London City
“Angel?”
Gadis kecil itu menoleh ke sumber suara dan menemukan pria berbadan tinggi di sana. “Hi!” gadis kecil itu mengembangkan sebuah senyuman di wajahnya.
“Apa yang sedang kau lakukan di sini?”
Angel mengelus seekor anak anjing dalam pelukannya. “Anjingku sakit.”
“Kau memelihara anjing? Daisy alergi anjing, bukan?”
Angel mengangguk. “Ya, tapi Mommy tidak di sini, aku butuh teman setia, Uncle.”
“Oh, begitu.”
“Apa yang Uncle Harry lakukan di sini?” tanya Angel.
Pria itu—Harry menunjukan plastik yang dia bawa. “Aku baru saja membeli makanan untuk anjing di sana dan aku melihatmu.” Harry menunjuk sebuah pet shop yang letaknya beberapa blok dari dokter hewan itu—tempat di mana dia berdiri sekarang. “Apa kau mau makanan anjing juga?”
Angel menggeleng pelan. “Tidak, Uncle, aku masih punya.”
“Dan hey, mengapa kau memakai kacamata hitam?” tanya Harry.
Angel tertawa—mencoba untuk tertawa yang mana terdengar seperti dipaksakan. “Mataku sakit, Uncle.” Dustanya.
“Apa kau sudah menemui dokter?”
Angel mengangguk pelan. “Ya.” Dia kembali berbohong.
“Apa kau mau aku traktir es krim?” tanya Harry.
Angel menggeleng pelan. “Tidak perlu, Uncle. Aku sepertinya sedikit demam.”
“Hey! Kau demam dan pergi sendirian malam-malam begini tanpa mengenakan jaket? Di mana Niall?”
Angel mencoba tersenyum. “Dia akan menjemputku, Uncle. Dia mengantarku tadi, tapi karena ada urusan maka dia meninggalkanku dan akan menjemputku lagi nanti.” Dia kembali berbohong.
Harry mengangguk. “Baiklah, apa kau yakin aku tidak perlu mengantarmu pulang?”
Itu bukan ide yang bagus. “Tidak, Uncle, aku akan tunggu Daddy di sini.”
“Baiklah kalau begitu, Darcy sudah menungguku di rumah. Kau jangan pergi ke mana-mana, nanti Niall tidak bisa menemukanmu. Tetaplah di sini sampai Niall menjemputmu, oke?”
Angel mengangguk pertanda mengerti. “Iya, Uncle tidak perlu khawatir.”
“Baiklah, sayang, sampai jumpa lagi.” Harry melambai seraya berbalik dan berjalan meninggalkan gadis kecil itu menuju mobilnya. Harry membunyikan klakson saat Harry melewati gadis kecil itu lagi.
Angel berdiri di sana cukup lama sampai mobil Harry menghilang dari pandangannya. Saat dia pikir Harry sudah tidak dapat melihatnya lagi, dia mulai melangkahkan kakinya berjalan menyusuri trotoar sambil terus memeluk anjingnya dengan erat—setidaknya itu bisa sedikit menghangatkannya. Dia tidak tahu ke mana dia akan pergi tapi yang dia tahu adalah dia tidak ingin pulang—tidak selama Barbara masih di sana. Dia mulai terganggu dengan ponselnya yang terus-menerus bergetar di dalam tasnya.
45 missed call dari ayahnya dan beberapa pesan dari nananya.
From: Mr. Potato <3
7.40 PM
Kau di mana? Daddy akan menjemputmu.From: Mr. Potato <3
7.52 PM
Angel, jawab teleponnyaFrom: Mr. Potato <3
8.10 PM
Angel, Daddy mohonFrom: Mr. Potato <3
8.31 PM
Kau membuat Daddy khawatirTo: Mr. Potato <3
8.47 PM
Tidakkah Daddy memiliki kesibukan lain selain mencoba ratusan kali untuk menghubungiku? Berhenti membuang waktu Daddy.
Aku baik-baik saja dan aku bisa menjaga diriku sendiri. Tidak perlu khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomplete 2
RomanceBOOK 2: Almost. He waits with all his dreams. He knows her heart. He's almost there. [Highest rank #2 out of 3.39k stories in niallhoran | 9-12.8.20] Copyright © 2016-2020 by juliamulyana. All Rights Reserved.