#27 - I wish you would

862 170 49
                                    

“Daisy Edwards! Kau pikir apa yang sedang kau lakukan? Dan di mana Leah?” Niall mengambil buku-buku dari tangan Daisy dan meletakkannya di atas meja. Lalu dia memegang kedua lengan Daisy dan menyuruhnya untuk duduk dan dia duduk di samping wanita itu—istrinya.

Daisy hanya mengerucutkan bibirnya—menerima perlakuan Niall kepadanya. Saat Niall hendak memegang tangannya, dengan cepat wanita itu menyilangkan kedua tangannya di dada dan membuang muka darinya.

“Dududu. Sayang, kau marah padaku, ya?” tanya Niall dan mecoba untuk memalingkan wajah Daisy kepadanya namun tidak berhasil. “Aku memanggil Leah dan mempekerjakannya di sini supaya dia bisa membantu pekerjaanmu di rumah ini. Sayang, c’mon.” Niall mencoba untuk membujuk istrinya yang sedang marah.

Daisy berbalik dan menatap suaminya dengan tajam. “Kau lupa jika aku sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini.” Ucap Daisy.

“Aku tahu.”

Daisy bangkit dari duduknya. “Lalu biarkan aku melakukan ini, Niall.”

“Sayang—”

Daisy berbalik dan memelototi Niall. “Pergilah! Tidakkah kau memiliki pekerjaan lain yang harus kau kerjakan?”

“Aku bisa mengerjakan pekerjaan itu nanti. Sekarang aku ingin menghabiskan waktu bersamamu.” Goda Niall seraya berjalan mendekati Daisy.

Daisy menatap Niall dengan geli. “Kau masih bisa menghabiskan banyak waktu bersamaku, kau berbicara seakan kau akan mati besok.”

Niall tidak menjawab dan malah memeluk Daisy dari belakang. “Aku memang tidak akan mati besok dan aku juga memang tidak ingin mati besok. Tapi kau tahu, sayang, kau tidak akan hamil selamanya. Jadi, wajar saja aku sangat perhatian kepadamu karena kau sedang mengandung anakku.”

Daisy melirik ke belakang. “Oh, jadi seperti itu. Jika aku tidak hamil maka kau tidak akan peduli padaku, begitu?”

Niall menepuk jidatnya karena rayuannya salah sasaran. “Kau gagal paham, Das.”

“Gagal paham bagaimana? Jelas kau mengatakan kalau kau peduli padaku karena aku sedang mengandung anakmu.”

“Terserah kau mau memahaminya dengan cara seperti apa, yang jelas aku sekarang ingin menghabiskan waktu bersamamu karena memang aku sedang tidak ada pekerjaan di luar sana dan aku ingin selalu ada di sampingmu selama masa kehamilanmu karena aku sungguh tidak ingin melewatkan sehari pun tanpa memelukmu, menciummu atau tidak melihatmu karena aku tidak ingin kau merasa sendiri. Aku ingin selalu berada di sampingmu.” Ucap Niall dan itu membuat Daisy terdiam. “Apa kau mengerti, sayang?”

Daisy melepas tangan Niall yang melingkar di perutnya lalu memeluk pria itu. “Kau membuatku terharu.” Daisy mendongakkan wajahnya dan mencium bibir Niall kilat. “Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?”

“Hmmm… pertama kau harus berjanji padaku jika kau akan membiarkan Leah yang mengambil alih pekerjaanmu di rumah ini selama kau hamil.”

Daisy tersenyum simpul. “Aku berjanji.”

“Oke. Sekarang aku ingin tidur siang bersamamu. Ayo!”

“What? Aku tidak mengantuk.” Protes Daisy.

“Aku tidak peduli. Apakah aku harus menggendongmu sampai ke kamar?” Niall menunjukan cengirannya.

Daisy membelalakkan kedua matanya. “Tidak! Aku bisa berjalan menuju kamar sendiri. Thanks anyway.” Ucapnya sambil berjalan mendahului Niall menuju tangga.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang