Part 12

2.4K 191 3
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca ^.^
____________________________

"Selamat datang di istanaku!" Sambut Lord Austrin di depan istananya bersama istrinya. Arthur sudah menurunkanku di depan gerbang jadi setidaknya aku tidak terlalu malu untuk saat ini.

"Woww! Lady Austrin benar-benar sangat cantik!! Tapi kenapa saat dia melihat Arthur, matanya hanya fokus ke dia? Ahhh... Memangnya aku peduli! Lord Austrin bilang bahwa jika kita mau bertemu dengan Lancelot, kita harus menunggu selama tiga hari. Jadi sekarang kita harus tinggal di dalam istana. Apakah dia bermain-main dengan kita?" Batinku kesal.

****

"Di hari kedua Lord Austrin pergi berburu. Tapi Arthur tidak bertanya apa-apa. Kenapa semua orang di istana ini tidak berbicara terlalu banyak? Dan Arthur hanya bisa setuju saja pada semuanya," pikirku kesal.

"Biasanya dia pintar kenapa sekarang dia keras kepala? Mereka pun tetap saja berpandangan. Itu membuatku marah!! Ahhh... Aku juga tidak bisa mengatur mereka juga. Aku akan pergi ke taman saja!!" Gumamku kesal ketika melihat Lady Austrin tidak bisa melepaskan pandangannya dari Arthur lalu dengan langkah gontai aku berjalan menuju taman di belakang istana.

"Bunga disini benar-benar sangat indah. Mereka terlihat sangat lembut, aku merasa bahwa mereka berkilauan di bawah sinar matahari," kataku sambil memandangi satu persatu bunga yang berada di taman.

"Apakah kamu pernah melihat bunga ini sebelumnya?" Tanya Lady Austrin yang tiba-tiba berdiri di belakangku.

"Tidak aku belum pernah melihatnya," jawabku tanpa menatapnya.

"Kenapa dia ada dibelakangku bukankah dia berada di istana bersama Arthur dari tadi? Sangat aneh! Apa dia mengikutiku?" Batinku sambil terus menatap bunga yang ada didepanku.

"Itu adalah bunga Lonicerum Japonicae Thumb, sesuai dengan lagenda bunga itu mengisahkan tentang seorang dewi yang cemburu, itulah kenapa bunga itu disebut bunga kesepian jadi arti dari bunga itu adalah menunggu... Bukankah kamu pikir arti dari bunga itu sangat menggenaskan?" Kata Lady Austrin sambil memandangiku dengan seksama.

"Menggenaskan?" Ulangku.

"Aku pikir tidak begitu! Malah sebaliknya, aku merasa mereka sangat indah. Asalkan kamu mempunyai harapan dan tidak pernah menyerah, kamu bisa mempunyai kekuatan untuk terus menunggu, bukankah itu benar?" Tanyaku balik.

"Karena ada harapan jadi menunggu pun tidak masalah, itu terdengar sangat bagus," gumam Lady Austrin.

"Ini adalah hadiahku untukmu, kamu harus menerimanya," kata Lady Austrin sambil menyerahkan beberapa tangkai bunga Lonicerum Japonicae Thumb yang sebelumnya dia petik lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Orang yang sangat aneh," pikirku saat melihatnya memberikanku bunga lalu langsung pergi masuk ke dalam istana.

"Aku harus bilang ke Arthur bahwa kita harus pergi secepatnya dari sini," kataku bertekat.

****

Besok paginya, setelah sarapan aku pergi menuju kamar Arthur untuk menyampaikan apa yang aku pikirkan. Saat tiba di kamar Arthur aku mendengar pembicaraan seseorang karena tak tahan aku pun mendengarkan pembicaraan itu.

"Arthur, jangan terlalu dingin padaku?"

"Huhh... Ternyata Lady Austrin berada di kamar Arthur lagi. Apa motif dia sebenarnya?" Pikirku sambil terus mendengarkan.

"Tunggu-tunggu dia menggoda Arthur kan dari tadi?"

"Lady Austrin, tolonglah jangan seperti ini," kata Arthur dingin.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang