Part 14

2.2K 191 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ^.^
____________________________

"Aduhh...aduhhh... Dimana ini?" Tanyaku sambil meringis kesakitan karena terjatuh entah di mana lalu menatap sekeliling dengan kesal, setiap kali aku tiba di dunia game hasilnya tidak pernah bagus, yang pertama jatuh di kandang ayam, kedua jatuh di kolam, sekarang malah jatuh di tempat yang sama sekali belum pernah kulihat, mungkin nanti aku jatuh di atas pohon.

"Hei... Kamu! Jangan mengganggu jalan Marques berburu!" Bentak seorang pria.

Secara spontan aku membalikkan badan dan menunjukkan raut muka kesal.

"Siapa juga yang memilih untuk jatuh disini!" bentakku balik. Aku menatap pria didepanku dengan wajah sengit, moodku sudah sangat buruk ditambah bentakkannya membuat moodku tambah buruk.

"Sudahlah Gregori, jangan membentak seorang Lady, aku tidak pernah mengijinkanmu untuk melakukannya!" kata seseorang di belakang pria bernama Gregori tadi. Pria itu mempunyai rambut panjang juga seperti yang lainnya berwarna pink muda agak kekuning-kuningan tapi itu tidak membuatnya terlihat seperti perempuan, wajahnya juga sangat tampan, matanya berwarna hijau tua seperti permata zamrud terlihat menusuk saat menatap bawahannya tadi.

"Maafkan aku My Lord," kata Gregori pelayannya sambil turun dari kudanya lalu membungkuk hormat tanda minta maaf.

"Kau tidak apa-apa bukan, My Lady?" Tanya orang itu.

"Aku tidak apa-apa," kataku acuh sambil berdiri lalu mengangkat tasku yang beratnya luar biasa itu.

"Kamu sepertinya bukan dari daerah sini. Aku belum pernah melihat orang dengan rambut dan mata berwarna hitam disini. Mereka benar-benar sangat unik," kata orang itu lagi.

"Tidak mungkin kan aku mengatakan bahwa aku berasal dari dunia lain," batinku.

"Hmm... aku memang bukan berasal dari daerah ini, aku berasal dari daerah timur," jawabku asal.

"Kamu tinggal dimana? Sini akan aku antarkan. Karena tidak ada kuda kosong lagi, kamu tidak keberatan bukan berdua denganku?"

"Aku sekarang tinggal di kediaman Lord Luan Lunenburg. Tentu saja aku tidak terlalu keberatan. Terimakasih karena mau mengantarku, Sir. Ohh... Sir, bolehkah aku bertanya siapa namamu?" Tanyaku.

"Hmm... Keluarga Lunenburg kah...Kau boleh memanggilku Marques Gawaine," jawabnya.

"Ayo naik!" Katanya sambil mengulurkan tangannya padaku dan langsung saja kusambut.

"Gregori! Kamu bisa bukan membawakan tas Lady ini?" Tanya Marques Gawaine.

"Bisa, My Lord!" Jawabnya sambil mengambil tas itu dariku dan membawanya seolah-olah itu adalah benda yang sangat ringan.

"Ayo kita jalan!" Kata Marques Gawaine memimpin rombongan berburunya.

****

"Kenapa kita belum sampai juga? Aku merasa ini sudah lama sekali," batinku cemas.

"Berhenti!"

"!?"

"My Lord, kemana kamu mau membawa dia?"

"Ar...Arthur...! Apakah dia mau membawaku kembali...eekkk....matanya sangat mengerikan," batinku ketakutan.

"My Lord, serahkan dia padaku dan terimakasih atas bantuanmu."

"Hei...! Gadis bodoh, cepat dan datang ke sini," teriak Arthur padaku lalu dia turun dari kudanya.

"Hmm... Sayang sekali. Sebenarnya aku ingin membawa dia sebagai barang yang sangat berharga ke Istanaku sendiri."

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang