#32 - Shadows

648 122 17
                                    

London city

"Angel, tolong ajak Holy bermain sebentar, aku sedang membuatkan bubur untuknya!" teriak Barbara saat mendengar putrinya menangis dengan begitu keras. "Angel!" teriaknya lagi saat tangisan Holy semakin keras.

Barbara bergegas naik ke lantai atas untuk melihat putrinya saat dia telah selesai membuat makanan untuk bayi itu. Dia melihat putrinya sedang berdiri sambil menangis di kotak tempat tidurnya di ruangan itu, Barbara mengangkat putrinya dan menggendongnya untuk meredakan tangisannya.

"Angel..."

"Maaf, Nyonya tapi Angel tidak di sini." Ucap seseorang yang mengenakan baju seorang perawat—dia adalah baby sitter yang membantunya merawat bayinya.

Barbara terdiam namun sedetik kemudian dia tersadar, "Kau dari mana saja?! Holy menangis sejak tadi." Ucap Barbara ketus.

"Maaf, aku baru saja membawa semua baju kotor milik Holy ke ruang laundry." Ucapnya.

Barbara duduk di sofa—masih mencoba menenangkan Holy yang sudah sedikit lebih tenang. "Suapi Holy, aku ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan." Ucap Barbara seraya menidurkan Holy di sofa itu dan setelah perawat itu berdiri di samping Holy barulah ia bangun dan pergi meninggalkan Holy menuju kamarnya.

"Kau mau ke mana?" tanya Barbara saat melihat Niall tengah bersiap mengenakan kemejanya. Barbara membantu Niall mengancingi kemeja itu.

Niall menyisir rambutnya dengan jari-jemarinya. "Angel memintaku untuk menjemputnya di sekolah." jawab Niall.

"Mengapa Angel harus pergi dari rumah ini? Aku merasa kesepian tanpanya." Ucap Barbara dan pernyataan itu membuat Niall terdiam.

Benarkah? "Kau merasa kesepian karena tidak ada yang bertengkar denganmu, ya?" ucap Niall.

Barbara menundukkan kepalanya. "Tidak, bukan begitu."

"Lalu?" Niall menaikkan sebelah alisnya. "Kau tahu, aku dan Daisy adalah orangtuanya dan kami telah memutuskan apa yang menurut kami terbaik. Melihat hubunganmu dan Angel yang kurang baik, aku tidak berpikir jika dia tetap tinggal di sini adalah keputusan yang terbaik."

Barbara duduk di tepi tempat tidur. "Bukankah itu normal—maksudku hubungan kami akan membaik seiring berjalannya waktu, aku adalah orang baru di kehidupan Angel dan dia membutuhkan waktu untuk bisa menerimaku."

"Aku tidak berpikir itu normal. Apakah menurutmu waktu setahun itu adalah waktu yang singkat untukmu bisa beradaptasi dengan Angel? Aku bisa melihat Angel mulai bisa menerimamu, tapi justru kau yang tidak bisa menerimanya." Ucap Niall. "Aku harus menjemputnya, sampai jumpa."

Dengan itu Niall meninggalkan Barbara yang masih terdiam. Niall memasuki mobilnya dan melihat jam yang melilit di pergelangan tangannya. Masih sekitar dua jam sampai sekolah Angel usai. Niall berencana untuk berbicara dengan guru Angel perihal sikap putrinya itu di sekolah. Dia teringat pesan Daisy untuk sebisa mungkin menyempatkan waktu untuk berbicara dengan gurunya Angel.

"Niall." Seseorang mengetuk kaca mobilnya.

Niall menoleh ke samping dan menemukan Barbara berdiri di sana. Dia menurunkan kaca mobilnya. "Ada apa?"

"Apa kau bisa mampir ke apotek untuk membeli... mmm... pil?"

Diam. Dia tidak mau ke apotek untuk membeli pil. "Apa kau begitu membutuhkannya sekarang?" tanya Niall.

Barbara mengangguk. "Ya, aku takut aku akan lupa membelinya, selagi aku ingat sekarang kenapa tidak."

Niall menggerakkan kepalanya ke samping—mengisyaratkan Barbara untuk masuk ke dalam mobil. "Masuklah, aku akan mengantarmu ke sana."

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang