Part 10

2.2K 191 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ^.^
___________________________

Setelah perjuangan yang tiada henti membujuk si kuda, akhirnya kuda itu mau ditunggangi olehku. Kemampuan memanahku juga semakin membaik. Kemampuan sihirku juga bertambah, hanya agak kaku di beberapa bagian.

"Semua itu termasuk ketika kamu menerbangkan semua yang ada di istana dengan angin yang kamu buat," kata Arthur sinis. Tangannya besidekap di dadanya. Aku mencibir.

"Kamu juga merobohkan pohon besar dan hampir saja membunuh Arthur," kata Kai sambil mengingat-ingat lalu terkikik sendiri.

"Aku tidak tahu dia ada di belakang pohon itu," jawabku membela diri. Memang aku tidak tahu dia sedang bersandar di pohon itu. Sudah tau aku lagi latihan, malah dia bersembunyi di belakang pohon besar itu.

"Lin, aku sangat berterima kasih karena kamu belajar sihir angin bukannya sihir api." Kai tertawa terbahak-bahak. Ia memegangi perutnya dengan kedua tangannya. Badannya juga terbungkuk-bungkuk.

"Sama-sama," balasku kecut sambil meninggalkan mereka berdua.

"Ucapan mereka sama sekali tidak baik untuk pendengaranku," ucapku setengah mencibir.

****

"My Lady, apakah anda mau mencicipi pudding yang saya buat ini," tanya seorang pelayan sambil menyodorkan pudding kearahku yang sedang bersantai di bawah pohon.

"Pudding?"

"Yes My Lady, aku juga menambahkan telur di dalamnya," jawab pelayan itu riang.

"Telur? aku rasa telur tidak dapat ditemukan di area ini dengan mudah bukan?"

"Memang sangat aneh bukan My Lady, sewaktu ayam peliharaanku bertelur langsung saja aku buat pudding, silakan mencobanya My Lady, rasanya sangat enak," jelas pelayan itu senang. Ia menyodorkan pudding yang sudah dihias dengan cantik itu kearahku.

Aku mengambil sendok yang disodorkan pelayan padaku dan mengambil pudding yang ada di hadapanku.

"Tunggu!! Apa kamu benar-benar mau kembali," teriak Arthur saat pudding itu sudah hampir menyentuh bibirku.

"Arthur... Maafkan aku, tapi aku benar benar mau pulang," kataku sambil memasukkan pudding itu ke dalam mulutku.

"Pulang saja dan jangan pernah kembali lagi kesini, aku tidak mau melihatmu lagi disini!" kata Arthur tajam tapi meskipun Arthur mengatakan seperti itu aku dapat merasakan kekecewaan yang amat sangat saat dia gagal menghentikanku.

Wuussshhh.....

"Aku kembali!" pekikku kegirangan. "Aku tidak akan menyentuh telur lagi," kataku sambil menyingkirkan telur itu dan masuk ke dalam kamar untuk berganti baju.

****

"Aku tidak pernah seberhati-hati ini untuk tidak pernah menyentuh makanan," batinku saat melihat makanan Dinh yang hampir semuanya terbuat telur. Saat ini aku dan Dinh sedang makan siang di bawah pohon yang ada di halaman belakang sekolah.

"Hmm... Lin dari tadi kamu melihat makanan ku terus apakah kamu mau?" Tawar Dinh sambil menyodorkan kotak makannya.

"Tidak...tidak..." Jawabku kaku.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang