Part 20

2.8K 194 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ^.^
____________________________

"Merlin!"

"Hello Lin Ling! Ketika aku tidak disini kamu telah melakukan yang terbaik. Arthur berhasil menjadi knight, kamu juga memperbaiki hubungannya dengan Raja. Dengan semua itu kamu bisa naik level."

"Benarkah? Jadi aku bisa naik level?"

"Tentu saja, Itu akan segera terjadi. Tunggu hingga Arthur menjadi Raja maka kamu akan naik level. Tapi semua ini hanyalah permulaan, Lin, jika nanti ada perang atau sebagainya kamu akan naik level juga."

"Perang? Dengan siapa?"

"Kita bicarakan tentang itu nanti saja. Waktu pesta, kamu pasti sudah bertemu dengan Dark Duke, bukan?"

"Ya," jawabku sambil menganggukkan kepala.

"Dia seharusnya tidak ada di game ini. Ketika terjadi konflik dengan cucu Pope seharusnya dia sudah mati."

"...... It..itu sangat aneh," kataku pelan.

"Apa mungkin ada masalah dalam game ini?" Tanyaku padanya saat kulihat Merlin hanya terdiam saja.

"Bagaimana mungkin itu terjadi? Seharusnya itu sangat tidak mungkin, game ini sudah sangat sempurna," katanya lalu terdiam cukup lama.

"Apakah Merlin bukan game karakter? Bagaimana dia tahu bahwa game ini tidak mempunyai masalah. Kemarin, saat aku membawa barangku dari dunia modern dia tidak menunjukkan keterkejutan seperti yang Lancelot maupun lainnya lakukan seolah-olah semua itu terasa sangat familiar baginya," pikirku sambil melihat Merlin dengan gelisah.

"Tapi itu tidak masalah, aku akan mencoba menemukan penyebabnya. Ini sangat tidak baik untuk membuat game semakin sulit," katanya menenangkanku.

"Merlin? Sebenarnya aku... Bertemu Princess Guinevere hari ini."

"Guinevere? Ahh... Ratu masa depan untuk Arthur sudah muncul rupanya. Bagaimana reaksi Arthur padanya? Sesuai dengan alur game seharusnya dia tertarik terhadap Guinevere. Anak itu selalu ambisi dan sombong. Satu-satunya orang dan Ratu masa depannya hanyalah Guinevere seorang."

"Mungkin dia tertarik, dia tadi berdansa dengannya, ekpresinya juga tampak senang," kataku pelan sambil meremas-remas gaunku.

"Jelas saja Guinevere sangat cantik sangat berbeda denganku. Apakah sebaiknya kubuang saja perasaan ini? Aku selalu berharap lebih, ingin mendapatkan apa yang tidak mungkin bisa kudapatkan, lebih baik aku menyerah saja untuk menyukai Arthur," batinku pelan.

"Lin Ling, di masa depan semakin banyak rintangan dan jalan yang sangat sulit untuk diambil. Apakah persiapanmu sudah berjalan dengan baik?"

Aku terdiam beberapa saat lalu tersenyum "Ya, aku sudah sangat siap dengan apapun yang terjadi. Aku pasti akan menyelesaikan game ini. Untuk melihatnya menjadi Raja maupun membantunya mengumpulkan knight yang akan membantunya dalam perang legendaris yang mungkin akan dipimpinnya," kataku mantap.

"Kamu harus pergi dan beristirahatlah. Besok kamu ada latihan memanah dan sihir."

"Okay. Selamat malam Merlin!" Kataku lalu berbalik pergi dengan cepat.

"Hati-hati?!" Seru Merlin.

"OUCH!!!!" Teriakku saat tersandung berbagai macam buku yang berserakan disana.

"Disitu ada banyak buku yang berada di sisi pintu itu," kata Melin melanjutkan.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya dari tadi?" Kataku sambil meringis lalu berdiri dan membereskan buku yang tadi menimpaku.
Merlin hanya tersenyum saja melihat tingkahku yang sangat ceroboh.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang