#12 - The photograph

1.9K 304 43
                                    

Si kembar dan kedua orangtuanya—Niall dan Daisy kini dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Styles. Setelah menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk meyakinkan Daisy jika semuanya akan baik-baik saja walaupun mereka pergi bersama, akhirnya Niall berhasil meluluhkan hati wanita itu. Kedua insan manusia itu bisa melihat kebahagiaan di wajah anak-anak mereka.

Niall tidak menyangka jika Daisy mampu berkata seperti itu kepada Barbara—berbicara dengan kasar. Dia tidak mencoba untuk membela Barbara atau menyalahkan Daisy karena secara mental ada perang dingin yang bergejolak di antara kedua wanita itu dan kau tahu siapa yang harus disalahkan untuk itu. Ada kebencian dalam tatapan Barbara terhadap Daisy begitu pun sebaliknya. Mereka saling menatap dengan penuh kebencian seakan jika ada celah maka mereka sudah akan saling membunuh. Niall terus memikirkan kejadian itu dan itu tentu sangat mengganggunya.

Di saat Niall memikirkan tentang dirinya, Daisy justru berperang dengan perasaannya sendiri. Ini salah, mereka pergi bersama itu salah. Mereka bermalam bersama juga salah. Bagaimana Barbara bisa tidak mengetahui jika mereka telah menghabiskan waktu bersama semalaman?

Daisy hanya bisa menatapi jalanan melalui jendela di sampingnya sambil mendengarkan celotehan kedua anaknya di kursi belakang.

"Kita sampai!"

Suara itu membuat Daisy tersadar dari pemikirannya. Dia menegakkan tubuhnya dan bersiap untuk turun menyusul kedua anaknya yang sudah terlebih dahulu turun dan berlari menuju teras rumah itu tanpa keraguan. Saat dia hendak membuka pintunya, tangan Niall menahan miliknya. Secara naluri itu membuat Daisy menoleh kepada pria di sampingnya.

"Ini akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja." Bisik Niall lembut.

Daisy mengangguk pelan. "Aku tahu." Ucapnya lirih.

"Bisakah kita melakukan ini dengan normal? Bisakah kita menyingkirkan ego kita untuk saat ini saja? Bisakah kita memperkecil jarak yang telah membentang luas di antara kau dan aku?" tanya Niall. Ada keputusasaan dalam nada bicaranya dan Daisy bisa membaca itu. "Sesungguhnya aku ingin..."

Melihat Niall yang terdiam dan membiarkan kalimatnya menggantung di udara membuat Daisy meyakinkan pria itu jika mereka bisa mencobanya. "Kita bisa mencobanya."

"Aku bisa melihat kekhawatiran di matamu. Apa yang kau khawatirkan?" tanyanya.

"Hal yang akan dilakukan Barbara kepada putriku." Ucap Daisy lirih.

Niall membawa satu tangannya lagi untuk menggenggam tangan wanita itu. "Kau tidak perlu khawatir—"

"Aku patut khawatir, Niall. Kau tahu apa yang telah terjadi kepada Angel dan bagaimana sikap Barbara tadi dan... dan ibumu mengatakan sesuatu kepadaku."

"Apa? Katakan padaku."

Daisy menelan ludah, membuang muka ke arah lain dan mencoba menghentikan pembicaraan itu. "Lupakan saja."

"British, bicara padaku. Jangan mencoba menyembunyi—"

"Irish, please..." Daisy menatap Niall nanar. Tatapan matanya mengisyaratkan jika dia lelah dan tidak ingin membicarakan itu lebih lanjut. Atau di sisi lain, tatapan itu membuat siapapun yang menatapnya akan merasa iba. Selama beberapa detik pandangan mereka terkunci pada kedua mata satu sama lain. "Please?"

"Okay."

Mereka berdua menyusul si kembar yang sudah terlebih dahulu memasuki rumah kediaman keluarga Styles itu. Di depan pintu ada seorang asisten rumah tangga yang sedang menunggu mereka.

"Selamat datang." Ucap wanita itu ramah—asisten rumah tangga keluarga Styles.

"Apa Harry ada di rumah?" tanya Niall.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang