Part 32

1.9K 141 6
                                    

Anggap aja wajah Farkas seperti itu.

Budayakan Vote sebelum membaca ^.^
_____________________________________

"Akan kujelaskan peraturannya," seruku sambil tersenyum licik.

Keempat knight minus Terry menatapku dengan tatapan yang tidak terbaca, sedangkan Terry hanya memandangku dengan sorot geli.

"Jadi begini, kalian semua harus berusaha untuk memanah papan panah kelompok lain. Siapapun papannya panahnya paling banyak kelompok dialah yang kalah," kataku menjelaskan.

"Lho? Bukankah itu mudah?" Tanya Kai sambil menjentikkan jarinya, senang.

Aku hanya tersenyum licik lalu manambahkan, "Jangan salah paham dulu Kai, sebelum permainan ini dimulai setiap kelompok boleh menyembunyikan papan panahnya masing-masing selama setengah jam. Dibelakang istana, di kandang kuda, itu semua terserah kalian, berembuklah sesama anggota kelompok. Kalian semua juga boleh menembakkan panah kalian ke anggota lawan, kalian harus saling serang, tapi ingat jangan sampai mati ya, bisa gawat itu," kataku sambil tertawa pelan.

"Jadi intinya kalian bebas menembak musuh dan melindungi papan kalian masing-masing, mau kalian buat jebakan disekitar papan pun terserah kalian. Tapi perlu aku ingatkan jangan menyembunyikan papan panah kalian di dalam istana, aku sama sekali tidak mau dimarahi oleh Raja baru kita sekarang dan jangan sembunyikan di dalam tanah, kalian memang harus cerdik menyembunyikan tapi carilah tempat yang bisa langsung dipanah, jangan dikubur dan jangan juga ditimbun dengan barang-barang lain karena itu akan sangat merepotkan. Panah kelompok kalian harus kalian beri ciri jadi kita tahu siapa yang paling banyak menembak. Di istana ini banyak panah yang ujungnya berbeda. Aku dan Terry sudah mengambil warna emas," kataku sambil menatap Terry yang tersenyum balik kepadaku.

"Anggap saja ini pertempuran yang asli. Mencari markas musuh dan melindungi benteng sekaligus pasukan sendiri dan ingat saat permainan ini habis, kelompok yang papan panahnya paling banyak ditembaki oleh kelompok yang lain akan mendapatkan hukuman juga," kataku jahil. "Dan hukuman itu akan ditentukan oleh setiap kelompok yang menembakkan panahnya paling banyak di papan panah kelompok yang sebelumnya kalah," lanjutku sambil menyerigai licik.

"Ada pertanyaan?"

"Aku mengerti," jaeab Terry cepat.

"Kami juga," jawab Kai, sedangkan Lancelot hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Aku sama Rose sudah mengerti kok," jawab Farkas.

"Baiklah, kita bermain selama 3 jam. Cukupkan untuk merenggangkan badan, kalian boleh bersembunyi dari anggota yang lain dan tolong menyembunyikan papan kalian di sekitar istana saja jangan sampai ke dalam kota bisa susah juga jadinya, hampir lupa kelompok kalian ingin pakai panah warna apa? Silakan cari disana," kataku sambil menunjuk sebuah rumah kecil di sebelah lapangan memanah. Rumah itu memang khusus berisi segala perlengkapan memanah dan dijaga oleh beberapa penjaga agar tidak disalah gunakan oleh orang yang tidak mendapatkan izin khusus.

"Siapa kalian?" Tanya salah seorang penjaga yang menjaga pondok kecil itu dengan kasar, matanya memicing galak ke arah kami. Kai sudah mau maju untuk memarahi mereka tapi aku menahannya dan mengatakan bahwa aku saja yang mengurusnya.

"Maafkan saya, saya hanya meminta izin untuk masuk ke dalam pondok. Kami ingin berlatih memanah disini," jawabku sopan.

"Kalian harus meminta izin kepada Raja Arthur terlebih dahulu, ini milik kerajaan," katanya tegas.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang