#53 - Canny

177 37 20
                                    

New York City

"Niall mengundangku ke Los Angeles." Ucap Daisy seraya menuangkan teh ke dalam gelas yang tepat berada di hadapan Daniel-kekasihnya.

Daniel menatap wanita yang berada tepat di hadapannya. "Lalu kau menerimanya?"

Daisy menuang teh ke dalam gelasnya sebelum meletakkan tekonya di tengah meja lalu duduk di hadapan pria itu. "Aku meminta pendapatmu?"

Daniel terus menatap wanita di hadapannya. Aku mengatakan tidak maka kau tidak akan senang. "Kupikir itu ide bagus."

Daisy tersedak minumannya mendengar jawaban Daniel.

Daniel segera bangkit dari kursinya dan membantu Daisy. "Hey, you okay?"

Daisy mengangguk. "It's okay." Jawab Daisy. "You okay with that?" tanyanya.

Daniel tidak tahu harus menjawab apa. Dia sungguh tidak baik-baik saja namun dia tidak ingin terlihat seperti membatasi wanita itu. jika dia katakan ia baik-baik saja maka ia sedang berbohong. "Ya, ya, I'm okay."

"Aku tidak yakin." Ucap Daisy.

Daniel hanya terdiam mendengar ucapan Daisy.

"Hey, bagaimana jika kau ikut?!" seru Daisy.

Daniel semakin dibuat terkejut dengan sikap Daisy sehingga ia tidak mampu mengucapkan apapun. Apa yang terjadi dengan wanita ini?

"Kau berencana membawa anak-anakmu ke Irlandia, kan? Sebelum itu, kupikir kita bisa berlibur bersama ke LA, mungkin ke beberapa tempat di sana. Aku ingin kau menghabiskan waktu dengan putriku juga." ucap Daisy menjelaskan.

Jadi, ini tentang putrinya? "Putrimu?" tanya Daniel.

Daisy mengangguk, "Dia menghabiskan banyak waktu dengan istri dari ayahnya, kupikir kita bisa menghabiskan waktu bersama juga, denganmu dan aku." Jawabnya. "Aku hanya berpikir jika Niall mencoba semampunya untuk mengakrabkan putri kami dengan pasangan barunya, lalu mengapa aku tidak?"

Daniel semakin dibuat heran dengan ucapan kekasihnya. "Das..." Daniel bahkan tidak mampu menyelesaikan kata-katanya.

"C'mon, pasti menyenangkan." Ucap Daisy. "Ayolah, kali ini saja." Rengek Daisy.

Daniel mengedarkan pandangannya ke sekeliling berharap ada yang bisa menyelamatkannya dari situasi ini. Entah mengapa pria itu merasa ada yang salah dengan ini. Bukan karena dia tidak ingin menghabiskan waktu dan mengenal Angel lebih dekat. Hanya saja ini terasa sedikit aneh. Ini bukanlah Daisy yang ia kenal-pikirnya.

"Baiklah." Jawab Daniel setelah berpikir cukup lama.

Daisy tampak tersenyum lebar, "Terima kasih." Wanita itu memeluk kekasihnya dan Daniel membalas pelukan itu.

Aku tahu kau terkejut dengan ini. Aku hanya ingin membuatmu merasa lebih penting dalam hidupku. Aku yakin Angel sudah bisa menerimamu. Batin Daisy.

"Terima kasih." Bisik Daisy.

Daniel memejamkan matanya dan meletakkan dagunya di puncak kepala Daisy. "Terima kasih?"

"Terima kasih telah di sisiku saat masa-masa terburukku." Ucap Daisy dengan begitu lembut. "Aku tidak tahu bagaimana jadinya aku jika kau tidak hadir dalam hidupku. Aku pasti sudah sangat hancur dan tidak di sini sekarang."

"Sshhhh... berhenti merasa tidak berguna. Kau lebih dari apa yang mereka pikir."

Daisy mempererat pelukannya. "Terima kasih banyak."

"Terima kasih juga sudah menerimaku di kehidupanmu." Balas Daniel.

Los Angeles

"Kau tidak akan pergi ke mana pun." Ucap Barbara.

Incomplete 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang