#45 - Disappointed

264 68 31
                                    

Welcome baaaack!!

I couldnt believe, i finally can write again after this loooooong hiatus. 😅😆

Who misses me? Ahaha

***

"La la la, aku senang sekaliiii." Angel bersenandung seraya memasukkan beberapa pakaian ke dalam kopernya.

Niall melewati kamar puterinya itu dan melihat betapa bahagianya Angel saat ini. Pembagian hasil ujian dilaksanakan besok, dan Angel akan terbang ke New York keesokan harinya. Dan pria ini belum tahu apakah dia akan menemaninya atau tidak.

"Aku tidak sabar untuk segera bertemu Mommy dan saudaraku yang paling menyebalkan." Ucap Angel dan suara itu pula yang membuat Niall kembali tersadar dan Angel sedang berdiri di sana—di samping tempat tidurnya dengan koper yang telah tertutup rapi.

Niall melangkahkan kakinya memasuki kamar itu, lalu duduk di tepi tempat tidur yang lain—tempat tidur Apple—andai dia di sini. Niall menyesap kopinya, "Berapa koper yang akan kau bawa?" tanya Niall.

"Satu." Jawab Angel singkat.

Niall menatap puterinya itu bingung, "Hanya satu? Tidakkah itu kurang untuk sebuah liburan yang panjang?"

"Aku ini akan pergi sendiri, Dad. Aku akan kesulitan untuk membawa barang-barangku jika aku membawa banyak barang." Jawab Angel.

Dia benar.

"Lagi pula, aku akan meminta Mommy membelikanku beberapa pakaian saat aku tiba di sana, aku yakin Mommy tidak akan keberatan." Ucap Angel lagi.

Tentu saja tidak. Wanita itu bahkan rela menjual barang kesayangannya untuk membelikan barang yang kau mau.

"Terdengar seperti ide yang bagus. Datang dengan satu koper dan kau bisa kembali dengan lima koper. Bagus, Angel." Ucap Niall sarkastik.

Sial. Gerutu Angel dalam hati. Padahal yang aku mau adalah Daddy akan bersedia pergi bersamaku dan membawakan barang-barangku. Ah sudahlah, Holy sudah lebih dulu berada di daftar liburan panjangnya. Angel menatap ayahnya nanar lalu menghembuskan napas berat yang panjang. "Ha-ha." Sial, hanya senyum datar yang terkesan dibuat-buat itu yang bisa keluar dari mulut gadis kecil ini.

Niall bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri puterinya itu dan memberinya sebuah pelukan. "Maafkan Daddy yang tidak bisa mengambil bagian dari liburan panjangmu kali ini. Kau memilih untuk bersama Mommy-mu dan tidak ada yang bisa Daddy lakukan untuk itu."

Kau bisa, Dad. Jerit hati kecil Angel. Kau hanya tidak ingin melakukannya.

"Kami sudah memilih jalan hidup kami masing-masing. Kau tidak senang dengan Barbara tapi Daddy tidak bisa mengubah apapun tentang itu—tidak sampai Daddy berpisah dengannya. Dan jika kau menginginkan kami kembali—Daddy dan Mommy, kesempatannya begitu kecil. Dia sudah bahagia dengan pasangannya sekarang." Dan jika dia telah mengikat diri dengan pria itu, maka tidak ada yang bisa aku lakukan lagi.

"Aku berharap Tuhan akan mengembalikan orangtuaku." Bisik Angel.

Niall mencium puncak kepala puterinya. "Itu yang selalu Daddy katakan dulu tapi Tuhan tidak pernah melakukannya."

Angel bangkit dan melepas diri dari pelukan ayahnya. "C'mon, Dad! Mengapa jadi terasa sedih seperti ini. Aku hanya akan pergi liburan dan aku akan kembali setelah itu—kembali ke sini." Ucap Angel. "Karena aku tidak bisa meninggalkan Nana dan membiarkannya hidup sendirian." Tambah Angel lagi.

"Daddy pikir akan karena Daddy." Protes Niall.

Angel tersenyum miring. "Dan Daddy juga."

***

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang