Maaf lama baru update... Mayu mau bilang Merry Christmas bagi yang merayakan dan Happy New Year 2018... Gak kerasa ya cerita ini sudah berjalan setahun lebih... terus dukung ceritaku ya and Enjoy your reading...
****
Lin Ling membuka kedua matanya dengan perlahan, sinar matahari menerobos melalui jendela peraduannya, kepalanya berdenyut menyakitkan seakan tertumbuk ratusan godam. Lin Ling meringis nyeri, tangannya digunakannya untuk memijat keningnya agar sakit kepalanya berkurang.
Setelah merasa agak baikkan dan pusingnya sedikit berkurang, Lin Ling mengedarkan pandangan kesekelilingnya, sedikit mengalami disorientasi, setelah sadar sudah berada di peraduannya. Terakhir kali ia mengingat, ia bersama dengan Kai, memohon kepadanya agar tidak menceritakan sebuah rahasia besar kepada Arthur. Rahasia tentang tragisnya perjalanan hidupnya.
Lin Ling menggeser tubuhnya dan turun dari ranjang. Gaun putih semata kaki menjuntai lembut ke bawah. Lin mengangkat rambut hitam legam sepinggangnya dan menguncirnya tinggi-tinggi menggunakan karet gelang yang tidak sengaja terbawa olehnya.
Sesudah itu, Lin Ling melangkahkan kakinya menuju tempat permandian. Ia melepas baju tidurnya dan meletakkannya di atas meja batu tak jauh dari tempatnya berdiri. Lin Ling mulai mencelupkan dirinya di kolam permandian hangat dengan kelopak-kelopak bunga mawar.
Setelah selesai, ia melilitkan kain lembut yang berfungsi sebagai handuk di sekujur tubuhnya.
"My Lady? Anda sudah selesai? Ini saya bawakan gaun anda." Pelayan membawa baju Lin Ling dalam baki di tangannya.
"Taruh saja disana, akan kupakai sendiri."
Pelayan itu mengangguk dan menuruh baju di tempat yang ditunjuk tadi lalu membungkuk hormat sebelum berjalan keluar dari tempat permandian.
Lin Ling melepas kain tipis yang melilit badannya dengan perlahan lalu memakai gaunnya. Gaun satin biru yang terasa lembut di kulitnya ditambah jubah berwarna biru dengan bulu-buli di pinggirannya.
Lin Ling keluar dari tempat permandiannya, di tengah lorong ia berjumpa dengan Farkas.
"Lin? Kau baik-baik saja? Kudengar tadi malam kau pingsan. Tapi aku tidak enak hati menjengukmu." Farkas memasang wajah bersalahnya.
Lin Ling mengulas senyum tipis. "Aku tidak apa. Tidak perlu khawatir seperti itu." Lin Ling menepuk pundak Farkas. "Aku duluan."
"Mau kemana?"
"Breakfast."
"Can I accompany you?"
Lin Ling memandang Farkas dengan aneh. "Of course. Kenapa bertanya seperti itu?"
Farkas menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. "Aku sungkan saja," jawabnya pelan.
Lin Ling tertawa lalu menggeleng. "Ada-ada saja. Ayo, kemarilah."
Lin Ling dan Farkas berjalan bersisian menuju ruang makan. Di tengah jalan mereka bertemu Lancelot dan Terry yang juga sama-sama menuju ruang makan.
"Bagaimana keadaanmu Lin?" Sapa Lancelot hangat. Senyum tidak luntur dari bibirnya.
"Lebih baik daripada semalam," jawab Lin Ling seadanya.
"Kudengar kau pingsan semalam. Apa sekarang baik-baik saja?" Tanya Terry cemas. Matanya menatap keseluruhan tubuh Lin Ling.
"Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Kai semalam menolongku."
Kami semua sampai di ruang makan dan menempati kursi masing-masing. Kai dan Arthur sudah berada disana dan menikmati sarapan. Kai menatap Lin Ling sekilas lalu tersenyum. Matanya menyiratkan kalau ia belum memberi tahu Arthur mengenai kejadian semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasiLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...