#59 - Still

243 43 68
                                    

Budayakan vote sebelum membaca gaes karena vote cuma butuh satu detik, bacanya paling lama sepuluh menit tapi aku nulisnya bisa tiga sampe empat jam. So, konten gratis ini cuma butuh vote dan komen sebagai apresiasi. 

Get your heart ready.

Watch the video on mulmed first. Tbh, that's my fav song of HBW and this chapter is my fav I've been writing so far. x

***

Aku akan membuatmu melupakan Daniel sekarang. Batin Niall saat dia melihat Daisy sedang duduk di dekat jendela sedang menatap keluar dengan sebuah buku dan pena di kedua tangannya.

Niall mencari cara bagaimana mencairkan suasana di antara dirinya dan Daisy; bagaimana cara memulai pembicaraan yang tepat. Dia tahu jika Daisy sedang tidak baik-baik saja sekarang. Niall melirik piano yang terletak tidak jauh dari tempat Daisy duduk. Pun pria itu menghampiri Daisy dan duduk di kursi lain.

"Bisa kukatakan jika itu masih jadi tempat kesukaanmu untuk mencari inspirasi." Ucap Niall yang mana membuat Daisy sedikit terkejut.

Wanita itu menoleh lalu tersenyum tipis. "Maybe?"

"Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu." Ucap Niall lalu bangkit dari kursinya dan berpindah duduk di hadapan pianonya.

Niall mulai menekan tuts piano dan Daisy masih memandanginya dari tempatnya. "Kau akan membangunkan para tetangga, Niall." Ucap Daisy, mengingat ini sudah pukul sepuluh malam.

Niall berhenti memainkan pianonya lalu melirik Daisy dengan tatapan hangat kemudian tersenyum. "Aku sudah menempatkan piano ini di tempat yang sangat bagus di rumah ini sehingga aku bisa memainkannya kapan saja tanpa mengganggu siapa pun." Jawabnya. "Tidak perlu khawatir." Tambahnya lagi.

"So tell me you want it,, we're thousand miles away from the day we started..."

Daisy terdiam saat nial mulai memainkan pianonya dan bernyanyi.

... if honesty means telling you the truth, well, I'm still in love with you." Niall mengakhiri lagu yang ia nyanyikan dengan penuh penghayatan. Sementara Daisy tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria di hadapannya.

Niall tersenyum, "Kau suka lagunya?"

Daisy masih terdiam.

"Itu benar." Ucap Niall lagi seakan mengerti apa yang ada di dalam pikiran Daisy dan wania itu masih tidak bergeming di tempatnya. "Lagu ini benar, dan kenyataan tentang lirik lagunya juga benar."

Daisy masih tidak tahu harus menjawab apa. Pikirannya kembali ke masa-masa itu. Masa dimana teman-teman dekatnya mengiriminya lagu yang baru saja Niall nyanyikan; lagu yang orang-orang bilang ditulis untuknya. Beberapa tahun silam dan Daisy masih mencoba untuk mengingkari kenyataan itu sampai akhirnya kali ini ia mendengar secara langsung dari mulut si penulis lagu.

"Kau mau dengar yang lain?" tanya Niall lagi.

Daisy menggeleng, "Jadi, itu benar?"

Niall mengangguk seakan tahu kemana arah topik pembicaraan Daisy. "Tentu. Apa yang orang-orang itu katakan adalah benar." Jawab Niall. "Namun kau tidak mau menerima kenyataannya, paket yang kukirimkan untukmu bahkan tidak kau buka."

Daisy kembali terdiam. Wanita itu bangkit dari tempatnya dan berjalan mendekati Niall. Pria itu seakan tahu apa yang akan dilakukan Daisy, pun dia bangkit dari tempatnya lalu Daisy duduk di sana. Wanita itu mulai menekan tutsnya seraya memejamkan matanya.

"You say I'm loved when I can't feel a thing." You are. Bisik Niall. Pria itu melingkarkan tangannya di tubuh Daisy dan memeluknya dari belakang dan tidak ada penolakan.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang