Part 62

753 91 8
                                    

Untuk mengobati rasa kangen dan rindu kalian pada cerita ini, maaf kareka hiatus terlalu lama. Selamat menikmati.🤗

~~~~~~~~~~~~

Kai dan Lin Ling melangkah pelan-pelan menuju lorong yang Kai maksud. Kai lebih banyak terdiam kali ini. Lin Ling mengerti dan mencoba untuk tidak membahas hal tadi kepada Kai.

Lin Ling melangkah dengan sangat berhati-hati setiap pijakannya seakan dihitung. Dengan penerangan yang minim, Lin Ling tidak bisa melihat apa-apa dengan jelas. Suasan lorong yang temaram membuat bulu kuduknya merinding ngeri.

Bisa-bisanya ruang penyimpanan sebegini ngerinya. Jika saja ia menjadi penculik, Lin Ling pasti akan berpikir seribu kali untuk masuk ke dalam.

Dengan memegang erat sarung pedang di pelukannya, Lin Ling menoleh saat kepalanya menemukan sebiah pintu tua. "Kai, apa disini?"

Kai mengangkat kepala yang terasa lebih berat dari gajah. Ia mengangguk lalu berjalan mendahului Lin Ling dan memutar pintu itu.

"Tidak ada kode?" Tanya Lin Ling bingung.

Kai menggelengkan kepalanya, tangannya mendorong pintu kayu yang sudah lapuk tersebut. "Ini hanya satu tempat. Kita belum di ruangan utamanya."

Lin Ling mengangguk mengerti. Ia mengikuti langkah Kai yang lebih dulu masuk ke dalam. "Be carefull. Jangan salah melangkah. Ikuti langkahku, jangan menginjak yang lain. Satu saja kau terinjak petak yang salah, jebakan pasti akan keluar," ingat Kai. Lin Ling mengangguk pelan.

Lin Ling memperhatikan langkah Kai dengan seksama. Bahkan setiap kali melangkah dilakukannya dengan perlahan, sampai-sampai Kai harus menunggunya sembari mengarahkan.

Hingga tiba mereka di suatu pintu besi yang cukup kuat. Kai meraba di sekitar dinding sebelah kanan, matanya mengikuti jejak tangannya. Hingga menemukan batu yang sedikit menonjol keluar, Kau menekan batu itu, pintu berderak tapi tidak terbuka. Kau lalu fokus ke dinding sebelah kiri, ia melihat dengan seksama setiap ukiran yang ada dibatu. Karena penerangan yang minim, Kai terpaksa mengambil salah satu obor dan mendekatkannya kearah dinding, seletah menemukan ukiran yang tepat, Kai menekan batu di bawah ukiran tersebut.

"Aku baru tahu kalau batu-batu itu bisa ditekan," gumam Lin Ling. Awalnya ia menyangka semua itu hanya batu biasa.

"Jebakan," ucap Kai.

"Maaf?"

"Semua batu yang dapat ditekan adalah jebakan, salah sedikit kau menekan pasti ada saja yang keluar, contohnya ini." Kai menekan batu di sebelah ukiran tadi. Tiba-tiba saja, Kai menunduk. Lin Ling yang refleks ikut menundukkan tubuhnya mengikuti Kai. Balok kayu melesat keluar dari salah satu lubang di dinding.

Lin bergidik ngeri, bisa-bisa tubuhnya hancur jika kena balok sebesar itu.

"Lihat kan? Itu saja mengerikan apa lagi yang lain. Makanya tempat ini susah dijangkau. Apalagi dimasuki. Aku saja kadang bisa lupa," ucap Kai seraya berdiri, ia menekan batu yang benar lalu pintu ruang penyimpanan berderak terbuka.

"Selamat datang di ruang penyimpanan harta," kata Kai lalu mendorong pintu itu. Lampu langsung otomatis menyala.

Banyak benda pusaka karajaan yang disimpan disana. Mahkota Raja yang terdahulu, pedang sakti Raja pertama, permata besar peninggalan raja terdahulu dan masih banyak lagi.

Lin Ling menganga takjub. Semua yang ada disini benar-benar tidak ternilai harganya.

"It's wonderfull, right? Di ruang penyimpanan yang lain kau tidak akan menemukan harta seperti ini," ucap Kai bangga.

Fantasy KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang