#36 - Night stand

736 124 60
                                    

New York City

Daisy membuka pintu rumahnya dan dia disambut dengan putranya yang sedang tertidur di sofa. Daisy menggelengkan kepalanya sambil tersenyum karena bocah itu bahkan belum melepas sepatunya dan tasnya berada di lantai. Daisy menghampiri Apple dan berlutut di hadapannya.

Oh, putraku. Dia pasti sangat kelelahan. Daisy mengusap kepala Apple.

Daisy melepas sepatu Apple dengan sangat berhati-hati supaya bocah itu tidak terbangun kemudian membawa tas bocah itu ke dalam kamar. Dia menaruh tas itu di meja namun saat dia hendak keluar, dia mendengar suara getaran—sepertinya ponsel. Dia memeriksa ponselnya di dalam tas namun itu bukan miliknya. Dia kembali kepada tas Apple dan mencari benda kecil itu. Ada sebuah panggilan masuk ke ponsel Apple.

Dave?

"Halo?" sapa Daisy.

"Halo, Apple? Eh Tante, he-he." Dave tertawa.

"Ada apa, Dave?"

"Tante, Apple mana?"

"Dia sedang tidur, sepertinya dia sangat lelah. Ada apa?" tanya Daisy.

Dave tampak mendengus. "Dia tidur? Pantas saja dia tidak menjawab teleponku. Kami berencana pergi ke taman dan melihat gadis-gadis di sana." Ucap Dave.

Daisy mengerutkan keningnya mendengar ucapan bocah sepuluh tahun ini. Bocah-sepuluh-tahun. "Pergi ke taman dan melihat gadis-gadis?" Daisy mengulang ucapan Dave.

"Eh... tidak, Tante. Hanya bersepeda ke taman."

Daisy tersenyum. "Dan melihat gadis-gadis?" goda Daisy.

"Yang itu bisa dihapus, Tante."

Daisy menarik kursi belajar Apple dan duduk di atasnya. "Pergi ke tamannya lain kali saja. Apple sedang tidur."

"Oke. Tante, apa yang terjadi dengan Apple sih?" tanya Dave.

Lagi, kening Daisy berkerut. "Apa yang terjadi dengan Apple? Memang kenapa? Ada apa dengannya?"

"Tante, dia itu normal atau tidak sih?"

Hey! Pertanyaan macam apa itu? "Apa maksudmu?"

"Tante, begini ya. Gadis-gadis... ralat, anak perempuan di sekolah, mulai dari yang sekelas bahkan yang kakak kelas dan dari Secondary school sebelah, mereka mendekati—mencoba mendekati Apple. Mereka meminta nomor ponselnya atau ID social media-nya, tapi tebak apa yang Apple katakan?" ucap Dave.

"Apa?"

"Dia hanya tersenyum dan bilang, aku tidak memiliki ponsel dan akun social media." Ucap Dave dengan kesal. "Dia sinting, kan? Bahkan, saat aku yang memberikan nomor ponselku kepada mereka... tebak apa yang terjadi?"

"Mereka menghubungimu?" Daisy menebak sekenanya.

"Yaps! Mereka menghubungi aku untuk menanyakan Apple." Dia mendengus kesal. "Tante beri makan apa Apple itu? Sepertinya pesonanya sangat luar biasa."

Daisy terkekeh. Dia menahan diri untuk tidak tertawa terbahak-bahak. Lagi, bocah ini masih sepuluh-tahun. "Dia memakan seperti apa yang kau makan."

"Ada yang berbeda, Tante."

"Dave, suatu saat nanti akan ada gadis yang mengubungimu untuk menanyakan kabarmu, oke. Lupakan soal itu dan biarkan Apple melakukan apa yang dia ingin lakukan dan menurutnya benar." Ucap Daisy.

"Aku belum selesai bercerita, Tante. Mengapa Tante ingin sekali mengakhiri obrolan ini?" nada bicara Dave terdengar begitu kesal.

Daisy tersenyum. "Oke, lanjutkan."

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang