Budayakan vote sebelum membaca ^.^
____________________________"Kau sangat mengagetkanku!" Seruku terkejut melihat Duke yang duduk disebelah kiriku sewaktu di meja perjamuan. Di masih belum melepaskan topengnya dari mukanya.
"Mau apa anda mengikuti saya?" tanyaku penasaran.
"Kenapa kamu tidak berdansa disana?"
"Jika saya berdansa, saya hanya akan mengacau saja," kataku muram, tanganku masih memainkan bunga yang tadi kupegang, bahkan mukanya tidak kutatap lagi.
"Maukah kau berdansa denganku?" Tanyanya sambil melepaskan topengnya. Tangannya memegang tanganku dengan sangat keras.
"Tolong lepaskan tangan saya dahulu anda menyakiti saya!" Kataku sambil merintih kesakitan.
"Lepaskan dia! Partner dansanya adalah aku!" Seru Arthur dengan tenang. Kulihat dia berada di belakang Duke itu, punggungnya bersandar pada salah satu pilar dengan tangan menyilang di depan dadanya menatap kami dengan tajam.
"Hmm... Baiklah akan aku lepaskan dia! Lain kali kita pasti akan bertemu! Ingat namaku adalah Lucifer!" Bisiknya sebelum berderap pergi meninggalkanku dengan Arthur. Arthur langsung berdiri dengan sempurna dan hanya menatap Lucifer dengan tatapan tajam sebelum dia mendatangiku.
"Kenapa kamu disini? Musiknya sudah dimulai lagi? Kenapa kamu tidak berdansa?" Tanya Arthur sambil kembali menyandarkan tubuhnya pada salah satu pilar yang ada dibelakangnya.
"Tidak! Aku tidak mau menjadi bahan tertawaan!" Kataku pelan.
"Jadi kamu disini hanya untuk bersenang-senang dengan seorang pria?" Tanyanya datar.
"Orang yang bersenang-senang adalah KAMU!" Bentakku padanya yang hanya menatapku dengan tatapan biasa.
"Apa yang kamu lakukan disini? Princess itu pasti sedang menunggumu di aula. Bukankah kalian berdua berdansa dengan sangat bagus? Jangan coba merayuku dasar!" Kataku pedas, mataku sudah hampir menumpahkan air mata.
Arthur hanya tersenyum dan membungkukkan badannya lalu dia mengulurkan tangannya padaku.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanyaku takut-takut.
"Bukankah sudah kukatakan tadi? Akulah partner dansamu?" Jawabnya dengan tenang.
"Ak... aku tidak tau caranya berdansa," kataku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba menolak.
"Jadi kamu harus mempelajarinya! Bagaimana kalau kita berdansa disini? Disini cukup indah," Tanya Arthur sambil menarik tanganku dan menaruhnya di pundaknya lalu tangannya satu lagi menggenggam tanganku.
"Baiklah mulai!" Gumamnya lalu menarikku agar dia bisa mengajariku berdansa.
"OUCH...!"
"Maafkan aku Arthur. Sudah kubikang bukan aku tidak bisa berdansa," kataku ketakutan sewaktu aku menginjak kakinya.
"Kalau begitu coba lagi!" Jawabnya lalu kembali menarikku.
"Ouch...!"
"Maaf."
"Ughh!"
"Maaf."
Ahhhhh....!"
"Maaf...maaf kan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy Knight
FantastikLin hanya seorang anak SMA biasa, tidak terkenal, biasa-biasa saja bahkan sering di bully. Dihari pindahannya ke sekolah baru, Lin mendapatkan sebuah video game yang mengirim dia ke sebuah dunia dimana dia menemukan penyihir dan memberi tau dia bahw...