Aku mau membantunya tapi aku juga tidak berdaya.
~Kai~
Kai mengedipkan matanya tidak percaya. Apa maksud perkataan tak masuk akal itu?
"Apa maksudmu?"
Lin Ling menatap Kai dengan matanya yang memerah. "Jangan beritahu Arthur. Meski—meskipun aku mati, jangan beritahu Arthur alasannya."
"Apa kau sudah gila?"
Lin Ling menggeleng kuat. "Aku hanya tidak mau ia terpuruk hanya gara-gara gadis lemah yang tidak jelas asal-usulnya sepertiku. Perjalanan Arthur masih panjang untuk mencapai mimpinya dan aku tidak mau merusaknya sama sekali."
"Dengan membiarkan Arthur menderita tanpa tahu apa-apa?" Kai menggeram.
"Kumohon Kai. Bukannya kau memintaku merahasiakan hal ini dari Arthur? Kenapa malah kau yang sekarang memakan ucapanmu sendiri?"
"Aku tidak pernah memakan ucapanku sendiri. Aku tidak pernah bilang untuk merahasiakan hal ini selamanya pada Arthur. Hanya sampai aku mendapat gambaran yang jelas untuk semuanya, tapi tidak untuk selamanya Lin. Kau bisa membuat Arthur gila. Kau juga salah satu impian terbesar Arthur. Arthur mati-matian menahanmu disini agar bisa memperistrimu, menjadikanmu ratunya, permaisurinya, dan bisa memilikimu seutuhnya, sekarang kau mau meninggalkannya? Sendiri? Yang benar saja! Apa kau mau Arthur bersama Princess rubah itu?" Wajah Kai memerah karena amarah. Tangannya mengepal. Ia tak habis pikir oleh jalan pikiran Lin Ling.
Lin Ling menunduk. Ia tak tahu harus berkata apa. Terbesit di hatinya ia juga tidak rela apabila Arthur bersama Princess Guinevere. "Kalau itu yang dibutuhkannya untuk menggantikanku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa." Ucap Lin Ling pelan. Pelan sekali hingga nyaris berbisik.
"Kau benar-benar gadis bodoh, tak salah Arthur selama ini menjulukimu seperti itu. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Kalau kau mati karena kebodohan Arthur yang selaku pedang. Aku akan membeberkan ini semua. Aku tak peduli dengan semua omong kosongmu yang tidak mau memberitahunya. Entah kau yang mau memberitahunya terlebih dahulupun aku tidak peduli. Tapi aku tidak mau Arthur tenggelam dengan rasa bersalahnya karena tidak tahu apa-apa." Kata Kai dengan nada suara melemah.
Lin Ling meneteskan air matanya, pandangannya sudah berkaca-kaca.
"Tolong jangan egois Lin. Aku tahu Arthur membutuhkanmu. Ia juga berhak tahu semuanya. Tapi mungkin tidak sekarang. Tapi bisa juga ia mendapat kejelasan setelah kau tidak ada lagi di dunia ini, tidak lagi bersama kita." Mata Kai mulai berkilat. Kai buru-buru menghapus air matanya yang hendak turun. Ia tidak mau dibilang lemah. "Lebih baik kita keluar dari sini. Tempat ini cukup menyeramkan setelah kejadian tadi. Nanti ambillah lagi sarung pedang itu. Mungkin hanya alat itu yang bisa melindungimu di kemudian hari," tambah Kai.
Ia membantu Lin Ling yang awalnya jatuh terduduk berdiri lalu menuntunnya kembali ke depan. Penjaga yang melihat mereka terkejut saat mendapati tubuh Lin Ling yang pingsan di gendongan Kai. Memang saat hendak keluar Lin Ling pingsan mungkin karena batinnya tidak dapat lagi menahan shock yang amat sangat apalagi menyangkut kematian yang sudah berdiri tegak di depan matanya.
****
Arthur berlarian sepanjang koridor. Keringat bercucuran di dahi putihnya, rambut pirang keemasannya berkibaran mengikuti laju gerak larinya. Mata ungunya bergerak gelisah. Tadi ia terkejut saat mendapati beberapa pelayan membawa handuk-handuk kecil dan baskom berisi air dingin. Saat ditanyanya untuk apa, mereka malah menjawab kalau Lin Ling pingsan dan sekarang sedang diperiksa oleh tabib.
Tanpa menghiraukan penjelasan pelayan itu, Arthur langsung berlari menuju kediaman Lin Ling, salah satu tempat yang disiapkannya untuk calon ratunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/61819726-288-k259085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...