#51 - Devoted

243 42 31
                                    

New York City

"Mommy pulang. Apple apa kau di rumah?" ucap Daisy seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Meletakkan jaketnya di stand hanger di dekat pintu, wanita itu melangkah lebih jauh ke dalam. "Apple?" ucap wanita itu lagi untuk memastikan jika putranya ada di rumah atau tidak.

Wanita itu memeriksa semua ruangan di lantai bawah dan tidak ada seorang pun di sana. Dia menaiki satu per satu anak tangga sehingga dia bisa mencapai lantai dua. Dia memanggil nama putranya beberapa kali namun tidak ada jawaban. Sampai pada ruangan dan dia menemukan sebuah buku kecil di atas meja. Pun wanita itu duduk di sofa seraya mengistirahatkan tubuhya lalu meraih buku kecil bersampul cokelat itu.

Wanita itu membuka buku itu, di halaman pertama dia melihat tulisan yang sangat ia kenal—tulisan putranya. Ada beberapa kutipan yang ia ambil dari film favoritnya dan mungkin juga lagu kesukaannya. Mata wanita itu bergerak mengikuti setiap tulisan di dalam buku itu. Ia tersenyum kecil membaca setiap tulisan di sana dan terhenti pada satu baris kalimat yang sepertinya sangat ia kenal.

Nice to meet ya, what's your name?

Wanita itu mencoba mengingat sesuatu namun ia tidak mampu. Kalimat itu seperti sangat tidak asing baginya namun ia lupa dimana ia bisa menemukan kalimat itu.

Ah, semua orang mengatakan ini saat bertemu seseorang. Batinnya.

Saat wanita itu membuka halaman keempat, ia terhenti membaca tulisan Mission 1 di halaman itu, ditulis dengan huruf cukup besar sehingga memenuhi halamannya. Saat ia hendak membuka halaman selanjutnya, putranya datang sehingga membuatnya mengurungkan niatan itu.

"Kau dari mana, sayang?" tanya Daisy seraya menutup buku itu dan meletakkannya kembali di atas meja—tempat dimana dia mengambil buku itu.

Apple duduk di sebelahnya. "Ke rumah Dems, dia ingin menunjukan sesuatu padaku."

Daisy mencoba mengingat siapa sosok yang dimaksud Apple, "Dems?" tanya wanita itu saat ia tak jua mampu mengingat siapa sosok yang dimaksud putranya.

"Demetria."

Daisy menepuk jidatnya, "Demetria tetangga kecil kita yang menggemaskan itu? Ya ampun, mana mungkin Mommy melupakannya." Ucapnya sambil tertawa—menertawai dirinya sendiri.

"Tentu saja Mom lupa, Mom asik FaceTime dengan Daddy." Ucap Apple.

"Eh?" Daisy membelalakkan matanya mendengar ucapan putranya, Bagaimana dia tahu? Apa Niall menceritakannya?

Tawa Apple meledak melihat ekspresi yang ditunjukan wajah Daisy, "Ya ampun Mom terlihat sangat lucu dengan pipi yang memerah." Ledek Apple.

Pipi Daisy memerah seiring ucapan Apple yang terus-menerus meledeknya yang sebenarnya pipi wanita itu tidak memerah namun berubah menjadi merah saat Apple mengatakannya. Tinggal bersama wanita itu membuat Apple sangat tahu kelemahan Daisy selain Niall, ya, pria itu terlalu tahu tentang Daisy. Dia mengetahui lebih banyak ketimbang Daisy mengetahui tentang dirinya sendiri.

Jangan tanyakan mengapa Niall tidak mencoba mengerti Daisy. Niall sangat mengerti dan dia tahu apa yang dia lakukan. Percayalah, pria itu mencintainya lebih dari siapapun. You have no idea.

"Sudah, Apple, cukup. Mommy akan membersihkan diri." Ucap Daisy setelah lelah beradu argument dengan putranya.

Apple tersenyum puas setelah meledek ibunya. "Baiklah, Mommy sayang."

Bocah itu akan menemukan segala cara untuk meledek ibunya. Dan wanita itu akan tersipu malu jika dikaitkan dengan kebenaran akan dirinya dan mantan suaminya.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang