidak sempat. Aku kembali kesini hanya beberapa hari dan mungkin aku akan kembali kesana untuk peperangan terakhir. Untuk perpisahanku dengannya.

"Hah? Kenapa tidak mau? Yaa... aku tidak dapat memaksamu sihh..." Dinh mangut-mangut.

"Tidak apa-apa sih, cuma malas saja," Aku tersenyum sedikit memaksakan.

"Ooo... Coba lihat itu Lin," Dinh menunjuk suatu kelas yang mulai heboh. Banyak orang tampak melingkari sesuatu.

"Kenapa dengan kelas itu?"

"Sepertinya ada kecelakaan di dalam sana." Dinh melangkah mendekat ke kerumunan itu. "Ada apa?" Tanyanya pada salah satu anak perempuan yang mengelilingi kerumunan tersebut.

"Anastasia ada apa ini?" Tanyaku padanya yang kebetulan sekali ada disana.

"Pangeran ketiga terluka," Jawabnya datar. Wajahnya tak ada riak sama sekali maupun tanda mengasihani.

"Kenapa bisa?"

"Entahlah, aku tidak peduli padanya," Dia mengangkat kedua pudaknya dengan acuh, tak lagi mengherani pada pria yang terluka itu, melangkah menjauhi kerumunan yang semakin padat di depan kelasnya.

"Kenapa?" Dinh menyenggol pundakku pelan. "Pangeran ketiga terluka, kayaknya, Anastasia sih bilang seperti itu."

"Ahh... biarkan saja, tidak perlu dipikirkan, tidak penting. Ayo kita lanjut jalan Lin." Dengan setengah menyeret, Dinh kembali menarik tanganku. "Ahh... aku sudah tidak sabar menanti kedatangan Scarstaight." Dinh terlihat bersemangat.

"Bukannya kau menyukai Aihara-kun?" Tanyaku heran. Dinh menganggukkan kepalanya. "Aku memang menyukai Kanata tapi aku sungguh tidak sabar menanti kedatangan Scarstaight, Pangeran Ketiga itu sungguh sangat sombong padahal wajahnya hanya sedikit di atas rata-rata, tampanan juga Scarstaight." Dinh bersungut-sungut. Aku tersenyum geli, aku tidak menaruh dendam dengan siapapun termasuk Consgrens juga.

Aku tidak tahu kenapa Dinh menaruh dendam pada Consgrens padahal sepertinya Dinh tidak pernah bermasalah dengannya. Bicara saja jarang apalagi sampai bermasalah dengannya.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang