Lin, Terry, Farkas dan Ellias berjalan menyusuri pasar malam, mereka melihat sekeliling. "Dimana dia?" Gumam Ellias pelan.
Lin menolehkan kepalanya. "Siapa?"
"Seseorang yang ingin kukenalkan pada kalian." Ellias tersenyum misterius. Ia memandang sekelilingnya. Berharap orang dipikirannya muncul di depannya.
"Ahh... itu dia!" Ellias melambaikan tangannya. Seorang pria yang sepertinya melihat siknyal itu langsung mendekat. "Kenalkan kembaranku." Ellias menepuk pundak pria itu.
"Saya Elliot Gtioreme." Elliot membungkuk sopan. "Terimakasih sudah mengampuni nyawa kakakku." Elliot tersenyum. Penampilan Elliot tidak jauh beda dengan Ellias, baju mereka berdua mirip, bahkan busur panah juga sama, hanya pedangnya saja berwarna emas tidak ada campuran warna merah sama sekali. Rambut Elliot panjang berwarna merah tua sama seperti Ellias hanya saja tidak terdapat gurat hitam. Secara keseluruhan penampilan Elliot sangat mirip seperti Ellias.
"Kau darimana? Aku mencarimu sedari tadi." Ellias menepuk bahu Elliot.
"Kakak yang kemana? Malah aku yang kehilangan kakak." Elliot tampak mengomel balik. Elliot memperhatikan Ellias dengan seksama lalu tangannya menarik lengan baju Ellias. "Ck... kau sudah mengucapkan sumpah setia? Cepat sekali. Aku sungguh tidak menyangka." Ia menurunkan lagi lengan baju kakaknya dan membalikkan badannya menghadap ke arah ketiga orang yang masih memperhatikan interaksi diantara ketiganya.
"Kalian berdua juga mengucapkan sumpah ya?" Elliot menelengkan kepalanya saat melihat Farkas dan Terry yang mematung saat mendengar ucapannya.
"Mengapa kau tahu?" Terry memicingkan matanya. Ia menatap curiga pria yang mengaku bernama Elliot ini.
"Kalian memiliki satu ikatan. Aku dapat melihat ikatan itu. Kakakku juga memiliki ikatan yang sama dengan kalian." Elliot menjawab santai.
Ellias menganggukkan kepalanya. "Adikku punya suatu kemampuan istimewa. Ia bisa melihat ikatan para knight dengan tuannya." Ellias menepuk pundak Elliot dengan bangga.
"Kalau kau? Punya bakat istimewa juga? Sebagai kakak Elliot?" Pancing Terry. Ia merasa penasaran dengan keluaga Gtioreme ini.
"Jelas saja aku ada. Aku memiliki bakat sihir api yang diturunkan kepada setiap lelaki Gtioreme." Sangkal Ellias.
"Jika semua lelaki Gtioreme berarti Elliot juga punya. Itu sama saja kau tidak memiliki bakat istimewa apapun. Benar 'kan?" Farkas tampak mengeluarkan pendapatnya. Ia memandang Gtioreme bersaudara. Sayangnya kedua Gtioreme bersaudara serentak menggelengkan kepala.
"Bakat api memang diturunkan tapi tidak semua pria Gtioreme bisa menguasai sihir api itu. Sejauh ini yang bisa sihir itu adalah pendiri keluarga Gtioreme, kakekku, ayahku dan kakak. Aku tidak bisa mengeluarkan api itu sekuat apapun aku mencoba." Elliot tampak muram. "Dan sampai saat ini hanya pendiri keluarga Gtioreme dan kakak saja yang bisa mengeluarkan sihir api berwarna biru."
"Jadi kau tidak bisa melakukan sihir itu?"
"Aku tidak bisa." Elliot menggelengkan kepalanya. "Jika ada pria Gtioreme yang bisa mengeluarkan sihir api maka ia adalah kepala keluarga selanjutnya. Sayangnya Saxon sudah hancur dan para bangsawan sudah melarikan diri ke negara lain. Kami maksudnya aku dan kakak lebih memilih mencari kalian."
"Lebih baik kita bicarakan ini di mansionku. Tidak baik berbicara di tengah pasar malam seperti ini." Terry membalikkan tubuhnya memandu tamunya menuju mansion.
"Kalian memiliki kuda?" Lin menguraikan ikatan kudanya dari pohon. Farkas juga mengurai ikatan Jez dan segera menaiki kuda hitam tersebut. Ellias dan Elliot menganggukkan kepalanya. Mereka menuju tempat agak jauh dari mereka berdiri sebelumnya dan berjalan kembali dengan kuda masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...