Sudah satu tahun ya... tidak terasa aku sudah meninggalkan lapak ini selama itu, berhubung ini adalah perpisahan kita dengan Lin Ling dan Arthur dan untuk kalian yang setia menunggu cerita ini dari episode pertama sampai akhir epilog ini.. saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Tanpa support dari kalian semua aku tidak mungkin menyelesaikan cerita ini. Meski endingnya nanti tidak memuaskan harapan semua pembaca tapi aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan cerita ini dan menepati janjiku pada kalian untuk menerbitkan epilog ini, sekian saja curcol dari saya dan selamat membaca...
•
•
"Kami juga merindukanmu Lin. Sangat merindukanmu." Kai menjawab. "Kita akan terus bersama denganmu mulai saat ini." Kata Lancalot sambil tersenyum."Iya. Kita akan terus bersama." Ucap Lin Ling dalam hati, menikmati momen ini diiringi letusan kembang api.
***
"Arthur, aku penasaran tentang sesuatu."
Arthur menolehkan kepalanya menghadap gadisnya, tab yang ada ditangannya diletakkan disebelahnya.
Lin Ling menggeser duduknya agar mendekati Arthur, ia mengamati wajahnya. Yup, tidak ada yang berubah. Memang tampan.
"Namamu Arthur Leonidas Scarstaight?"
Arthur mengerutkan kening. "Kenapa bertanya?" Arthur mengelus kepala tunangannya. Sudah dua minggu setelah pertunangan mereka dilaksanakan. Banyak kontraversi tentu saja, tapi Arthur sama sekali tidak peduli. Ia sudah berjanji akan menikahi Lin Ling meskipun seluruh keluarganya menentang lagipula ia sudah mempunyai perusahaan cadangan kalau seandainya terjadi hal buruk.
"Kenapa kau menyembunyikan namamu? Padahal nama Arthur terdengar keren." Lin King tampak berpikir keras. Lagipula Arthur adalah nama seorang raja di Inggris.
Arthur tersenyum. "Memangnya siapa yang bilang namaku jelek? Namaku adalah nama yang terukir di sejarah." Arthur tersenyum mengejek.
"Jangan mulai mengesalkan Arthur." Lin Ling mengerucutkan bibirnya.
Arthur mengecup kening tunangannya. Tangannya meraih pinggang Lin Ling agar semakin merapat. "Umm... sebenarnya tidak ada alasan khusus." Bisik Arthur di depan bibir Lin Ling sebelum mengecupnya singkat. "Aku hanya berpikir, orang pasti berlomba-lomba ingin mengetahui namaku hanya untuk menarik perhatianku. Hehe... mereka sangat bodoh menurutku. Lagipula itu cara satu-satunya agar aku bisa mengenalimu. Aku kan tidak tahu wujudmu di dunia ini." Arthur terkekeh. "Lagipula sekarang semua orang sudah tahu namaku," gumam Arthur acuh. Ia membelai pinggang Lin Ling dengan sensual sambil sesekali mengecupi bibir tunangannya.
"Tapi aku penasaran awalnya, heran saja kenapa kau menyembunyikan namamu. Padahal kita satu sekolah, mudah saja menemukanku." Lin Ling mengusap-ngusap dada Arthur. Arthur gemas melihatnya, ia menangkap tangan tunangannya lalu dikecupnya berulang kali. "Tapi kenapa kau berpikiran untuk menyamar menjadi pangeran saat pentas drama?"
"Sebenarnya waktu terbangun aku bingung berada dimana, tapi untunglah ingatan dari pemilik tubuh ini masih ada hingga aku tidak terlalu kerepotan beradaptasi dengan segala macam teknologi yang ada disini. Lagipula wajah ini adalah wajahku jadi aku terbiasa." Arthur menarik tunangannya agar duduk di pangkuannya. Ling Ling memekik kaget, tangannya dengan cepat memegang pundak Arthur. Arthur tersenyum geli sebelum mengecup bibir Lin Ling hingga Lin Ling merona merah. Untunglah disini tidak ada orang, hanya mereka berdua.
"Jangan begini, aku malu."
Arthur tersenyum jahil. "Kenapa harus malu? Disini tidak ada siapa-siapa."
"Tapi kan aku tetap malu." Lin Ling memukul pelan pundak Arthur, tapi tak urung ia tersenyum juga.
"Arthur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantasyLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...