"Halo, Daddy?" ucap Angel di telepon.
"Ya, sayang?" jawab seseorang di seberang sana.
"Daddy, apakah hari ini Daddy akan datang ke rumah Nana?" tanya Angel.
"Ya, Daddy akan ke sana. Memang kenapa?"
Bibir Angel bergetar menahan tangis. "Daddy harus memarahi Finn dan Apple saat Daddy datang." Suaranya terdengar bergetar.
"Mengapa Daddy harus melakukan itu?"
Air mata Angel mulai menetes dari matanya menuruni pipi merahnya. "Tadi pagi, Finn dan Apple bermain laptop milik Finn, saat aku menghampiri mereka, mereka tidak mau meminjamiku, semenit saja tidak boleh bahkan, aku hanya ingin melihat dan mereka langsung menutup layarnya. Mereka jahat padaku, Dad."
Niall tersenyum di seberang telepon. "Mereka berani melakukan itu kepada Putri Angel, ya? Nanti Daddy marahi mereka, ya. Awas saja. Sudahlah, jangan menangis."
"Dad, Apple bahkan punya komputer di kamarnya, dia bercerita. Aku meminta kepada Mommy apakah aku bisa memiliki laptop seperti Finn dan juga teman-temanku tapi Mommy berkata kalau aku baru saja mendapatkan ponsel dan... dan untuk laptopnya... Dad, aku kesal sekali, Daddy cepat datang, ya." Rengek Angel.
"Iya, nanti Daddy akan ke sana. Sekarang Daddy mau sarapan dulu. Tutup teleponnya."
Angel melirik ke arah pintu dimana ada Daisy sedang berdiri memerhatikannya. "Daddy harus memarahi Finn dan Apple dan katakan kepada mereka untuk tidak mengabaikanku, aku juga ingin bermain."
Niall menggelengkan kepala sambil tersenyum di seberang telepon. "Iya, sayang, iya. Daddy akan tutup teleponnya dan memakan sarapan Daddy, dengan begitu Daddy bisa segera ke sana untuk memarahi Finn dan Apple, ya. Sampai jumpa."
"Sampai jumpa."
Daisy memasuki ruangan sesaat setelah Angel berbicara dengan Niall di telepon. Dia duduk di samping Angel yang sedang melipat kedua tangannya di dada dan mengerucutkan bibirnya. Daisy mengusap kepala gadis kecil itu dan menyibakkan rambutnya sehingga dia bisa melihat luka yang hampir mengering sempurna.
"Apakah luka ini masih sakit, hmm?" tanya Daisy.
Angel menggeleng. "Tidak." Ucapnya ketus.
Daisy tersenyum. "Kau marah pada Mommy karena Mommy tidak membelikanmu laptop, ya?"
Angel membalikkan tubuhnya sehingga dia menghadap Daisy sekarang. "Tidak, bukan karena itu tapi karena Mommy tidak membelaku dan memarahi Finn dan Apple yang tidak mau berbagi denganku. Jadi, aku menyuruh Daddy yang melakukannya." Ucapnya dengan begitu polos.
"Hmm, putri kecil Mommy seorang pengadu rupanya."
"Bukan begitu, Mom." Ucap Angel. Angel meraih ponselnya dan mulai menyentuhnya dengan jarinya. "Mom, lihat! Aku baru saja membuat akun instagram."
"Oh, ya? Mana Mommy ingin lihat." Ucap Daisy seraya mengambil ponsel yang diserahkan kepadanya oleh Angel. "AngelicaKim?" Daisy mengerutkan keningnya.
"Kenapa ekspresi wajah Mommy seperti itu?" tanya Angel.
Daisy menatap Angel dengan kening berkerut. "Mengapa tidak angelicahoran?"
"Memang tidak boleh?" Angel menatap Daisy dengan bingung.
Daisy tersenyum simpul. "Tidak apa-apa. Tentu boleh."
Daisy memerhatikan akun milik putrinya itu. Foto pertama yang Angel unggah adalah fotonya bersama Niall, Daisy dan Apple saat mereka masih kecil, entah Angel mendapatkan foto itu dari mana tapi foto itu sangat lucu dan penuh dengan kenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.