Daisy terbangun seperti biasa—sangat awal. Dia menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya dan mantan suaminya. Dia memasak seadanya karena lemari pendingin Niall sedang tidak bersahabat kali ini, hanya ada sedikit bahan makanan. Dengan semua bahan itu dia hanya bisa membuat omelette dan salad.
Setelah semua makanan siap dan sudah tertata rapi di meja, dia bergegas bersiap untuk bertemu dengan temannya—Gillian. Pembicaraan mereka tertunda kemarin karena si kembar terus menerus merengek untuk pergi ke taman bermain. Daisy meninggalkan secarik kertas di atas meja makan dan dengan itu dia pergi meninggalkan apartemen mewah itu dengan keadaan semua penghuni apartemen yang dia tinggalkan masih terbuai dalam tidur manis mereka.
Niall mulai kembali mendapatkan kesadarannya saat ponselnya tidak hentinya berdering meskipun dia mencoba mengabaikannya tapi itu justru semakin mengganggunya. Dia mencoba membuka matanya yang masih terasa lengket dan meraih ponsel di nakasnya. Tanpa melihat ID pemanggilnya dia menjawab telepon itu.
"Niall!" suara wanita yang sangat dia kenal langsung menyambar gendang telinganya begitu teleponnya tersambung.
"Ada apa?" tanyanya dengan mata yang tertutup sempurna.
"Kau ada di mana? Mengapa tidak pulang semalaman?" Tanya wanita itu mengintrogasi.
"Aku bermalam di rumah temanku. Kami membicarakan soal bisnis semalam." Meskipun matanya masih tertutup namun, dia masih bisa mengatakan semua kebohongan itu dengan sempurna.
"Siapa?" tanyanya penuh selidik, wanita ini seperti kurang percaya.
"Barbara, ayolah. Mengapa kau mencurigai aku seperti itu? Aku pergi untuk melakukan bisnis. Kau seharusnya percaya padaku."
"Aku bertanya kau bertemu siapa?! Aku takut kau membohongiku dan akhirnya kau pergi untuk menemui Daisy lalu kau kembali padanya dan... dan...—"
"Aku bertemu Bill. Kau puas?!" sela Niall. "Aku masih mengantuk. Sampai jumpa." Dengan itu sambungannya terputus.
Niall membuka matanya lebar-lebar dan hal yang bisa dia lihat hanyalah suasana remang kamarnya. Dia berguling ke sana kemari untuk menemukan sebuah kenyamanan dan hasilnya nihil. Ada sesuatu yang kurang. Dia membenarkan posisinya menjadi duduk, mengusap wajahnya beberapa kali dan mendesah sebelum akhirnya dia bangkit dan membuka jendela untuk menghirup udara pagi ini.
Niall keluar dari dalam kamarnya dan mendapati seluruh ruangan yang sepi. Tidak ada aktivitas yang terlihat hanya saja dia mampu mencium aroma makanan dari arah dapurnya. Dia melihat kamar yang seharusnya ditempati Daisy masih tertutup. Mungkin wanita itu sedang mandi atau bersiap. Dia melangkahkan kakinya ke dapur dan matanya dimanjakan oleh makanan yang sudah tertata rapi di meja.
Pandangannya tertuju pada secarik kertas di dekat piring yang seharusnya menjadi tempatnya sarapan pagi ini. Dia mengambil kertas itu dan membacanya.
Aku pergi untuk bertemu dengan temanku. Aku titip anak-anak. Hari ini rencana mereka adalah membeli beberapa kebutuhan untuk pesta ulang tahun dan aku sudah memesan beberapa barang di Candy's Store. Kau bisa mengambilnya bersama anak-anak namun, jika kau keberatan biar aku yang mengambilnya setelah urusanku selesai.
Daisy.
Pria ini tersenyum. Selalu saja jika Daisy pergi pagi-pagi sekali maka hanya akan ada makanan di meja dan secarik kertas. Daisy tidak pernah mau membangunkan atau sekadar mengirim pesan untuk memberitahukan hal itu karena dia takut akan mengganggu tidur orang-orang yang dia tinggalkan. Pun dia kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian.
Daisy bahkan tidak membawa mobil yang kupinjamkan padanya. Batin Niall saat melihat kunci mobilnya masih pada tempatnya.
Di ruangan lain, Angel dan Apple masih bergelut dengan guling dan selimut mereka. Mereka masih terbuai dengan tidur indah yang mereka miliki dan mereka belum siap jika mereka akan memulai hari ini dari sebuah rumah dimana keluarganya yang utuh ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.