"Ap–apa yang kau lakukan?" Tanga Lin Ling terbata-bata, salah satu tangannya menutupi bibirnya."Apalagi selain menciummu?" Tanya Arthur sambil mengangkat sebelah alisnya.
****
Otak Lin Ling langsung kosong, wajahnya memerah dengan sempurna. Lin Ling berusaha mendorong Arthur dan pergi menjauh. Tapi Arthur yang tidak menyadari keinginan Lin Ling malah semakin mengeratkan pelukannya. Bibirnya menyerigai. Di otaknya masih terlukis apa yang ia ingin lakukan pada Lin Ling, tapi karena ia belum menikahinya jadi ia harus sedikit bersabar menunggu.
Karena ia hanya ingin menyetubuni Lin Ling dengan keadaan ia benar-benar sah untuk Lin Ling, baik jiwa atau raga maupun di mata rakyat dan para knightnya. Ia ingin Lin Ling mendapatkan perlakuan spesial tanpa tahu bahwa waktu wanitanya tak lama lagi.
Tapi ia rasa menahan keinginan binatangnya sungguh sangat susah, pikirannya selalu membayangkan bibir manis wanitanya yang bagaikan candu bagi dirinya. Arhur menghela nafas beberapa kali, mencoba meredakan gairahnya yang tak kunjung padam. Gerakan Lin Ling yang mencoba melepaskan diri darinya juga tidak membantu apa-apa, malah membuat gairahnya mencapai ubun-ubun.
"Lepas Arthur, aku ingin mengunjungi Rose. Aku khawatir padanya. Biarkan aku pergi. Tenang saja aku tidak akan kembali."
Arthur menghela nafas beberapa kali melihat kekeras kepalaan gadisnya. Pada awal datang ke dunia ini, watak Lin Ling sunggung penakut bahkan menatap matanya saja ia tidak berani tapi sekarang? Ia berani menentang keputusannya.
Arthur melepaskan Lin Ling yang langsung memasang sikap siaga satu. "Baiklah, kau boleh pergi tapi~" Arthur tersenyum saat melihat keantusiasan Lin Ling saat ia memperbolehkannya pergi keluar.
"Tapi~?" Mata Lin Ling berbinar senang. Izin sudah ia dapatkan berarti masalah beres bukan?
"Aku harus ikut denganmu," putus Arthur final. Ia memandang wajah Lin Ling yang tiba-tiba berubah pias. Sedikit memohon dan memelas.
"Kau tidak perlu repot-repot, aku bisa pergi bersama Lan-Lan."
"Kenapa kau sangat tidak mau aku pergi bersamamu? Apakah ada yang kau sembunyikan dariku?" Mata ungu Arthur terlihat tajam. Lin Ling salah tingkah. "Ti—tidak ada. Aku hanya tidak mau mengganggu pekerjaanmu." Lin Ling mencari alasan yang cukup logis untuk ia berikan pada Arthur.
Hatinya ketar-ketir saat Arthur manatap wajahnya terus menerus secara intens. Lin Ling sangat benci terjebak di situasi ini jika bersama Arthur pasalnya ia juga memiliki privasi yang tidak mungkin ia bagi pada Arthur, terlebih jika itu membuat Arthur mengorbankan dirinya sendiri.
Arthur menghembuskan nafas lelah. "Baiklah, kau kuberikan izin meninggalkan istana. Tapi jika kau pulang terlalu malam, jangan salahkan aku kalau kau ku kurung kembali dalam kamar dan tidak akan kubiarkan menghirup udaran bebas," ancam Arthur tidak main-main. Lin Ling mengkeret ketakutan tapi ia berusaha menahan semuanya.
"Baiklah Yang Mulia Raja Arthur saya Lin Ling tidak akan meninggalkan istana sampai larut malam." Lin Ling membungkuk seraya berbicara formal padahal hatinya sudah beberapa kali hendak menyumpah kepada Arthur. Tapi demi izin keluar istana, ia berusaha menahannya. Demi izin, batinnya.
****
"Yang Mulia memperbolehkanmu keluar?" Tanya Lancelot cemas. Ia menunggu Lin Ling di depan pintu ruang kerja Arthur. Lancelot ikut-ikutan cemas juga pasalnya Lin Ling berada di sana lama sekali. Ia kira mereka beradu argumen atau apa.
"Boleh tapi aku harus sudah kembali sebelum gelap," ucap Lin Ling cemberut. Lancelot tersenyum. Ia menepuk kepala Lin Ling dengan lembut, wanita yang telah mencuri hatinya tapi tak bisa ia ungkapkan bagaimana perasaannya. Bagaimanapun menghendaki wanita dari Raja sama dengan hukuman mati, bukannya ia tidak mau mati demi Lin Ling tapi melihat bagaimana Raja Arthur dan Lin Ling yang saling mencintai, Lancelot lebih memilih mundur. Ia tidak mau merusak hubungan mereka yang sudah baik-baik saja dengan kehadirannya sebagai orang ketiga lagipula ia sudah cukup puas dengan menjadi orang kepercayaan Raja dan Lin Ling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...